
__ADS_3
Zhang Yuan beserta rombongannya tidak menghiraukan perkataan semua orang dan sampai di hadapan tetua Guan Ji dan 2 tetua Telaga Ungu. Zhang Yuan segera mengepalkan kedua tangannya dan memberi hormat.
“Salam tetua Guan Ji dan dua senior Telaga Ungu. Perkenalkan saya adalah Zhang Yuan patriak Istana Zhang.”
Semua rombongan Zhang Yuan ikut memberi hormat. Ketiga orang itu tersenyum melihat Zhang Yuan.
“Bakat memang tidak memandang usia, kurasa ini sudah saatnya generasi muda untuk bersinar. Benarkan tetua Guan bo dan tetua Guan wei?” Kata tetua Guan Ji sambil mengelu-elus jenggotnya.
“Hahaha, siapa sangka ternyata di usia semuda ini dia menjadi seorang patriak hebat.” Sahut tetua Guan Bo.
“Bahkan dirinya ditemani banyak wanita cantik, dan lagi ada 3 orang ahli ranah Spiritual yang bersamanya. Jelas saja keluarganya bisa menjadi keluarga nomor 1 di Kota Ina.” Kata tetua Guan wei dengan wajah sedikit heran.
“Aku kira siapa orang tua gila yang berani menggemparkan Kota di bawah pengawasanku, tapi ternyata dia seorang pemuda yang menjanjikan. Selamat datang patriak muda Zhang.” Kata tetua Guan Ji.
“Terimakasih atas kebaikan para senior hebat” kata Zhang Yuan dengan menyanjung.
“Hahaha, aku suka sekali mulut tajam mu itu. Apa kau tertarik menjadi keluarga bawahan Telaga Ungu.” Sahut tetua Guan Bo sambil tertawa.
Zhang Yuan tersentak sesaat dan dia terdiam. Saat ini Zhang Yuan bingung untuk memberikan jawaban yang baik tapi tidak akan menyinggung Telaga Ungu. Memang jika menjadi keluarga bawahan dari keluarga Bangsawan, maka manfaat yang di dapatkan akan sangat luar biasa.
Tapi Zhang Yuan memiliki ambisi yang jauh lebih tinggi ketimbang menjadi bawahan mereka. Tentu saja Zhang Yuan juga tidak sudi menjadi bawahan orang lain. Semua orang yang mendengar hal itu tercengang. Pasalnya, menjadi keluarga bawahan Bangsawan adalah hal terbaik di dunia ini.
Tapi sebelum Zhang Yuan memberikan jawabannya, tetua Guan Ji segera mengalihkan topik. Zhang Yuan pun mengikuti alur dengan senatural mungkin. Saat sudah berbincang-bincang sebentar dengan mereka.
Zhang Yuan dipersilahkan untuk duduk di kuris yang sudah disiapkan.
“Silahkan duduk di sana, aku sudah menyiapkan kursi khusus untuk patriak Zhang dan 4 istrimu beserta tetua keluarga. Hmm..? bukankah harusnya kau memiliki 4 istri, tapi kenapa hanya tiga?” tanya tetua Guan Ji sambil terheran.
Ketika Zhang Yuan ingin memberikan jawaban, Wuye Ling dan tetua Jin datang menyapa 3 orang tetua Telaga Ungu.
“Salam untuk ketiga tetua Telaga Ungu.” Kata Yeling sambil memberi hormat.
“Wah bukankah ini pemilik keluarga Rumah Lelang Wuye yang terkenal sebagai satu dari 3 primadona Kota Ina. Disebelah mu berarti tetua Jin yang tersohor.” Sahut tetua Guan Ji dengan senyuman.
__ADS_1
“Anda tidak sepenuhnya benar senior” kata Yeling dengan membalas senyuman.
Raut wajah tetua Guan Ji berubah, tampak wajah keheranan terlihat dan dia berkata “Apa maksudmu nona?”
“Saya memang pemilik Rumah Lelang Wuye tapi saya sudah berganti keluarga dan sekarang saya merupakan istri dari orang ini.” Kata Wuye Ling.
Dia segera menggandeng tangan Zhang Yuan dengan mesra. Semua orang yang melihat hal itu tercengang.
“Apa!” teriak orang-orang
“Jadi kabar kalau salah satu dari 3 primadona sudah bersuami itu benar? Ini pasti mimpi.” Kata salah seorang yang kemudian memukul teman disebelahnya lagi.
“Kurang ajar! Kenapa kau kembali memukulku anak bau.”
Mereka kembali saling balas memukul satu sama lain.
Semua orang makin terkejut setengah mati. Fakta bahwa Zhang Yuan adalah jenius dan patriak sudah luar biasa. Apa lagi dia sudah memiliki semuanya, tapi tak cukup dengan hanya itu. Zhang Yuan juga mencaplok primadona Kota Ina sebagai istrinya.
“Hahaha, memang kau cocok disamakan dengan naga dari pada ular.” Kata tetua Guan Ji sambil tertawa terbahak-bahak.
“Kalau begitu kami permisi untuk ke tempat kami.” kata Yeling yang kemudian menundukkan kepalanya.
Yeling membawa Zhang Yuan dan rombongannya menuju meja yang telah di siapkan oleh tetua Guan Ji. Kemudian semua orang mulai semakin memperhatikan rombongan Zhang Yuan.
Ditatap oleh mata 500 orang membuat Zhang Yuan merasa sangat risih. Tapi disisi lain Zhang Yuan merasa bangga dengan pencapaian yang telah didapatkan oleh dirinya. Kini pijakan Zhang Yuan di Kota Ina sudah semakin kokoh dan tidak mungkin runtuh.
Saat rombongan Zhang Yuan sedang asik berbincang-bincang. Datang sekitar 5 orang patriak dari berbagai keluarga kelas lebih rendah menghadap Zhang Yuan. Orang-orang yang melihat hal itu merasa heran. Apakah Zhang Yuan memiliki masalah dengan mereka atau tidak. Tapi tentu saja Zhang Yuan pasti sanggup mengatasinya.
“Salam patriak Zhang, saya Qinghai patriak keluarga Kelabu.” Kata patriak itu sambil menunduk.
Kemudian keempat patriak lain juga segera menunduk dan mengucapkan salam pada Zhang Yuan. Mereka adalah patriak dari keluarga Bulu Putih, keluarga Hijau Daun, keluarga Du dan keluarga Chang.
“Terimakasih atas kemurahan hati patriak Zhang yang telah membatu keluarga saya saat dalam krisis.” Kata patriak Qinghai.
__ADS_1
“Kami juga mengucapkan terimakasih pada patriak Zhang atas hal yang sama.” Kata keempat patriak lain.
Kelima keluarga ini pada awalnya telah mengalami penindasan dan krisis keuangan selama bertahun-tahun. Meskipun mereka adalah keluarga kedua setelah keluarga terpandang, tapi kekuatan keluarga mereka masihlah lemah dan bukan hal mudah untuk tetap bertahan di dunia kejam seperti ini.
Kini semua orang akhirnya mengetahui siapa orang yang membantu kelima keluarga itu melewati krisis. Mereka yang awalnya mencemooh Zhang Yuan kini perlahan mulai mengagumi dirinya.
“Woah, jadi dibalik suksesnya keluarga mereka melewati kehancuran ternyata sosok hebat yang membantunya itu patriak Zhang. Dia memang pantas disebut sebagai jenius dermawan Kota Ina. Apakah aku masih bermimpi ya?” kata salah seorang yang kemudian menoleh menatap wajah temannya.
Teman disebelahnya tau apa yang dipikirkan oleh dirinya, dia segera berkata “Kamu tidak bermimpi, rasakan ini!” kemudian dia memukulnya.
Dan begitulah mereka saling pukul kembali.
“Kyaa.. pangeran Zhang ternyata orang yang sangat dermawan. Tidak masalah jika aku harus menjadi istri kelimanya.” Kata salah seorang wanita.
“Cih mimpi! Akulah yang paling cocok” kata wanita disebelahnya.
Kemudian mereka saling adu mulut dan saling memantaskan dirinya untuk Zhang Yuan.
“Patriak Zhang, kami disini juga ingin mengucapkan terimakasih lagi sebagai perwakilan dari berbagai keluarga kecil dan para penduduk di perkampungan kumuh. Mereka sangat ingin bertemu dengan anda dilain kesempatan dan berterimakasih secara pribadi. Jika bukan berkat kedermawanan anda, mungkin saja kami dan juga para penduduk lain sudah mati kelaparan.” Kata patriak Qinghai sambil menunduk kembali.
“Itu benar patriak Zhang. Terimakasih.” Kata keempat patriak yang lainnya.
“Kyaa.. ternyata dermawan misterius yang selama ini membantu penduduk miskin itu adalah pangeranku.” Kata wanita tadi.
“Ahh.. hatiku makin bergetar dibuatnya.” Kata wanita lain disebelahnya.
“Oh jadi dialah dermawan misterius itu, meskipun aku sudah memperkirakannya. Tapi siapa kira dia sanggup membawa kebaikan bagi Kota Ina kita.” Kata Raja Kota yang ditemani oleh para patriak keluarga terpandang.
“Hahaha, karna dia mampu jadi itu hal wajar. Kita sekarang merupakan aliansi, jadi sebaiknya kita tidak menjadikan dia sebagai ancaman.” Kata patriak Tian.
“Jadi Raja Kota, apa kau tidak ingin menikahkan putrimu pada Zhang Yuan itu? Meskipun dia juga salah satu dari primadona Kota, tapi jika menjadi istri Zhang Yuan bukankah itu lebih dari pantas?” kata patriak Tian sambil melirik anak Raja Kota.
“Cih, dia sudah punya 4 istri. Tidak mungkin juga Ye Merui mau, bukankah begi...” Raja Kota menatap wajah Ye Merui yang memerah karena malu.
__ADS_1
“Hahaha, Sepertinya putri Raja Kota tidak mempermasalahkannya.” Goda patriak Tian.
Raja Kota kemudian menggelengkan kepala tak kuasa menahan rasa keheranan. Memang sosok Zhang Yuan selain jenius dan berbakat, dia juga memiliki ketampanan dan karisma yang luar biasa. Tidak salah jika banyak wanita yang terpesona padanya.
__ADS_2