CEO-Ku, Suamiku

CEO-Ku, Suamiku
Felisa


__ADS_3

Kepulangan Ayu dari rumah sakit disambut keluarganya dengan berkumpul bersama di kediaman Bagas. Ayunda turun dari dalam mobil dibantu Guna dan segera mendekati Mamanya yang saat ini menggendong putra semata wayangnya Ghavin. Ghavin seolah mengerti saat Ayunda mengambilnya dan segera meneluknya. Ghavin tersenyum membuat Ayunda terharu.


"Kamu masih lemas sini biar Mas yang gendong Ghavin atau kamu mau Mas yang gedong kamu?" tanya Guna membuat Ayunda memukul lalu mencubit lengan Guna membuat Guna terkekeh.


"Hehehe...kamu mau goda Mas ya Yu?" bisik Guna membuat Ayunda nelototkan matanya.


"Siapa yang ngegoda Mas Guna?" ucap Ayunda membuat Guna merangkul bahu Ayunda dan mengecup pipi Ayunda membuat Ratna tersenyum.


"Tiap hari kamu selalu menggoda Mas Yu karena kamu terlalu menarik bagi Mas Yu!" ucap Guna.


"Gombal rece, Papa mau ngegombal ya nak? Ghavin kalau gede nanti jangan sibuk cari uang ya nak, masa Mama nggak boleh ke Kantor nemenin Papa" ucap Ayunda.


"Ayo masuk, Mama udah siapin makanan kesukaan kamu tapi tetap ya Yu untuk sementara sampai kamu pulih kamu makan nasi yang udah Mama halusin!" perintah Ratna.


"Iya Ma!" ucap Ayunda cemberut membuat Guna mengelus kepala Ayunda.


Mereka masuk kedalam rumah dan melihat semua keluarga sedang duduk di meja makan. Adinda membawa sup daging dan ayam bakar madu yang telah ia masak bersama Vivian di rumah kediamam Candrama. Raka duduk dimeja makan sambil memangku Felisa. Karina membuat beberapa jus untuk mereka di dapur. Semua keluarga hadir kecuali Gemal yang pagi-pagi sekali telah berangkat ke Padang menjadi pengisi seminar kesehatan.


Guna menutun Ayunda agar duduk bersama mereka dimeja makan. Adinda meletakan semangkok bubur dihadapan Ayunda. "Dihabisin ya Mbak!" ucap Adinda.


"Iya... " ucap Ayunda terlihat kesal melihat bubur yang ada dihadapannya.


"Yu ekspresi ngeliatin buburnya biasa aja, nggak usah kesel gitu. Buburnya nggak salah Yu!" ucap Alfa menggoda Adik perempuannya itu yang kesal karena ia hanya bisa makan bubur saat ini.


"Acara makan siang ini sebenaranya untuk apa sih diadain?" tanya Ayunda.


Adinda tersenyum "Menyambut kepulangan Mbak Ayu dari rumah sakit!" jelas Adinda.

__ADS_1


"Kalau gitu harusnya kalian semua juga makan bubur kayak Ayu dong, bukanya sengaja ngegoda Ayu dengan makanan enak kayak gini!" kesal Ayunda.


"Mbak kita udah baik loh nyiampin hidangan yang hanya bisa Mbak lihatin tanpa Mbak bisa makan. Mbak kan bisa makan bubur sambil membayangan makan hidangan siang kita ini loh Mbak, biar buburnya cepat habis!" goda Adinda membuat Ayunda kesal.


"Jahat banget sih," kesal Ayunda membuat mereka semua tertawa.


"Hari ini kok nggak ke kantor?" tanya Ayunda.


"Papa khusus pulang makan siang dirumah menyabut kepulangan kamu," ucap Bagas.


"Papa itu memang setiap makan siang pulang ke Rumah, Kak Alfa tuh yang aneh tumben nggak ke kantor," ucap Ayunda.


"Kakak Ke kantor kok, ini dari kantor kita lebih milih makan di Rumah menyambut kepulangamu!" ucap Alfa.


"Bilang aja Kak kalau kangen gangguin Ayu kan? " ucap Ayunda.


"Nah itu kamu tahu hehehe" kekeh Alfa.


"Nggak bisa nolak ya Kak! bilang sama bos Kakak, kalau Kakak betah di Jakarta" jelas Adinda yang saat ini duduk disebelah Raka.


"Nggak bisa Din, ini tugas negara!" jelas Alfa.


"Mbak Karina, pasti Dinda kangen banget sama Mbak" ucap Adinda.


Karina tersenyum "Kan bisa video call Din, Din...Mbak boleh bawa Felisa?" tanya Karina.


Adinda menatap kearah Raka. Ia ingin sekali menggelengkan kepalanya namun ketika melihat mata Karina berbinar penuh harap , Adinda menghela napasnya sambil tersenyum "Tanya langsung sama Feli, Mbak!" ucap Adinda pasrah. "Kalau Feli mau, Dinda izinkan walau sebenarnya sangat berat bagi Dinda berpisah dari Feli" ucap Adinda.

__ADS_1


Adinda tahu semenjak Karina keguguran, kakak iparnya itu terlihat sering melamun dan sedih. Raka memegang tangan Adinda dan menatap Adinda dengan tatapan lembut. Karina melihat kearah Alfa membuat Alfa tersenyum mencoba menguatkan istrinya.


"Feli, mau nggak tinggal sama Mama Karina dan Papa Alfa?" tanya Karina.


Feli menatap Adinda dan Raka seolah dunianya tertuju pada dua sosok yang saat ini berada didekatnya. "Feli mau tinggal sama Bunda dan Ayah Feli, Ma!" ucap Felisa membuat Karina meneteskan air matanya dan Alfa segera memeluk Karina dengan erat.


Ratna berdiri dan kemudian memeluk Karina "Udah ayo dimakan makanannya!" ucap Ratna. Ia menghapus air mata Karina. Semenjak Karina keguguran memang dunianya terasa begitu hancur apalagi ia juga kehilangan orang yang ia sayangi. Karina melupakan kesedihannya saat ia menjaga Felisa. Alfa menyadari itu dan ia sempat meminta Felisa kepada Raka tapi Raka tidak mengiyakan dan juga tidak menolak. Ia menyerahkan semua keputusan kepada istrinya.


"Mbak, nanti Dinda bakalan main ke tempat Mbak sama Feli kok Mbak atau kalau Mama mau pergi ke tempat Mbak, Feli ikut nanti!" ucap Adinda.


"Iya Din" ucap Karina menganggukkan kepalanya menangis haru.


"Kok jadi sedih gini sih, kita bisa langsung pergi ke tempat mbak Karina ya nggak Din, kita kan sekarang kaya Raya Mbak" ucap Ayunda mencoba mencairkan suasana membuat mereka semua tertawa.


Adinda menatap Raka dengan sendu dan Raka mengelus kepalanya dengan lembut. Raka sangat mengenal istrinya, ia tahu jika istrinya sangat menyayangi sesuatu, istrinya itu tidak akan melepaskannya dengan mudah. Terlebih lagi itu adalah Felisa putri kecil yang sangat istrinya sayangi walaupun nanti mereka dikaruniai seorang anak, Adinda istrinya itu tidak akan membedakan anak-anaknya. Baginya Felisa adalah putri sulungnya dan akan seperti itu selamanya.


Setelah makan siang selesai, Adinda masuk kedalam kamarnya dan membiarkan Karina membawa Felisa pergi bersama Alfa. Raka mendekati Adinda dan duduk disamping Adina. Melihat kehadiran Raka disampingnya, mambuat Adinda segera memeluk Raka dan menumpahkan tangisnya. Ia merasa dilema dan juga egois akan perasaannya saat ini. Ia ingin membuat Karina bahagia tapi ia tidak bisa melepaskan Felisa.


"Kak Dinda egois hiks...hiks...Dinda tahu sejak kejadian itu Mbak Karina sangat terpukul tapi ketika kehadiran Felisa yang menemaninya membuatnya bahagia dan melupakan kesedihannya. Tapi Dinda nggak bisa melepas Felisa!" tangis Adinda pecah membuat Raka mengelus punggung istrinya itu dengan lembut.


"Apa yang kamu lakukan tadi tidak akan menyakiti hati Karina karena Felisa yang memilih sendiri. Saya juga tidak rela melepas Felisa tapi sulit untuk menolak permintaan Alfa. Tapi saya lega karena kamu menyelesaikannya dengan sangat baik Dinda" ucap Raka.


"Iya karena Dinda tahu Felisa tidak akan mau berpisah dari kita dan Dinda hanya bisa bersikap egois Kak... hiks...hiks... Dinda kasihan sama Mbak Karina tapi Dinda tidak mau melepaskan Felisa, jika tadi Felisa mengatakan iya bagaimana dengan kita?" ucap Adinda.


Raka mencium dahi Adinda dengan lembut "Tenanglah Karina dan Alfa pasti bisa melewati ini semua. Kakak yakin mereka akan segera diberikan keturunan lagi" jelas Raka.


"Iya kak, Aminnn... semoga secepatnya Kak. Kasihan Mbak Karina yang telah banyak menderita" ucap Adinda.

__ADS_1


tbc...


Jangan lupa jempol, komentar dan votenya! Terimakasilh 🙏


__ADS_2