
__ADS_3
Setelah pesta jamuan berakhir, semua orang berpamitan dengan tiga tetua Telaga Ungu. Rombongan Zhang Yuan pun juga hendak berpamitan.
“Para senior Telaga Ungu, kami mohon pamit.” Kata Zhang Yuan sambil memberi hormat.
“Tunggu saudara Zhang, kalau boleh tau bagaimana kamu bisa mendapatkan binatang spirit yang telah bermutasi.” Tanya tetua Guan Ji.
“Tetua di keluargaku hanya kebetulan bisa mendapatkannya.” Jawab Zhang Yuan.
“Hm...? baiklah” sahut tetua Guan Ji.
Kemudian Zhang Yuan dan rombongannya segera pergi meninggalkan kediaman tetua Guan Ji. Ketiga tetua ini masih di sana sambil melihat punggung rombongan Zhang Yuan meninggalkan kediaman.
“Padahal dia sangat berbakat dan potensinya sangat tinggi. Akan sangat disayangkan jika dia tetap berada di keluarga kecil seperti itu.” Kata tetua Guan Bo.
“Benar, tapi pastinya Zhang Yuan memiliki kebanggaan tersendiri sebagai seorang patriak.” Sahut tetua Guan Ji.
“Kalau begitu kami pamit pergi menuju kediaman Telaga Ungu. Kami juga berencana menceritakan tentang Zhang Yuan ini kepada patriak. Mungkin saja beliau sepemikiran dengan kita.” Kata tetua Guan Bo.
“Terimakasih kepada kedua saudara telah datang kemari.”
Kemudian mereka saling memberikan hormat dan pamit untuk pergi. Kini tetua Guan Ji segera menuju ruang latihan untuk berlatih bersama binatang spirit barunya. Saat diruang latihan tetua Guan Ji mencoba mengeluarkan semua kekuatan Hiu Moncong Pedang.
Ketika binatang itu mengeluarkan tebasan pedang berapinya, ledakan yang besar terjadi dan menghancurkan ruang latihan yang besar itu. Tetua Guan Ji pun sampai terpental akibat hempasan ledakan tersebut.
Dia terbatuk dan kemudian melihat sekitar. Tak lama kemudian dia mulai tertawa terbahak-bahak.
“Zhang Yuan saudaraku! Aku akan membalas kebaikanmu ini.” Teriak tetua Guan Ji.
Hiu Moncong Pedang kemudian mendekati tetua Guan Ji.
__ADS_1
“Mulai hari ini kau adalah pedang keduaku.” Kata tetua Guan Ji sambil mengelus Hiu itu.
Kini tetua Guan Ji masih terus berlatih bersama. Semua penjaga disana merasakan getaran yang terjadi setiap tebasannya. Mereka gemetar ketakutan, tetua Guan Ji yang merupakan salah satu dari 9 pendekar pedang telah mendapat pedang kedua dan membuatnya semakin kuat. Semua ini tak lepas dari peran Zhang Yuan yang telah memberikan binatang spirit tersebut.
Disisi lain tepatnya rombongan Zhang Yuan sekarang sedang menuju kediaman. Sepanjang perjalanan mereka bertemu banyak orang yang telah menerima bantuan dari Zhang Yuan. Orang-orang itu adalah para penduduk miskin dan dari perkampungan kumuh.
Mereka memuji Zhang Yuan seperti halnya memuji kepada para Bangsawan dan keluarga Kekaisaran. Kini sosok Zhang Yuan telah dipuja semua warga Kota Ina.
Sesampainya di kediaman, mereka disambut oleh ratusan pasukan dan ditemani oleh sepasang tetua. Kemudian mereka segera menuju ruangan masing-masing untuk beristirahat. Tentu saja kamar tidur Zhang Yuan cukup besar, ia tidur ditemani oleh keempat istrinya.
Keesokan paginya, semua orang berkumpul kembali di aula utama. Mereka tampak menceritakan hal yang terjadi selama pesta jamuan di tempat tetua Guan Ji pada tetua Wumei dan tetua Daisan.
Setelah lama berbincang-bincang para petinggi dari 3 Tembok Besar datang memasuki aula. Mereka kemudian menghadap Zhang Yuan dan menunduk.
“Salam tuan Zhang” kata mereka serempak.
Zhang Yuan melambaikan tangannya dan mempersilahkan mereka duduk. Sama seperti pertemuan sebelumnya. Zhang Yuan masih belum mulai membuka diskusi dan masih tetap meminum minumannya.
“Tuan Zhang, minuman apa ini? Kenapa ini seperti meminum Elixir tingkat atas?” kata ketua Han
“Ini adalah air Sari Keabadian. Minuman khusus yang aku buat sendiri dengan susah payah. Minumlah dan rasakan manfaatnya.” Kata Zhang Yuan dengan santai.
“Apakah mungkin ini adalah minuman yang baru-baru ini menjadi perbincangan? Sungguh luar biasa, aku tidak menyangka bahwa minuman ini adalah hasil dari buatan patriak sendiri.” Kata Fuyan.
“dimasa depan setiap Tembok Besar juga akan mendapat distribusi air sari keabadian untuk menunjang latihan kalian semua.” Kata Zhang Yuan.
“Terimakasih atas kedermawanan tuan” serempak semua orang berkata.
Zhang Yuan mengangguk dan kemudian berkata,“Jadi bagaimana dengan bisnis kalian?”
__ADS_1
“Lapor tuan, bisnis restoran sudah berkembang dan sudah membuat banyak cabang diseluruh Kota.” Kata Fuyan.
“Bisnis rumah judi juga tetap dalam tahap perkembangan tuan.” Sahut ketua Han.
“Bisnis kami juga masih berjalan lancar tuan, hanya saja para petani sudah mulai berganti profesi menjadi pekerja lain dan banyak petani veteran yang sudah tua tidak memiliki banyak tenaga.” Kata ketua Jun.
“Tembok Pertama dan Kedua tetap jalankan bisnis seperti biasanya. Adapun untuk Tembok Ketiga, pergilah ke perkampungan kumuh dan beberapa keluarga miskin. Katakan pada mereka bahwa aku memberikan mereka kesempatan untuk bekerja, jadikan mereka buruh dalam membantu mengelola pertanian. Pastikan mereka mendapatkan makanan dan bayaran yang sesuai.” Kata Zhang Yuan.
Ketua Jun terdiam sesaat kemudian berkata “Apakah hal tersebut tidak masalah tuan? Bukankah akan mempengaruhi keuangan di Tembok Ketiga?.”
“Tidak masalah jika kita melakukan hal ini. Jika orang-orang yang kita rekrut terlalu banyak, alihkan mereka juga ke Tembok Pertama dan Kedua. Dikemudian hari mereka akan sangat berhutang budi. Mungkin saja mereka akan bergabung dengan kita dan menjadi kekuatan tambahan.”
Setelah Zhang Yuan mengatakan itu, ketua Jun mengangguk dan merasakan kekaguman di dalam hati terhadap kebijaksanaan Zhang Yuan.
“Kebijaksanaan tuan Zhang tiada tanding.” Kata ketiga ketua Tembok Besar dengan memuji.
“Dengan adanya sumberdaya yang melimpah dan dukungan dari saudaraku Guan Ji. Kalian teruslah perluas area kekuasaan kita. Buatlah cabang di Kota lain, tapi kalian harus ingat untuk selalu berhati-hati. Targetkan Kota kecil terlebih dahulu dan kemudian mulai ke Kota menengah dan Kota besar.” Kata Zhang Yuan dengan serius.
“Tapi tuan, jika kita melakukan itu maka akan ada banyak masalah yang timbul.” Kata Fuyan dengan khawatir.
Zhang Yuan menggelengkan kepalanya dan berkata “Maka dari itu kalian harus berhati-hati, perluas saja bisnisnya dulu. Kemudian mulai merekrut orang-orang dari Kota lain untuk memihak pada kita.”
“Baik tuan” sahut para ketua Tembok Besar.
Setelah itu Zhang Yuan kemudian melirik para tetua penjaga Tembok Besar. Saat ini di Tembok Pertama hanya ada tetua Huang sebagai pengawas sekaligus penjaga organisasinya. Di Tembok Kedua ada 2 tetua penjaga dan di Tembok Ketiga ada satu tetua penjaga.
Masing-masing dari mereka masih lebih lemah dari pada para tetua di Istana Zhang. Zhang Yuan menyayangkan hal ini, jika di masa depan mereka berurusan dengan banyak keluarga lain. Maka mereka akan mengalami kesulitan.
Zhang Yuan menghela napas dan berkata “Untuk kalian para tetua penjaga Tembok Besar, aku akan memberikan sumberdaya agar kalian dapat meningkatkan kekuatan. Pastikan kalian berlatih lebih keras dan menjalankan tugas dengan baik. Aku ingin Istana Zhang dipandang dengan pandangan terbaik karena memiliki banyak ahli kuat di dalamnya.”
__ADS_1
“Terimakasih tuan Zhang atas kemurahan hati anda.” Kata mereka dengan tegas.
__ADS_2