
__ADS_3
Dibelakang rumah kediaman Bagas, terapat sebuah taman mini yang memiliki lapangan kecil yang ditumbuhi rumput Jepang. Dulu Bagas berencana untuk membangun kolam renang sederhana atas permintaan putri bungusnya Adinda namun apa daya ia belum bisa mewujudkannya.
Saat ini tampaklah kedua orang laki-laki tampan yang memiliki tubuh gagah dan juga bukan dari kalangan biasa, yang kalau kata putri bungsunya Bagas ini yaitu laki-laki bukan kaleng-kaleng yang sedang saling menatap mengukur kekuatan masing-masing. Rifki adalah seorang Dokter yang dipacari Adinda dari beberapa tahun yang lalu. Kedua keluarga bahkan telah sepakat untuk segera menikahkan keduanya, namun Adinda putrinya ini membatalkannya karena telah terjadi suatu hal. Sedangkan laki-laki yang menjadi lawan Rifki adalah Raka. Raka Candrama anak seorang pengusaha kaya raya yang merupakan Om dari menatunya Gunadarma Candrama.
Raka sangatlah hebat, karena memiliki kecerdasan yang luar biasa. Ia berkerja sebagai Dosen di Universitas Alexsander tempat Adinda melanjutkan kuliah S2nya. Raka telah menamatkan S3nya di luar negeri dengan beasiswa dan bukan biyaya dari Papinya Farhan Cadrama. Bukan itu saja, Bagas juga mendengar dari Ayunda jika Raka memiliki bisnis sendiri dengan usahanya sendiri dan juga tanpa batuan Papinya yang kaya raya itu. Saat ini Raka mengambil alih aset keluarganya dan menjadi Ceo dari hotel, resort dan bisnis poperti.
Memiliki menantu seperti Raka adalah keberuntungan untuk putrinya. Raka telah menemuinya beberapa kali tanpa sepengetahuan Adinda. Ia mengatakan semuanya kepada Bagas apa yang Raka rasakan dan menganggap permintaan Farhan bukan hanya alasan untuknya meminta Adinda menjadi istrinya. Mendengar keinginan Raka yang mempromosikan dirinya itu, membuat Bagas mempertimbangan niat baik Raka dan menyerahkan segalanya pada Adinda. Kebahagiaan Adinda adalah yang paling utama bagi Bagas dan Ratna.
"Saya harap setelah pertandingan ini, kalian tidak ada keributan lagi yang terjadi diluar sana. Putri saya bukan barang yang bisa kalian perebutkan. Siapapun yang menjadi pemenang hanya bisa mendekati putri saya tapi bukan menjadi suaminya, karena semuanya akan menjadi keputusan Adinda!" ucap Bagas membuat Ayunda dan Ratna tersenyum.
"Dinda, wah kamu hebat ya dek. Ada dua cowok tampan yang rela baku hantam kayak gini. Kalau Mbak jadi kamu, Mbak bakalan senang banget rasanya!" ucap Ayunda.
"Jadi kamu senang kalau Mas adu jotoh sama laki-laki yang genitin kamu? kamu pikir Mas nggak tahu apa? teman-teman laki-laki kamu di kampus dan di kantor yang menyukai kamu" ucap Guna membuat Ayunda membulatkan matanya.
"Loh kok Mas Guna jadi ngegas gini ke Ayu?" kesal Ayu.
"Ya udah setelah ini Mas Guna sama Mbak aja berantem biar Dinda yang jadi jurinya!" ucap Adinda.
"Dosa kamu Din kalau ngeliatin Mbak sama Mas Guna berantem!" ucap Ayunda tersenyum jahil membuat Guna ikut tersenyum mendengar nada bicara istrinya.
"Kenapa dosa?" Tanya Adinda.
"Ya iyalah dosa kita hobinya berantem di ranjang, iya kan Masku?" ucap Ayunda memeluk lengan suaminya itu dengan manja.
__ADS_1
"Iya, itu berantem yang bikin nagih" ucap Guna salah tingkah membuat Adinda membuka mulutnya dengan pasangan yang ada disebelahnya ini.
"Dasar mesum" kesal Adinda.
"Nanti kalau kamu udah nikah kamu juga tahu kenikmatan hakiki yang kita maksud! " ucap Ayunda membuat Adinda memutar bola matanya.
Mereka kembali menatap Raka dan Rifki yang saat ini akan segera bertanding. "Peraturannya tidak ada patah mematah tangan dan pemukulan di dada atau bagian kepala dilarang!" ucap Bagas.
"Oke Pa" ucap Rifki. Raka menganggukkan kepalanya tanda setuju.
"Dalam hitungan ketiga, pertandingan ini dimulai! satu...dua...tiga!" ucap Bagas.
Rifki mulai menyerang Raka dengan mengarahkan pukulannya kearah wajah Raka namun Raka bisa menghindarinya dengan mudah. Raka terlihat lebih lincah membuat Adinda dan Ayunda terkejut sedangkan Guna tidak aneh lagi melihat kehebatan Raka. Raka sengaja bermain-main dengan terus menghindari Rifki.
"Om Raja pernah juara pencat silat sepropinsi saat masih SMP, jura dua takewondo sekota saat duduk dibangku kelas dua SMA. Itu Om kalau udah penasaran sama sesuatu dia bakalan berusaha keras banget Yu. Apalagi dulu Kakek mengizinkanya keluar rumah jika ia ingin mengikuti sesuatu yang berguna untuk Om Raka kecuali bermusik. Mas dan Gemal juga mengikuti kelas bela diri dari kami kecil tapi ya, tidak sejago Om Raka. Denger-dengar informasi yang pernah kita cari saat Om menghilang, ternyata Om Raka juga mengenalkan pacak silat diluar negeri dan juga menjadi pengajar pencak silat disana" jelas Guna. Mereka kemudian kembali fokus melihat pertandingan Raka dan Rifki yang terlihat tidak imbang.
"Saya males main-main sama kamu Ki, nanti kamu harus sering latihan ya!" ucap Raka. Ia menggunakan teknik menggunting kaki dan kemudian membuat Rifki terjatuh.
"Satu ya" ucap Raka membuat Rifki kesal dan segera berdiri. Ia menendang Raka dengan cepat namun Raka menangkisnya dengan tanganya lalu ia menyapu kaki Rifki membuat Rifki kembali terjatuh.
"Dua ya dek!" ejek Raka membuat Rifki semakin terpancing emosi.
Rifki melakukan tendangan memutar dan Raka melompat kebelakang untuk menghidari tendangan Rifki. Raka seolah menjaga jarak dari Rifki. Ia menatap Rifki dengan tajam dan kemudian menendang Rifki dengan tendangan yang cukup keras hingga Rifki terjatuh menahan kesakitan diperutnya.
__ADS_1
"Itu balasan untuk kamu karena memukul perut saya dan berselingkuh dari Adinda! saya masih menghargai Om Bagas dan tidak ingin membuat kamu babak belur atau membuat tangan berharga kamu itu terluka!" ucap Raka.
Satu kata yang ingin Guna katakan melihat sosok Raka yang saat ini berada dihadapanya yaitu Raka telah dewasa dengan pemikirannya dan juga tenang. Sebenarnya gerakan Rifki cukup bagus namun Rifki memiliki emosi yang tinggi tidak seperti Raka yang telah terlatih.
"Udah ya, kamu udah kalah!" ucap Raka sama sekali tidak kelihatan kelah seperti Rifki.
"Izinkan saya berbicara dengan Adinda!" pinta Raka sambil memegang perutnya yang kesakitan.
"Boleh tapi berjarak dua meter!" ucap Raka membuat Adinda terbatuk dan Ayunda tertawa terbahak-bahak sama seperti Mamanya yang ikut tertawa.
"No pelukan apalagi ciuman. Kalau kamu mau nggak mau saya bikin wajah kamu itu kayak ondel-ondel kena gebuk!" ucap Raka.
"Om, apa-apan sih!" teriak Adinda.
Raka mendekati Adinda dan menundukan kepalanya agar sejajar dengan wajah Adinda karena tubuhnya yang menjulang tinggi. ia kemudian menyetil dahi Andinda. "Kalau mau cari saingan buat saya itu cari yang levelnya tinggi ya!" ucap Raka yang kemudian mengelus kepala Adinda. "Saya tunggu diteras depan!" ucap Raka membuat wajah Adinda bersemu merah. Raka melangkahkan kakinya keluar dari taman diikuti Bagas, Guna, Ayunda dan Ratna.
Tbc...
votenya nggak naik-naik. Nggak apa-apa deh, yang penting kalian sudah membaca novelku ini dan aku sudah sangat bersyukur dan senang 🙏🙏🙏
Terimakasih banyak...
Nanti aku update Karina dan Alfa ya. Mereka belum berlevel 😄😄😄 jadi harus kerja keras biar semangat ngelanjutin part-partnya.
__ADS_1
__ADS_2