
__ADS_3
Setelah 7 hari mereka bermalam di kediaman klan harimau. Zhang Yuan menemui raja para harimau dan tetua klan untuk pamit pergi menuju kediaman klan serigala. Adapun para pasukan klan harimau sudah pergi menuju medan perang 3 hari sebelumnya.
Disisi lain tepatnya di medan perang, 4 klan utama berada di setiap sisi mata angin. Sudah seharian mereka belum membuat gerakan untuk memulai perang dan menunggu pihak lain mengambil tindakan terlebih dahulu. Kini mereka berada di saat-saat kritis di mana mereka harus fokus.
Saat ini ada sekitar 30.000 orang yang berada di medan perang dan yang paling lemah berada di puncak ranah Pengumpulan Qi. Di setiap kubu dipimpin oleh seorang ahli di ranah Surgawi. Mereka adalah para jendral perang masing-masing klan. Hanya saja di kubu klan banteng terdapat 2 orang ahli ranah Surgawi. Sedangkan di kubu klan serigala dan klan harimau hanya ada satu ahli ranah Surgawi.
Hal ini membuat kekuatan berat sebelah, belum lagi klan kelelawar darah juga berada di pihak yang sama dengan klan banteng. Mengetahui kekuatan yang berat sebelah membuat mental para pasukan dari klan serigala dan klan harimau menurun.
“Semuanya! Jangan takut dan jangan gentar. Selama aku masih hidup, aku pastikan bahwa kita akan memenangkan pertarungan.” Teriak seorang jendral.
Jendral yang berteriak dengan lantang itu adalah sang harimau baja jendral Huo Shang. Mendengar teriakan jendral Huo membuat mental para pasukan kembali naik. Tak mau kalah, jendral dari klan serigala juga memberikan kalimat yang membuat mental semua pasukan meningkat.
Disisi lain, jendral dari klan banteng mencibir dengan jijik tentang perilaku kedua klan itu. Padahal sudah jelas bahwa mereka tentunya akan mengalami kekalahan.
“Semua pasukan! Mari kita hancurkan para keroco-keroco itu. Seraaaaaaaang!” kata jendral dari klan banteng dengan suara yang sangat keras hingga bisa di dengar sampai beberapa mil jauhnya.
“Seraaaaanggg..” kata semua pasukan.
“Majuuuuuuuuu..” perintah kedua jendral klan serigala dan klan harimau.
Tanpa basa basi semua orang segera maju untuk saling bunuh membunuh. Meskipun di tempat ini semua orang cenderung lebih kuat dibandingkan di Kekaisaran Huangsi, tapi dalam hal perang mereka masih ketinggalan. Bahkan jendral perang mereka saja tidak memiliki strategi formasi perang yang mumpuni. Semua orang hanya saling serang dengan membabi buta, sangat disayangkan sekali.
Kini semua orang saling menebaskan pedang dan tombaknya. Pasukan klan banteng dan klan kelelawar darah berada di atas angin karena menang dari segi jumlah. Tapi kedua klan lain tidak tinggal diam, mereka tetap dalam mental yang masih stabil untuk memberikan perlawanan.
“Jendral Huo, mari kita maju dan hadapi para orang tua bau itu” kata jendral serigala.
__ADS_1
“Cih, sebenarnya aku tidak sudi untuk perang bersama denganmu. Tapi karena keadaan sudah seperti ini mau bagaimana lagi. Mari kita hancurkan mereka dan kita bisa melanjutkan pertarungan kita yang tertunda.” Sahut jendral Huo dengan mencibir.
Jendral klan serigala tidak terlalu memperdulikan perkataan jendral Huo dan melesat maju untuk menyerang ketiga jendral musuh. Ketiga jendral itu melihat kedatangan jendral serigala dan jendral Huo dan mereka menyeringai.
Salah seorang jendral berkata dengan wajah angkuh “Sepertinya mereka sudah tidak sabar untuk mati. Bukankah begitu banteng hitam?”
“Hahaha, anda benar jendral banteng merah.” Sahut jendral di sebelahnya.
“Jendral banteng hitam, jendral banteng merah. Saya akan menyerahkan mereka pada anda berdua sesuai kesepakatan dan saya akan membantu para pasukan untuk mengurangi jumlah mereka sebanyak mungkin. Jadi saya permisi.” Kata jendral klan kelelawar darah yang kemudian melesat pergi menyerang musuh.
“Dasar kelelawar bau tai! dia hanya seorang pengecut yang bisanya Cuma melarikan diri.” Kata si banteng merah.
“Hahaha, biarkan saja dia. Mari kita layani kedua orang itu.” Sahut si banteng hitam dengan tatapan tajam ke depan.
Kini jendral serigala dan jendral harimau sudah berdiri di depan kedua jendral banteng. Mereka saling tatap dengan aura membunuh yang besar.
Jendral banteng hitam dan jendral banteng merah menjadi geram dengan perkataan barusan, “Anjing bau, beraninya kamu mengatai kami sapi. Terima ini!”
Jendral banteng merah segera melesat dan hendak meninju jendral serigala. Dengan sigap jendral serigala segera menghindar dan memberikan serangan balik berupa tendangan, tapi tendangan itu berhasil di tepis oleh banteng merah.
Jendral serigala menatap jendral Huo dan berkata “Kenapa kau diam saja, bantu aku.”
Saat jendral Huo hendak membantu, si banteng hitam menghadangnya dan berkata “Lawanmu adalah aku”
Banteng hitam melancarkan serangan kuat dan memaksa jendral Huo mundur hingga 50 meter jauhnya. Banteng hitam melesat menyerang jendral Huo kembali, mereka kini saling bertarung di kejauhan.
__ADS_1
Jendral serigala juga disibukkan dengan serangan kuat dari si banteng merah.
“Belum lama kita berjumpa, tapi kekuatanmu telah meningkat ya sapi tua.” Cibir jendral serigala dengan sedikit terengah-engah.
“Cih, kau saja yang semakin lemah anjing bau. Terima ini!” banteng merah segera mengepalkan tinjunya yang di aliri oleh Qi.
Dia meninju jendral serigala dengan sekuat tenaga tapi berhasil di hindari. Jendral serigala segera berteriak “Teknik cakar serigala hitam.”
Sebuah cakar spiritual keluar dari tangan jendral serigala dan mencakar banteng merah. Tidak tinggal diam, banteng merah menahan serangan tersebut.
“Teknik pertahanan banteng bertanduk” teriakan banteng merah yang kemudian menyilangkan kedua tangannya dan seketika dari punggung kedua tangannya keluar sebuah tameng spiritual yang menahan jurus dari jendral serigala.
Mereka berdua adalah ahli di ranah Surgawi, jurus yang mereka keluarkan sangatlah kuat. Jika seorang ranah Spiritual terkena sekali saja, sudah bisa memberikan luka yang sangat fatal bahkan bisa menyebabkan kematian.
“Anjing bau, kau tidak akan bisa mengalahkan ku. Aku berada di lapisan 5 ranah Surgawi, sedangkan kau masih berada di lapisan 4, sungguh lemah.” Cibir si banteng merah pada jendral serigala.
Jendral serigala menjadi geram dan tangannya mengepal dengan erat, “Sapi tua, kekuatan tidak bisa diukur hanya dari basis kultivasi. Tapi kekuatan bisa diukur dari seberapa kuat kau memberikan pukulan. Rasakanlah ini!”
Jendral serigala segera mengumpulkan Qi ke kedua tangannya dan menyerang dengan teknik yang sama seperti sebelumnya. Serangan kali ini lebih kuat dari sebelumnya dan membuat banteng merah terkejut sesaat. Tangannya bergetar akibat serangan jendral serigala yang mengenai tameng spiritualnya.
“Ternyata dia melebihi ekspektasiku, menarik.” Gumam banteng merah yang kemudian melancarkan serangan balik berupa tinjuan kuat.
Mereka berdua kini saling beradu pukulan dengan niat membunuh yang terpancar sangat kuat. Beberapa pasukan yang berada di dekat mereka tumbang dan menghembuskan napas terakhirnya akibat pancaran niat membunuh yang sangat kuat.
“Bukk.. bukkk.. booomm..” suara serangan mereka seperti meteor yang berjatuhan ke bumi. Guncangan yang mereka hasilkan juga membuat area tanah di sekitar mereka menjadi retak dan hancur.
__ADS_1
Kekuatan dahsyat yang mereka keluarkan membuat mental para pasukan semakin meningkat untuk menang. Kini sudah lebih dari 3.000 nyawa melayang di medan perang ini.
__ADS_2