Zhang Yuan

Zhang Yuan
Hasil Akhir Perang 4 Klan Utama


__ADS_3

Di medan perang, sudah tak terhitung jumlahnya para pasukan dari semua klan yang gugur. Kini jendral serigala sudah terpojok dengan jumlah pasukan yang semakin menurun. Jendral Huo shang dari klan harimau juga masih disibukkan dengan banteng hitam yang terus menyerangnya.


“Orraaaaa..” suara teriakan para pasukan di medan perang.


Semua orang saling bunuh membunuh, meskipun klan serigala dan klan harimau kalah jumlah, api semangat para pasukan masih berkobar.


“Crassss.. syaaaat..”


Tebasan demi tebasan, darah mengalir di mana-mana. Kepala satu demi satu terpenggal. Dering pedang dan tombak yang saling berhantaman menggema di medan perang.


“Banteng merah! Matilah kau!” teriak jendral serigala sambil mengepalkan tinjunya.


Luapan energi yang begitu besar keluar dari kepalan tinju jendral serigala. Dengan cepat dia melesat menuju arah banteng merah. Tidak tinggal diam, banteng merah juga mengepalkan tinjunya dan melesat ke arah jendral serigala.


“Duak.. duak.. aaarggg.. mati!” suara tinju meninju yang kuat memberikan efek retakan tanah di bawah pijakan mereka.


Setiap tinju yang dilesatkan menghasilkan efek yang besar pada sekitar mereka. Kecepatan menyerang yang sangat intens membuat sulit untuk dilihat dengan mata telanjang. Jendral serigala berhasil melesatkan tinjunya ke wajah banteng merah. Tinju dari banteng merah juga berhasil mengenai wajah jendral serigala.


Saat mereka sedang fokus saling hajar, tiba-tiba sosok hitam menerjang jendral serigala dengan tendangan yang mengenai perutnya. Jendral serigala terpental hingga ratusan meter dan menabrak sebuah batu besar hingga hancur.


“Aaarggh..” jerit jendral serigala yang kemudian memuntahkan seteguk darah dari mulutnya.


Kini dia memegang perutnya yang terluka akibat tendangan barusan.


“Kurang ajar! Beraninya kau mencampuri duel kami!” teriak jendral serigala pada orang barusan.


Sosok yang menerjang raja serigala tidak lain adalah jendral dari klan kelelawar darah. Jendral kelelawar darah dan banteng merah tertawa terbahak-bahak sambil melangkah mendekati jendral serigala.


“Hahaha, ini adalah medan perang. Apa kau begitu bodoh!” kata banteng merah sambil tertawa.


“Kalian pengecut!” kata jendral serigala dengan mencibir.


“Apa kau bilang! Berani sekali kau!” kata banteng merah dengan geram dan dia segera melesatkan serangan spiritual pada jendral serigala.


Melihat ada sebuah serangan yang melesat ke arahnya, jendral serigala berteriak dan bertransformasi ke bentuk manusia serigala.


“Oraaaaaaa..” teriak jendral serigala sambil menghindari serangan itu dengan sangat cepat.

__ADS_1


Kini mata jendral serigala tampak sangat emosi, dari mulut serigalanya keluar liur binatang buas yang siap menerkam mangsa.


“Dasar serigala menjijikan!” kata banteng merah dengan jijik.


Banteng merah juga berubah kebentuk manusia banteng. Perawakannya seperti banteng yang berdiri dengan kedua kakinya. Otot-otot yang besar dengan tubuh yang besar pula membuat dirinya tampak seperti raksasa berbalut aura merah.


“Moooo!” suara raungan dari banteng merah yang kemudian melesat sambil mengarahkan tanduknya.


“Auuuuuuu” jendral serigala juga tidak tinggal diam, dia mengeluarkan cakar panjangnya ke arah banteng merah.


“Cakar serigala kematian!”


“Hantaman palu dewa!”


Cakar serigala yang di arahkan pada banteng merah berhasil di hindari, tapi hantaman dari tanduk banteng merah berhasil mengenai dada jendral serigala. Seketika jendral serigala kembali terpental ratusan meter dan jatuh di tengah-tengah pasukan.


Ledakan akibat jatuhnya jendral serigala membuat semua orang terdiam dan melihat apa yang baru saja terjadi.


“Ugh, apa itu?” kata para pasukan dengan terbatuk akibat asap debu yang dihasilkan.


Tidak lama kemudian angin berhembus dan asap debu yang menutupi pandangan perlahan menghilang. Mata semua pasukan terbelalak.


Dari atas ada seorang manusia banteng bersama jendral klan kelelawar darah yang melayang dan perlahan mendekati jendral serigala.


“Hahaha, jendral serigala. Betapa lemahnya dirimu, sekarang matilah dengan tenang!”


Banteng merah segera melesatkan serangan jarak jauhnya. Sebuah sabit spiritual melesat ke arah jendral serigala.


“Jendral!” teriak semua pasukan klan serigala yang tampak gemetar ketakutan.


Sesaat sebelum serangan itu mengenai jendral serigala. Dua sosok pria melesat dan menahan serangan itu.


“Boom!” suara hantaman serangan banteng merah yang di tahan oleh dua orang misterius.


“Siapa kalian!” kata jendral kelelawar darah.


“Kami berdua bukan siapa-siapa.” Kata salah seorang dari dua orang itu dengan santai.

__ADS_1


“Ugh, tetua penjaga? Tetua Fang dugong dan tetua Fang jigong, kenapa kalian kemari?” kata jendral serigala dengan suara pelan dan sesekali terbatuk.


“Dua tetua penjaga” kata semua pasukan yang matanya tampak berbinar.


Mereka merasa lega dengan adanya dua tetua penjaga rahasia yang muncul membantu di medan perang. Semangat para pasukan yang tadinya hampir padam kembali berkobar. Dering ayunan senjata kembali terdengar.


“Hm..? dua tetua penjaga rupanya. Dugong dan Jigong? Pfft, Hahaha.” Kata kedua jendral musuh sambil tertawa.


Kedua tetua penjaga yang baru datang tadi tampak kesal dengan sindiran dari kedua jendral musuh itu. Amarah mereka meluap dan dari kepalan tinjunya, keluar sebuah energi besar yang siap dilepaskan ke arah dua orang yang sedang tertawa itu.


“Hm..? apa kalian merasa tersinggung? Meskipun begitu, tapi dengan kultivasi kalian yang rendah tidak akan mungkin bisa mengalahkan kami.” kata banteng merah sambil tertawa diikuti oleh jendral kelelawar darah.


Kedua tetua penjaga segera menyatukan kekuatan dan sebuah energi besar berkumpul menjadi satu.


“Jendral banteng merah, mereka bersiap untuk menyerang.” Kata jendral kelelawar dengan sedikit cemas.


Banteng merah masih tetap santai tertawa dan berkata “Hahaha, woi kalian bertiga! Pasukan kalian sudah semakin berkurang, apa kalian kira sanggup mengalahkan kami? Kalian sudah kalah jumlah, menyerahlah.”


Setelah mengatakan itu banteng merah bersiap juga untuk melepaskan serangan balik ke arah dua tetua penjaga klan serigala.


“Teknik gabungan gelombang asap kelabu!” kata dua tetua penjaga klan serigala.


Setelah melepaskan teknik itu, sebuah gelombang tsunami besar berupa asap meledak dan menutupi semua pandangan di medan perang itu. Semua orang tidak bisa melihat dengan jelas, bahkan sesama anggota klan pun ikut terkena serangan masing-masing.


Tidak lama kemudian gelombang asap itu tertiup angin dan mulai menghilang. Mata semua pasukan klan serigala melihat ke sana ke mari untuk mencari posisi dari 3 orang petinggi klan. Tapi mereka tidak menemukannya dan hanya tersisa jendral banteng merah dan jendral kelelawar darah.


“Sialan! Ternyata tujuan mereka untuk kabur.” Kata banteng merah dengan geram.


Jendral kelelawar juga merasa geram tapi kemudian dia tertawa terbahak-bahak.


“Semua pasukan klan serigala! Lihatlah, bahkan jendral dan tetua penjaga kalian pun melarikan diri dan meninggalkan kalian sebagai umpan.”


Banteng merah yang menyadari hal ini kemudian juga ikut tertawa. Semua semangat pasukan klan serigala padam dan satu persatu senjata ditangan mereka berjatuhan. Tanpa adanya sosok pemimpin di medan perang, tentu saja para pasukan akan seperti anak ayam tanpa induknya.


“Horeeee kita menang..” sorak semua pasukan klan banteng dan klan kelelawar darah.


“Semua pasukanku, ikat semua para tawanan perang!” seru jendral banteng merah sambil mengangkat tangannya tinggi-tinggi.

__ADS_1


“Baik jendral” kata semua pasukan.


Kini dengan kekalahan klan serigala, membuat klan harimau juga dipukul mundur. Semua tawanan perang dari klan serigala diikat dan disegel kultivasinya sesuai dengan perintah jendral banteng merah.


__ADS_2