
__ADS_3
Adinda menatap Luna dengan tatapan penasaran apalagi Luna terlihat ingin mendekati Raka. "Om mau kemana?" tanya Adinda saat Raka ingin menjauh darinya dan meninggalkanya dengan Vivian.
"Ada urusan penting yang harus diselesaikan!" ucap Raka.
"Vian titip Adinda!" ucap Raka mengelus kepala Adinda.
"Iya Om!" ucap Vivian.
Raka menyelam kemudian berenang ketepian lalu menaiki tangga. Ia mengambil handuk yang berada didekat Guna. Lastri mendekati Raka sambil tersenyum namun Raka hanya menatapnya datar. Lastri mencoba menyetuh tangan Raka, membuat Raka segera menghindar karena ia tidak memerlukan Lastri untuk berprilaku baik padanya.
"Nak, Mami kesini bawa Luna yang mau ketemu sama kamu! Papi kamu kemana?" tanya Lastri mengedarkan pandangannya mencari Farhan mantan suaminya.
"Papi di Rumah Kak Adit" ucap Raka dingin
"Udah lama perginya?" tanya Lastri namu Raka hanya melirik Lastri sekilas dan ia sibuk mengeringkan rambutnya yang basah dengan handuk yang ada ditangannya.
"Udah lama Bu" ucap Guna berusaha bersikap sopan kepada Lastri karena menghormati Raka.
"Ini pasti Guna, kamu mirip sekali sama Adit saat masih muda!" jelas Lastri berbasa-basi, padahal Lastri pernah bertemu Guna di Rumah sakit beberapa waktu yang lalu saat Farhan masih dirawat di Rumah sakit.
__ADS_1
"Jelas kau pasti ingat Guna yang mirip Kak Adit, bukanya ibu ini yang suka sama Kak Adit? lalu ditolak. Dulu kan cintanya sama Kak Adit bukan sama Papi" ucap Raka dingin.
Guna menghela napasnya, ia sudah mendengar dari Maminya tentang sosok Lastri yang menjadi istri muda Kakeknya. Dulu Lastri sahabat Aditya dan ia menyukai Aditya, namun Aditya menolak pernyataan cintanya hingga membuatnya marah. Lastri merasa sakit hati apalagi saat mendengar Aditya ternyata telah menikahi Elin. Lastri yang berkerja menjadi Asisten Farhan menjebak Farhan hingga memaksa Farhan agar menikahinya. Farhan yang merasa kesepian, sangat marah dengan putra sulungnya dan akhirnya menikahi Lastri.
"Raka, kok kamu gitu sama Mami nak. Mami minta maaf kalau Mami salah, tapi walau bagaimanapun Mami ini adalah ibu kandungmu. Kamu harus tahu nak, saat Mami melahirkanmu Mami mempertaruhkan nyawa Mami demi kamu nak!" ucap Lastri menatap Raka dengan sendu.
"Oke saya memaafkanmu, tapi bisakah kau tidak mengganggu kehidupan saya lagi? dan saya akan sangat berterimakasih untuk itu!" ucap Raka.
Ayunda dan Guna melihat raut wajah kesal yang ditunjukkan Raka pada ibu kandungnya itu, membuat keduannya prihatin. Raka adalah korban perceraian kedua orang tuanya dan selama ini, ia tidak mendapatkan kasih sayang dari ibu kandungnya hingga membuatnya tumbuh menjadi sosok yang dingin.
"Mami nggak bisa nak, Mami sekarang akan berusaha selalu berada didekatmu Raka. Mami kehilanganmu selama tiga puluh tahun nak. Mami hanya ingin kamu mendapatkan yang terbaik. Kamu coba mengenal Luna lebih dekat! Bukannya kalian adalah rekan kerja dan kalian itu sepadan!" ucap Lastri.
"Luna sini nak!" panggil Lastri. Luna mendekati Raka.
"Mas Raka, maaf kalau Luna datang mengganggu Mas Raka!" ucap Luna lembut. Raka hanya diam dan menatap Luna dengan datar.
Sementara itu Adinda merasa hatinya terasa aneh saat melihat Raka yang saat ini sedang berbicara dengan Luna. Vivian menyadari isyarat mata yang ditunjukkan Adinda. "Kita ketepi ya Din!" ucap Vivian namun Adinda seolah tidak mendengar ucapan Vivian dan fokus menatap Raka dan Luna.
"Kalau kamu suka sama Om Raka, kamu harus percaya diri Din, dekati Om Raka dan ambil hatinya. Tapi kalau kamu nggak suka sama Om Raka, biarkan dia mendapatkan seseorang yang bisa membahagiakannya!" ucap Vivian. Ia ingin melihat respon dari ucapannya tentang Raka, apa yang Adinda pikirkan dan lakukan saat melihat Raka didekati perempuan lain.
__ADS_1
Adinda menghela napasnya, ia merasa tidak pantas menjadi seseorang yang penting untuk Raka karena ia merasa Raka begitu sempurna. "Mereka cocok Vi!" ucap Adinda sendu.
"Tapi Om Raka suka sama kamu Din!" ucap Vivian. Sejujurnya siapapun saat ini tahu bagaimana sifat Raka yang angkuh dan dingin kepada setiap orang tapi sikap Raka akan berbeda ketika bersama Adinda. Raka sangat perhatian pada Adinda seperti tadi, Raka membelikan ban pelampung bewarna kuning sesuai warna kesukaan Adinda yang mencolok itu. Perhatian kecil yang terlihat manis menurut Vivian.
"Nggak Vi mana ada, Om Raka hanya ingin mewujudkan keinginan Kakek, agar gue menjadi istrinya Om Raka!" ucap Adinda sendu.
"Mau taruhan nggak Din?" tanya Vivian menatap Adinda dengan serius.
"Maksudnya, taruhan apa? " tanya Adinda penasaran apa yang ingin dijadikan taruhan Vivian.
"Gini Din, lo gue ceburin kedalam air dan tenggelam lalu gue akan langsung menyelamatkan lo dan bawa lo ketepi, tapi lo harus pura-pura pingsan. Kalau Om Raka langsung meninggalkan perempuan itu dan mendekati lo dan ia terlihat mengkhawatirkan lo, berati gue yang menang karena Om Raka lebih mementingkan lo dari pada wanita itu. Tapi kalau Om Raka cuek sama lo dan Kak Guna atau Gemal yang lebih dulu mendekti lo berarti gue kalah!" jelas Vivian.
"Oke... tapi kalau gue menang apa keuntungan gue dan kalau gue kalah apa yang harus gue lakuin?" tanya Adinda penasaran apa yang dipertaruhkan mereka.
"Kalau gue menang lo harus menjauhkan Om Raka dari Luna dengan cara apapun dan lo harus jujur sama perasaan lo, kalau lo suka sama Om Raka. Kalau gue kalah lo bisa minta apapun dari gue!" ucap Vivian.
"Oke kalau lo kalah gue minta lo agar segera hamil anaknya Gemal gimana? lo harus berusaha agar Gemal mau diajak kerja sama membuat anak hahaha" tawa Adinda membuat Vivian kesal.
"Gue pasti menang Din!" ucap Vivian yakin jika Raka pasti akan panik dan segera mendekati Adinda.
__ADS_1
tbc..
__ADS_2