
__ADS_3
Sementara itu, di tempat lain, Vanno segera pergi menuju ke tempat Axcell setelah mendapat arahan dari Hansen. Vanno juga sudah menghubungi driver ojek online yang telah dipesan Retta tadi pagi.
Dari driver tersebut, Vanno mengetahui jika Retta telah dibawa pergi oleh dua orang yang mengaku sebagai orang suruhannya. Vanno sangat geram mendengarnya. Dalam perjalanan menuju tempat Axcell, Vanno juga menghubungi daddynya untuk menjelaskan peristiwa penculikan Retta.
Vanno memacu kendaraannya dengan cepat untuk menuju tempat Axcell. Sepanjang perjalanan, Vanno tak bisa berhenti menyalahkan diri sendiri. Dia mengusap wajahnya secara gusar sambil terus menggumamkan sumpah serapah untuk para penculik Retta.
Ketika kendaraan Vanno tengah berhenti di sebuah perempatan untuk menunggu lampu lalu lintas berubah menjadi hijau, ponselnya berbunyi. Diliriknya benda pipih yang berada di kursi samping kemudi tersebut. Nomor tak dikenal, batinnya.
Vanno segera menggeser ikon berwarna hijau pada ponsel tersebut.
"Hallo," kata Vanno ketika sambungan telepon sudah terhubung.
Hening
Hening
Hening
Tidak ada suara yang menyahut di seberang sana.
"Hallo, siapa ini?" tanya Vanno lagi.
__ADS_1
Hening
Hening
Hening
Masih tidak ada suara yang menanggapi pertanyaan Vanno.
Cih. Vanno mendengus kesal dan segera mematikan sambungan telepon tadi. Belum lagi Vanno meletakkan ponselnya pada kursi di sampingnya, ponsel tersebut berbunyi lagi.
Nomor berbeda. Batin Vanno ketika melirik nomor pemanggil dari ponsel tersebut. Vanno tidak menanggapi telepon tersebut. Dibiarkannya ponsel tersebut tetap berbunyi. Dia hanya ingin cepat sampai di tempat Axcell yang hanya berjarak kurang dari empat ratus meter dari lokasinya berada saat ini.
Begitu sampai di tempat Axcell, Vanno segera keluar dari mobil dan berjalan sangat cepat menuju kamar Axcell. Ya, hari ini Vanno pergi ke cafe milik Axcell. Semalam, Axcell memberitahu Vanno jika dia akan menginap di cafe.
"Bagaimana, ada petunjuk?" tanya Vanno sambil berjalan mendekat ke arah Hansen.
"Mobil yang membawa Non Retta menuju luar kota Den. Sepertinya mobil itu menuju sebuah hutan yang terletak di pinggir kota tersebut" kata Hansen.
"Anak buah kamu sudah bergerak?" tanya Vanno.
"Sudah Den. Saya sudah mengerahkan beberapa anak buah saya untuk menyusuri daerah tersebut," jawab Hansen. "Selebihnya, saya juga sudah menyuruh beberapa orang lagi untuk menyelidiki apakah ada keterlibatan penculikan Non Retta ini dengan Angela Kurniawan atau tidak" lanjutnya.
__ADS_1
"lalu?, apa yang kamu temukan?"
"Sementara ini, saya masih belum begitu yakin" jawab Hansen. "Namun, beberapa informasi yang saya peroleh menyebutkan bahwa Angela Kurniawan beberapa kali mengadakan pertemuan dengan dua orang laki-laki dan seorang perempuan di restaurant beberapa hari yang lalu." lanjutnya.
Vanno mengangguk-anggukkan kepala. Dia kembali berpikir apa mungkin benar jika Angela terlibat dengan penculikan Retta. Vanno merasa badannya memanas. Dia merasa ada gejolak amarah yang sangat besar ketika membayangkannya.
Vanno menggertakkan giginya dengan keras, hingga bunyi gemelethuk giginya dapat di dengar oleh Hansen.
Axcell yang mendengar suara orang berbicara di ruang bawah segera turun ke lantai satu. Dia menemukan Hansen dan Vanno tengah berdiskusi. Axcell berjalan mendekati kedua orang tersebut dan segera menarik kursi yang ada di samping tv pada ruangn tersebut.
"Bagaimana?"
.
.
.
.
.
__ADS_1
\=\=\=\=\=
__ADS_2