
__ADS_3
Mereka duduk di ruang tengah, Raka, Adinda, Elin dan Ratna. Dua orang maid membawakan beberapa cemilan juga kue buatan Ratna membuat Adinda tersenyum senang. Ratna ikut tersenyum melihat putri bungsunya itu terlihat senang melihatnya membawa cake buatannya.
"Mama tahu aja Dinda lagi pengen makan cake," ucap Adinda merasa sangat bahagia melihat cake buatan sang Mama yang sangat menggoda seleranya.
"Suka?" goda Ratna.
"Suka Ma, ini namanya rezeki si dedek!" ucap Adinda mengelus perutnya dengan lembut membuat Raka ikut tersenyum dan ia segera mengambilkan cake itu untuk Adinda. Tanpa banyak kata Raka menyuapkan cake itu kedalam mulut Adinda membuat Adinda mengunyahnya dengan perlahan karena menikmati tekstur dan kelebutan cake buatan sang Mama.
"Nggak salah Dinda ngajari Mama buat cake ala Dinda hehehe... " kekeh Adinda.
__ADS_1
"Sombong padahal sebelum jago masak kue yang ngajari kamu duluan masak kue, siapa coba?" tanya Ratna pura-pura kesal.
"Hehehe... istri Pak Bagas kalau nggak salah yang ngajarin Dinda, istrinya Pak Bagas punya tiga anak. Ada Alfa, Ayunda dan Adinda," ucap Adinda membuat Ratna dan Elin terkekeh sedangkan Raka menghela napasnya mendengar tingkah istrinya ini.
"Ka, Mama kesini sekalian ingin kembali meminta kalian tinggal di Rumah Mama sementara, sampai Adinda melahirkan!" ucap Ratna kembali mengatakan keinginannya itu membuat Raka tersenyum. Raka tahu jika Ratna ingin menjaga Adinda karena mengkhawatirkan Adinda. Apalagi ini adalah persalinan pertama Adinda.
Ratna menghembuskan napasnya "Ini persalinan pertama kamu nak, kalau ada Mama yang terbisa menjaga dan mengawasi kamu, "Mama bisa tenang di Rumah. Ini setiap hari Mama deg-degan nak," jelas Ratna. "Raka bujuk istri kamu Ka, agar mau ikut Mama tinggal di Rumah Mama dan Papa untuk sementara ini!" ucap Ratna.
Adinda menatap Raka dengan sendu dan ia memegang tangan Raka. "Ma, suami Dinda itu suami siaga, Ma. Dinda nggak mau ngerepotin semuanya Ma, apalalgi ngrepotin Mama!" jelas Adinda dan ia menatap wajah Raka dengan tatapan penuh harap agar Raka juga menjelaskan keinginannya ini kepada Ratna.
__ADS_1
"Mana ada Mama merasa direpotin sama kamu Dinda," ucap Ratna sendu. Ia tidak menyangka sikap mandiri Dinda pada akhirnya membuat Adinda merasa jika ia bisa menyelesaikan semuanya sendirian dan tidak perlu perhatian darinya.
"Ma, maksud Dinda bukan begitu," lirih Adinda. Ia sebenarnya hanya tidak ingin membuat Ratna kelekahan dan harus mengurus dirinya dan Ayunda secara bersamaan.
"Mama tenang saja Raka bisa jagain Adinda Ma, Raka juga cuti nanti saat mendekati persalinan, nanti Raka akan terus menghubungi Mama memberi laporan keadaan istri Raka, Ma." Mendengar ucapan Raka membuat Ratna sedikit lega.
"Baiklah kalau itu keputusan kalian, tapi Mama sebagai orang yang melahirkan kamu Dinda, ingin memperhatikan kamu nak. Mama ingin juga menjaga kamu ketika persalinan nanti. Mama juga membicarakan ini kepada Ayunda, Mama dan Papa akan membagi waktu menginap disini untuk menemani kamu. Mama ingin membagi waktu untuk anak-anak Mama," jelas Ratna membuat Elin tersenyum karena keputusan Ratna benar. Jika Ratna terus berada di rumah Ayunda bisa jadi suatu saat ada rasa cemburu Adinda dan juga Alfa. Padahal keduanya sebenarnya pasti akan mengerti.
Adinda tersenyum dan ia berdiri lalu mendekati Ratna. Adinda segera memeluk Ratna dengan erat membuat Raka dan Elin ikut terseyum melihat keduanya. "Mama jangan sedih gitu! Mama itu adalah Mama terbaik di dunia bagi kita Ma," ucap Adinda.
__ADS_1
__ADS_2