
__ADS_3
Adinda dijemput Raka sekitar jam delapan malam, Adinda tidak tahu Raka akan mengajaknya kemana, tapi yang jelas kencannya ini jauh dari kata mewah karena Raka mengatakan jika ia ingin Adinda memakai pakaian sederhana saja. Kesal? tentu saja, Adinda ingin makan malam romantis bersama Raka. Adinda sengaja memakai celana training hitam dan kaos biru berlengan pendek dan cardigan berwarna hitam tak lupa dengan sepatu kets bewarna putih.
"Mau kemana Din jooging?" goda Ayunda membuat Adinda kesal.
"Kencan anti romantis!" ucap Adinda.
"Yang namanya kencan jam delapan kayak gini biasanya di restauran mewah loh Din. Anti romantis hahaha lucu banget sih kamu jadi kasihan Mbak sama kamu Din kayaknya jarang banget diromantisin sama Om Raka. Memang kencannya dimana?" ucap Ayunda pura-pura tidak tahu.
"Kan Mbak udah tahu kalau Dinda sama Kakanda Raka itu mau ke pasar malam!" ucap Adinda. Jika kesal Adinda akan memangil Raka dengan panggilan kesayangannya Kakanda.
"Naik motor lagi?" tanya Ayunda.
"Nggak tahu mungkin kali ini naik truck" ucap Adinda membuat Ratna dan Bagas tertawa.
"Dinda mau kencan kok mukanya ditekuk gitu?" goda bagas.
"Nih... Dinda senyum, Mbak sama Papa jangan jadi kompor dong. Dinda tadi udah senang ini banyak tanya lagi mana dibilang mau jooging" kesal Adinda membuat mereka tertawa.
"Assalamualikum" ucap seseorang yang suaranya sangat Adinda kenal.
"Waalaikumsalam sebentar Kakanda sayang!" teriak Adinda membuat Guna yang sedang meminum kopinya tersedak. Sedangkan Ayunda tertawa terbahak-bahak. Ratna dan Bagas menggelengkan kepalanya melihat tingkah laku putri bungsunya itu.
"Dinda udah di jemput nih, Dinda pergi dulu ya! Assalamualikum" ucap Adinda segera menuju teras.
"Waalaikumsalam" ucap mereka bersamaan.
"Dinda bilang sama nak Raka mampir dulu nanti aja perginya!" ucap Ratna.
"Enggak nanti pacaranya cuma sebentar kan Papa ngasih izin batas jam sepuluh malam Ma!" teriak Adinda.
"Iya, kalian hati-hati ya!" ucap Ratna.
"Iya Ma!" teriak Adinda.
__ADS_1
Adinda melangkahkan kakinya mendekati Raka yang ingin masuk kedalam rumah. "Stop Kak, kita pergi sekarang soalnya tinggal tiga jam kurang buat jalan. Kalau Kakak masuk kedalam, nanti Kakak ngobrol sama Papa dan bakal lama!" ucap Adinda memegang tangan Raka.
"Felisa udah bobok?" tanya Raka.
"Belum dia lagi main diatas sama anaknya si Mbok!" ucap Adinda.
"Kamu udah bilang kita pergi berdua?" tanya Raka.
"Udah" ucap Adinda.
Raka dan Adinda masuk kedalam mobil dan Raka melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Adinda penasaran karena Raka melajukan mobilnya ke sebuah taman dan tiba-tiba menghentikan mobilnya.
"Jadi Kakak mau ngajakin Dinda kencan di taman?" tanya Adinda.
"Iya" ucap Raka menggaruk kepalanya.
"Yaudah ayo!" ucap Adinda segera turun. Ia menatap Taman yang terlihat sepi. "Katanya mau ke pasar malam kok nyasarnya ke Taman sih Kak?" tanya Adinda.
"Terus kita ngapain ke Taman yang sepi kayak gini Kak? mana gelap banget nggak ada lampu taman apa ya?" tanya Adinda.
Raka mengedarkan pandangannya mencari sosok yang ia perintahkan untuk menyiapkan rencananya ini "Kita duduk disana yuk!" ajak Raka menunjuk kursi taman yang berada tidak jauh dari tugu air mancur.
"Kak ini gaya pacaran kita horor banget ya! mana dingin" ucap Adinda memeluk tubuhnya sendiri membuat Raka menarik Adinda agar duduk lebih dekat dengannya dan tanganya merangkul bahu Adinda. Adina tersenyum dan meletakan kepalanya dibahu Raka sambil terkikik geli.
"Kok ketawa" tanya Raka.
"Lucu aja kencan kok disini gelap-gelapan. Untung aku lagi sama kamu, kalau sendirian disini bisa nangis kejer karena takut" ucap Adinda membuat Raka tersenyum. "Kak kita nggak bawa makanan tadi, disini kita ngedengar jangkrik yang lagi pacaran!" ucap Adinda membuat Raka terkekeh.
"Jadi kamu nggak suka duduk disamping saya kayak gini Dinda?" tanya Raka.
"Suka Kak tapi kurang romantis dan kurang kreatif, kok ngajak pacaran di taman sepi dan gelap gulita begini kenapa nggak di kuburan aja sekalian!" ucap Adinda membuat Raka kembali terkekeh.
"Din..." panggil Raka membuat Adinda menatap wajah Raka.
__ADS_1
"Kenapa Kakanda sayang?" goda Adinda memegang dagu Raka.
"Mau kan jadi istri saya?" tanya Raka membuat Adinda terkekeh.
"Hehehe... kalau nggak mau Dinda nggak akan pergi ke EO sama Vivian Kak" ucap Dinda membuat Raka menepuk jidat Adinda.
"Kamu minta dilamar makanya saya tanya lagi Dinda!" ucap Raka membuat Gemal, Alfa serta Guna yang baru saja datang menahan tawanya mendengar kegagalan seorang Raka untuk mengucapkan Kata-kata romantis yang telah Alfa dan Gemal siapkan.
"Kok jadi ngegas kitu ngomongnya Kak! ngenes banget sih Dinda diajak pacaran di Taman horor begini terus ternyata mau dilamar disini!" ucap Adinda menyebikkan bibirnya.
Raka mengedarkan pandangannya dan matanya tertuju pada tiga orang sekutunya yang saat ini sepertinya sedang menertawakannya. "Sayang, hmm.... saya mau kamu jadi istri saya!" ucap Raka menggaruk kepalanya membuat Adinda menatap Raka dengan wajah seriusnya lalu tertawa terbahak-bahak.
"Susah banget ya bilang cinta ke Dinda Kak!" ucap Dinda. "Bilang Dinda saya itu cinta sama kamu, saya nggak bisa hidup tanpa kamu! gitu Kak!" kesal Dinda. "Kakak nggak pernah bilang cinta ke Dinda" protes Dinda.
"Sudah pernah Dinda!" ucap Raka.
"Kapan?" tanya Dinda.
"Waktu di rumah sakit Ich liebe dich" ucap Raka.
"Nggak usah pakek bahasa yang Dinda nggak ngerti Kak!" protes Dinda.
"Coba kamu cari apa artinya!" ucap Raka membuat Gemal dan Alfa terduduk sambil menahan tawanya.
"Om Raka dodol banget nembak cewek pake bahasa jerman eh... si cewek nggak tahu artinya mana disuruh cari artinya lagi hahaha" ucap Gemal sambil menutup mulutnya agar suara tawanya tidak terdengar sampai di telinga Adinda dan Raka.
"Apa artinya kasih tahu aja kenapa sih Kak? teriak Dinda kesal.
"Aku cinta kamu Dinda!" ucap Raka dengan wajah memerah membuat Adinda tersenyum.
tbc...
Vote dan like nanti aku langsung up tambahan partnya kalau rangkingnya naik. termakasih.
__ADS_1
__ADS_2