Mendadak Istri

Mendadak Istri
Part 35


__ADS_3

"Vanno sedikit demi sedikit bisa mengatasi traumanya untuk dekat dengan wanita. Namun, tetap saja dia selalu berusaha menghindar dan bersikap ketus. Mommy takut jika dia terlalu banyak berinteraksi dengan laki-laki saja dia akan menjadi belok."


"Maafkan mommy ya Ta, mommy melakukan ini semua demi Vanno. Mommy memang memaksa Vanno menikahimu, tapi mommy benar-benar sayang padamu." kata mommy sambil memeluk Retta.


"Maafkan Retta juga Mom. Reta tidak tahu masa lalu mas Vanno hingga menyebabkan trauma seperti itu. Retta berjanji akan membantu mas Vanno untuk sembuh dari traumanya" jawan Retta.


Flashback off


Retta masih menunggu taxi online di halte. Beberapa saat kemudian, sebuah taxi online berhenti di depannya. Setelah memastikan itu taxi pesanannya, Retta segera naik. Perjalanan cukup macet hari itu, ditambah lagi gerimis masih melanda.


Drrttt… drrttt...drrtt.


Baru sekitar lima belas menit perjalanan, telepon Retta berbunyi. Setelah memastikan id caller di ponselnya, Retta segera menggeser ikon berwarna hijau tersebut.


"Assalamualaikum Mom, Mommy sudah sampai?" tanya Retta ketika panggilan sudah terhubung.


"Walaikumsalam. Ini masih di bandara Ta, Vanno sudah berangkat apa belum? kenapa lama sekali. Daddy dan mommy sudah hampir satu jam menunggu." kata mommy di seberang sana.


Deg.


Retta mulai panik. Dia mulai berpikir yang tidak-tidak. Kemana mas Vanno? kenapa belum sampai? pikirnya.


"Ta?, kamu masih disana?" tanya mommy ketika Retta tidak merespon pertanyaannya.


"Aahh i-iya Mom," jawab Retta. "Mas Vanno harusnya sudah berangkat sekitar dua jam yang lalu. Mas Vanno bilang dia tidak ikut bimbel hari ini Mom, jadi bisa langsung berangkat ke bandara.'' lanjut Retta.


"Aahh baiklah, mungkin masih di jalan, macet." kata mommy. "Kamu sudah di rumah?"

__ADS_1


"Ini masih di jalan Mom, sebentar lagi sampai kok." jawab Retta.


"Baiklah, kamu hati-hati ya sayang. Mommy tutup dulu. Assalamualaikum."


"Waalaikumsalam."


Tut. 


Retta masih memegang ponselnya. Dia berniat untuk menghubungi ponsel suaminya. Ketika masih mencari nomor suaminya, tiba-tiba ponselnya berdering. Ada panggilan dari nomor tak dikenal.


Retta segera menggeser ikon berwarna hijau tersebut. "Hallo, selamat sore." Sapa Retta ketika panggilan sudah terhubung.


"Selamat sore. Maaf, apakah ini kerabat dari saudara Greyvanno Alexander Geraldy?" tanya si penelepon.


Retta mengernyitkan dahi. Dari mana dia tahu nomor teleponnya. Batinnya.


"Oh begini Bu, saya ingin memberi tahu, saudara Vanno mengalami kecelakaan di jalan xxx. Saat ini, saudara Vanno sudah dibawa ke IGD RS Cempaka." 


Deg. 


"A-apa?!" tanya Retta. "Ba-bagaimana keadaan suami saya sekarang pak?" lanjutnya sambil terisak.


Jantung Retta seakan berhenti berdetak beberapa saat. Namun, beberapa saat kemudian disusul detak jantung dua kali lebih cepat dari sebelumnya. Dadanya terasa nyeri. 


"Masih di IGD Bu. Saya belum tahu. Ibu bisa datang ke sini segera kan?" tanya bapak itu lagi.


"I-iya pak. Saya akan segera kesana. Terima kasih." kata Retta.

__ADS_1


Tut. Retta menutup teleponnya.


Air mata tanpa permisi langsung jatuh ke pipinya. Retta menangis sesenggukan sambil memegangi dadanya yang terasa sakit. Supir taxi online yang memperhatikan sedari tadi bingung.


"Mbak, apa mbaknya baik-baik saja?" tanya pak supir.


Retta tersadar. Dia masih di dalam taxi menuju rumahnya. Dia segera menghapus air matanya. 


"Ma-maaf pak. Su-suami saya kecelakaan. Sekarang sedang ada di rumah sakit. Bisakah kita langsung ke rumah sakit Cempaka pak?" tanya Retta.


"Bisa mbak. Kita langsung kesana saja." Kata pak supir.


Retta segera memberitahu Mommy. Mommy menangis histeris di bandara. Untung ada daddy yang berada di sampingnya dan mengambil alih telepon mommy. Mommy dan daddy memutuskan segera menuju rumah sakit Cempaka. 


.


.


.


.


.


\=\=\=\=\=


Masih ada yang mau lanjut?

__ADS_1


__ADS_2