CEO-Ku, Suamiku

CEO-Ku, Suamiku
maafkan saya


__ADS_3

Saat ini Raka bersama Adinda sedang berada didalam mobil menuju kediaman Candrama. Adinda memilih untuk diam alih-alih membahas masalah yang baru saja terjadi pagi ini. Raka fokus mengendarai mobilnya dengan santai namun ia tidak suka melilhat Adinda yang menjadi pendiam seperti saat ini.


"Kalau kamu mau menanyakan sesuatu sama saya silahkan!" ucap Raka membuka pembicaraan.


Adinda menolehkan kepalanya sekilas dan kembali menatap jalannya yang sepertinya lebih menarik dari pada menatap Raka yang membuatnya kesal.


"Kamu marah saya memukul mantan pacar kamu? kalau dia tidak memukul saya duluan saya tidak akan menantangnya!" ucap Raka namun Dinda memilih tidak menanggapi Ucapan Raka. "Adinda si toa berjalan, kenapa kamu jadi kalem begini. Kamu merasa jadi cantik direbutin sama saya dan Rifki?" ucap Raka membuat Adinda kesal.


"Om lain kali jangan datang ke rumah Dinda kalau hari minggu! Dinda bosen ngeliatin Om tiap hari, Dinda butuh ketenangan jiwa buat ngadepin Om dihari senin!" ucap Adinda menatap sinis Raka. "Lagian Om sok cakep banget sih ngaku-ngaku Dinda ini calon istri Om. Emang Dinda sudah setuju jadi calon istri Om?" ungkap Dinda.


"Saya tidak peduli kamu setuju apa nggak, yang jelas saya akan membuat kamu tinggal di Kediaman Candrama bersama Papi saya dan melahirkan anak-anak saya!" ucap Raka membuat Adinda membuka mulutnya.


"Sory ya Om, Dinda nggak suka dipaksa!" ucap Adinda.


"Apa menikah tidak ada dipikiranmu Dinda?" tanya Raka.


ini orang ngajakin nikah kayak ngajakin pergi ke Mall. mana muka datar banget, mata tajam gitu kayak polisi marahin penjahat.


"Pasti ada tapi kan bukan sekarang saatnya! banyak pertimbangan untuk menikah Om, pernikahan bukan mainan kayak yang ada dipikiran Om!" ucap Adinda kesal.

__ADS_1


"Mainan? apa ajakan saya belun jelas? Saya hanya ingin membuat segalanya lebih mudah Dinda!" ucap Raka.


"Om nggak tertarik sama Dinda, Om itu hanya ingin menikah dengan Dinda atas dorongan kakek Farhan dan Om ingin memenuhi keinginan Kakek" ucap Dinda.


"Kalau saya tidak menginginkan kamu saya tidak akan mencium kamu!" ucap Raka dingin membuat Adinda kembali mengingat bagiaman ciuman hot yang ia lakukan bersama Raka.


Pakek dibahas lagi, Arghh...Otak gue kayaknya udah tercemar gara-gara Raka kampreto ini.


batin Adinda.


"Om nggak usah dibahas ya!" pinta Adinda.


"Ciuman Om... ciuman!" teriak Adinda membuat Raka menaikan alisnya dan pandanganya tetap fokus kejalanan.


"Oo... " ucap Raka.


Y**a ampun mimpi apa gue semalam bisa dekat sama si Omnya kakak ipar gue. Mana mukanya lempeng dan kalau ngomong nyakitin hati kayak lepeng gitu nggak ada rasa bersalahnya.


"Kalau Papi nanya kapan kita nikah kamu bilang beberapa bulan lagi!" ucap Raka dengan nada memerintah.

__ADS_1


"Om jangan gila dong!" teriak Adinda.


"Jangan salahkan saya Dinda, salah kamu sendiri kenapa kamu mendekati saya!" ucap Raka.


"Om waktu itu Dinda butuh duit buat beli ponsel cinderlla dan Kak Guna nawarin buat ngasih uang agar Dinda bersedia ngebujuk Dosen galak Dinda agar mau pulang ke Rumahnya. Dinda kan tergiur Om, Dinda... " ucap Adinda terhentu saat Raka menghentikan mobilnya secara mendadak. Bunyi decitan mobil dan rasa takut mulai merayapi Dinda. Ia melihat wajah Raka yang saat ini menatapnya


"Ternyata hanya karena uang? Saya pikir kamu itu perempuan yang berbeda dari dia!" ucap Raka.


Dia siapa?


batin Adinda


"Maksud Om apa?" tanya Adinda.


"Saya bisa memberikan kamu banyak uang Dinda dengan perjanjian seumur hidup kamu, kamu tidak boleh meninggalkan saya apapun yang terjadi!" ucap Raka. Adinda sebenarnya ingin marah dan memukul Raka yang secara tidak langsung mengatakan jika yang ia inginkan adalah uang. Namun ketika melihat mata Raka yang berbeda menatapnya membuatnya merasa ada sesuatu yang salah dipikiran Raka saat ini.


"Kalau hanya demi uang, Dinda nggak begini sama Om. Dinda...hiks...hiks... " Adinda menangis membuat Raka menghela napasnya dan menarik Adinda kedalam pelukannya.


"Kalau menikah dengan saya akan membuatmu menderita dan merasa sedih lebih baik tidak usah. Maafkan kata-kata saya yang telah menyakiti kamu!" ucap Raka.

__ADS_1


Tbc....


__ADS_2