Mendadak Istri

Mendadak Istri
Side Story MI 2


__ADS_3

"Hallo."


"Hi, Ken. Sudah terima kiriman dariku?"


"Eh?" Seketika Ken menjauhkan ponselnya. Dia tidak mengetahui pemilik nomor tersebut. Namun, Ken merasa sangat familiar dengan suara di seberang sana. "Om Neo?" Ken bertanya untuk memastikan.


"Hehehe, benar. Ini Om. Bagaimana? Sudah menerima kiriman paket dari Om?" Terdengar kekehan tawa dari seberang sana.


Ken hanya bisa berdecak kesal. "Ccckkk, Om apa-apaan kirim hadiah seperti itu. Om Neo kan tau sendiri anak Ken cowok. Mana mungkin pakai atribut cewek seperti itu," Ken masih menggerutu meskipun tengah menggendong Zee.


Lagi-lagi terdengar suara kekehan tawa dari seberang sana. "Om dan tantemu memang sengaja mengirimkan paket itu untuk hadiah pernikahan kalian kemarin. Siapa tau dengan paket itu, kamu akan semakin bersemangat main billiard dengan Gitta. Dan memberikan adik buat Zee. Hehehe."


Ken mencebikkan bibir mendengar perkataan om Neo. "Tanpa hal-hal seperti itu aku juga sudah bersemangat Om," jawab Ken.

__ADS_1


"Hehehe, iya Om juga tahu itu. Om dan tantemu minta maaf karena tidak bisa datang. Kami tidak bisa meninggalkan pekerjaan di sini secepat itu. Jika sampai ada lagi yang bermasalah, Om bisa di kuliti sama daddy kamu."


"Iya, Om. Aku juga mengerti tentang hal itu. Aku hanya minta doanya agar pernikahan kami menjadi pernikahan yang sakinah, mawaddah wa rahmah. Aamiin."


"Aamiin. Om dan tante pasti akan mendoakan kalian."


Setelahnya, obrolan ringan pun dilanjutkan. Saat itu, Om Neo memang sedang berada di Barcelona, Spanyol. Terdapat selisih waktu enam jam antara Jakarta dan Barcelona. Jadi, waktu di tempat om Neo saat ini masih sore.


Tak berapa lama kemudian, Ken mematikan sambungan teleponnya. Dia kembali mengajak Zee jalan-jalan sambil memberikan susu yang sudah disiapkan pada botol susunya. Ken melirik ke arah Gitta yang tengah terlelap. Dia merasa kasihan dengan sang istri yang bisa dipastikan sangat kelelahan karena mengurus Zee yang sedang sakit.


Malam itu, Ken benar-benar menjaga Zee seorang diri. Dia tidak membangunkan Gitta saat Zee tengah merengek. Ken benar-benar bekerja keras malam itu. Dia berhasil menidurkan dan menjaga Zee hingga pagi menjelang.


Gitta yang teebangun saat mendengar suara azan pun menggeliatkan tubuhnya. Dia merasa seolah tempat tidurnya benar-benar lapang. Gitta menoleh ke arah samping, namun tidak menemukan keberadaan sang suami. Hingga kedua netranya menangkap sosok sang suami yang tengah tidur di sofa bed yang berada di dekat box bayi Zee. Bahkan, jari tangan kiri Ken tengah di genggam Zee dengan erat.

__ADS_1


Gitta yang melihat hal itu benar-benar merasa terharu. Dia melihat dua laki-laki kesayangannya tersebut terlelap dengan saling berpegangan tangan. 


Gitya berjalan mendekat ke arah Ken. Dia menundukkan wajahnya tepat di pipi kiri sang suami yang tengah tertidur miring tersebut. Cup. Gitta memberikan sebuah kecupan pada pipi Ken.


Ken yang merasakan hal itu langsung merasa terusik. Dia membuka kedua matanya perlahan-lahan dan mendapati wajah Gitta yang berada sangat dekat dengan wajahnya.


Seketika sebuah senyuman terbit pada bibir Ken. "Inilah duniaku saat ini, dan nanti. Senyuman ini yang akan selalu kurindukan untuk menemani sepanjang hari sampai batas usiaku. Love you, Sayang."


"Love you too, Mas."


Side story MI 2 end.


Untuk informasi cerita lainnya, nanti akan diselipkan disini ya. Terima kasih.

__ADS_1


__ADS_2