
__ADS_3
Memasak bagi Ayunda itu adalah keahliannya. Sejak remaja ia memang sering membantu Mamanya memasak didapur. Terkadang wilayah dapur adalah bagian dari keseharian Ayunda bahkan jika Adinda tidak mulai mengganggu wilayah kekuasaannya itu ia akan bertengkar dan bahkan memukul Adinda dengan centong ditangannya. Ayunda dan Adinda sama-sama gemar memasak, tapi jika di pagi hari keduanya sangat malas untuk bangun pagi dan membatu Ratna Mama mereka untuk memasak sarapan pagi. Jika memasak kue adalah keahlian seorang Adinda, makan memasak berbagai jenis masakan nusantara, barat dan jepang adalah keahlian Ayunda.
Ayunda mengikuti langkah kaki Oma Mawar yang saat ini sedang menuju ke dapur. Ayunda melihat beberapa orang terlihat sibuk memotong sayuran. "Hari ini semua masakkan akan menjadi tanggung jawab dia!" ucap Oma Mawar membuat mereka semua saling berbisik karena perempuan cantik seperti Ayunda diminta untuk memasak padahal Ayunda adalah tamu keluarga ini.
Ayunda tersenyum "Salam kenal Mbok, bibi dan Mbak" ucap Ayunda ramah membuat Oma Mawar menatap Ayunda dengan sinis.
Oma Mawar melangkahkan kakinya keluar dari dapur ia melihat Ghavin yang saat ini digendong pengasung. Mata tuanya itu menatap wajah Ghavin yanh ternyata sangat mirip dengan Gunadarma cucu sulungnya itu. Ia mendekati Ghavin dan pengasuhnya. Tanpa kata Oma Mawar mengambil Ghavin dari gendongan pengasuhnya. Ia kemuidan segera melangkahkan kakinya duduk disofa dan menatap Ghavin. Ghavin mengerjapkan kedua matanya besarnya membuat senyum Oma mawar mengembang karena putra Guna ini telah memikatnya.
"Arjun dan Gia belum memberiku cicit, kamu adalah cicit pertamaku. Jika ibumu wanita yang baik kamu sangat beruntung tapi kalau ibumu adalah wanita licik, Oma akan menyingkirkannya. Elin itu bodoh dalam memilih menantu, Gemal saja dia nikahkan dengan mantan tunangan Guna" kesal Oma Mawar namun ketika Ghavin tertawa membuatnya tersenyum.
"Mau tinggal sama Oma?" tanyanya dan lagi-lagi Ghavin tertawa. "Aduh kamu ini menggemaskan sekali" ucap Oma Mawar karena ia telah jatuh hati kepada Ghavin.
Sementara itu Ayunda yang kelelahan tetap bersemangat menyelesaikan masakannya. para maid kagum melihat Ayunda yang sangat lincah dan cepat saat memasak. Ayunda juga ramah kepada mereka dan mengagap mereka seperti temannya alih-alih memerintah mereka dengan kasar.
Hidangan makan malam berhasil diselesaikan, Ayunda permisi untuk mandi dan menuju kamarnya. Ia melihat Guna yang baru saja selesai sholat magrib dan suaminya itu terlihat masih kesal dengannya. Ayunda memilih diam dan melangkahkan kakinya menuju kamar mandi tanpa menyapanya. kesal? tentu saja ia sangat kesal, Guna tidak mengerti perasaannya. Ia capek dan lelah karena ucapan Oma Mawar. Apalagi sekarang suaminya ikut-ikutan marah padanya karena kejadian tadi sore.
Ayunda menatap wajahnya dicermin dan kemudian menyebikan bibirnya. Air matanya menetes karena kesal pada Guna. "Harusnya dia tahu kalau istrinya capek tapi ini masih saja marah ngambek gitu" ucap Ayunda sambil melepaskan pakaiannya dan segera mandi.
Guyuran air ditubuhnya membuat rasa sesak dan sedihnya berkurang. Setelah selesai mandi Ayunda segera memakai pakaiannya dan kemudian sholat magrib. Ia tidak melihat keberadaan suaminya itu didalam kamar ini. Ayunda mengambil ponselnya dan melihat beberapa notifikasi dari adik bungsungnya yang menanyakan kabar padanya. Ayunda segera menghubungi Ayunda.
"Halo Asslamualikum"
"Waalaikumsalam, Mbak kangen..." teriak Adinda.
"Baru satu hari Dinda" ucap Ayunda.
"Rasanya setahun" ucap Adinda membuat Ayunda tersenyum.
__ADS_1
"Lebay" kesal Ayunda.
"Mbak gimana Oma Mawar?" tanya Adinda pemasaran dengan Oma Mawar. Gemal saja tidak mau Vivian ketemu Oma Mawar karena tidak ingin Vivian menangis kesal jika bertemu Oma Mawar saat ini.
"Galak dan menyebalkan" jujur Ayunda membuat Adinda terkekeh.
"Hehehe... namanya juga orang tua Mbak, harus banyak mengalah dan dimaklumi" nasehat Adinda.
"Tadi Mbak di uji memasak sama Oma, kamu tahukan kalau masak mah itu gampang bagi Mbak. Tapi Din kata-kata Oma nyakitin banget" ucap Ayunda membuat Adinda diujung sana menghela napasnya.
"Mbak dengerin Dinda, Orang seperti Oma itu memang keras tapi sebenarnya dia itu penyayang. Dia sangat perhatian kepada keluarganya makanya dia maunya cucunya mendapatkan istri yang terbaik. Sekarang Mbak tunjukkan kalau Mbak itu kuat dan semangat. Jangan menunjukkan kalau Mbak itu lemah dan jangan lupa tersenyum" ucap Adinda membuat Ayunda terkekeh.
"Hehehe...bisa aja kamu Din" ucap Ayunda namun ia kembali meneteskan air matanya ketika mengingat Guna tidak memperdulikannya tadi.
"Mbak kenapa? Dinda video call ya!" ucap Adinda merasa kekehan Ayunda terdengar berbeda ditelingannya.
"Iya" ucap Ayunda.
"Bukan Din, Mas Guna marah sama Mbak" ucap Ayunda.
"Apa masalahnya Mbak? kenapa Kak Guna bisa marah?" tanya Adinda penasaran.
"Tadi sore Mbak ketemu Kalandra, ketua OSIS waktu Mbak SMA dulu" ucap Ayunda.
"Yang kata Mbak gantengnya itu sempurna" ucap Adinda.
"Iya Din, Mbak kan ngobrol sama Kalandra terus tiba-tiba Mas Guna datang terus kayak marah gitu sama Kalandra. Mereka berantem dan Kalandra sengaja banget memanas-manasin suasana dan dia menujukkan rasa tertariknya kepada Mbak didepan Mas Guna" ucap Ayunda.
__ADS_1
"Hahaha... ternyata Mas Guna bisa cemburu juga, Kalandra membangkitkan rasa takut kehilangannya Mbak, Apalagi Kalandra itu kayaknya bukan laki-laki biasa. Makanya Mas Guna kesal dan marah banget. Wah... Mas Guna cemburu Mbak" ucap Adinda.
"Jadi Mbak harus gimana Din, tadi aja dia masih marah sama Mbak" ucap Ayunda.
"Dirayu dong Mbak!" ucap Adinda membuat Ayunda menganggukkan kepalanya.
"Kalau nggak mempan juga, Mbak ancem aja kalau Mas Guna nggak sayang lagi sama Mbak, Mbak pergi aja hahaha" tawa Adinda pecah karena melihat tingkat kebucinan Gunadarma meningkat. "Dinda nggak menyangka kedewasaan Mas Guna sekarang sedang diuji".
"Mbak baru tahu kalau dia ngambek begitu Din. Mas Guna jadi nggak peduliin Mbak sebenarnya Mas Guna cinta nggak sih sama Mbak?"ucap Ayunda sendu.
"Cinta Mbak, kalau nggak cinta Mas Guna nggak akan cemburu. Kalau saja Mbak tahu bagaimana paniknya Mas Guna waktu Mbak melahirkan Ghavin, Mbak pasti sadar jika tidak ada laki-laki didunia ini yang sangat mencintai Mbak selain Mas Guna" jelas Adinda.
"Iya Din, hmmm...besok Mbak hubungi lagi ya!" ucap Ayunda.
"Iya Mbak" ucap Adinda.
"Assalamualaikum".
"Waaikumsalam".
Adinda menutup sambungan teleponnya. ia mendengar suara pintu terbuka dan wajah dingin suaminya terlihat disana menatapnya dengan dingin membuat Ayunda menghela napasnya.
"Mas masih marah sama Ayu?" tanya Ayunda.
"Menurut kamu?" tanya Guna.
"Mas jangan begini kalau marah sama Ayu, ternyata Mas jahat banget sama Ayu. Ngambeknya lama begini. Sepertinya Mas sudah bosan sama Ayu ya Mas hiks...hiks... " tangis Ayu pecah membuat wajah Guna yang dingin terlihat mengeras dan itu membuat Ayunda takut. Ternyata Guna yang marah benar-benar menakutkan saat ini.
__ADS_1
**jempol dan vote ya!
terimakasih 🙏**
__ADS_2