
__ADS_3
Saat ini di Kota Ina, tepatnya di dalam aula utama Istana Zhang. Terlihat semua anggota inti keluarga berkumpul. Mulai dari para istri Zhang Yuan, para tetua dan komandan Liu. Di sana juga terlihat seorang pria berusia sekitar 40 tahun sedang duduk di kursi dengan wajah arogan.
Pria itu duduk dengan wajah penuh kesombongan dan keangkuhan yang membuat siapa saja akan geram ketika melihatnya.
“Hahaha, aku tidak menyangka di Kota kelas menengah seperti ini terdapat keluarga yang sangat mumpuni. Bahkan sumberdaya dan segala hal di sini lumayan, meskipun belum mengungguli keluarga besar seperti keluarga Murong.” Kata pria itu dengan memberikan pujian sekaligus cibiran.
Semua orang yang ada di dalam aula itu tampak sangat geram dengan segala sifatnya. Tapi mereka hanya bisa menahannya.
“Jian feng! Aku menghubungimu dengan tujuan untuk mengajakmu bergabung dengan Istana Zhang. Tapi jika sikapmu masih tetap arogan seperti ini, patriak kami tidak akan menyukainya.” Kata tetua Daisan dengan sangat geram.
“Oy oy oy.. aku sudah jauh-jauh datang kemari untuk memenuhi undanganmu tapi kenapa kau malah bersikap seperti ini temanku.” Kata Jian feng dengan mengangkat sebelah alisnya.
Wajah tetua Daisan berubah menjadi merah karena marah. Tetua lain segera menenangkan emosi tetua Daisan.
“Tenanglah pak tua dan jangan tersulut emosi. Kau juga Jian feng, meskipun kau adalah salah satu master alkimia kelas 6 dan keberadaanmu sangat di cari-cari setiap keluarga. Tapi tolong ubahlah sikap angkuhmu itu.” Kata tetua Wumei.
“Cih, kau sudah tahu bahwa aku adalah master alkimia kelas 6. Di seluruh Kekaisaran Huangsi hanya ada beberapa orang saja yang dapat mencapai kelas 6. Bahkan hingga saat ini hanya ada satu master alkimia kelas 7 di seluruh Kekaisaran yang merupakan bagian dari keluarga Angin Topan. Aku bahkan sempat menolak ajakan dari keluarga Zhuge karena lebih mementingkan kalian sebagai temanku. Tapi apa yang kudapatkan di sini, hanya kritikan terus menerus.” Kata Jian feng dengan mencibir.
Jian feng saat ini sedang duduk sambil menaruh kedua kakinya ke atas meja. Sungguh sikap angkuh itulah yang membuat para tetua tidak menyukainya. Tapi dia merupakan master alkimia kelas 6, bahkan banyak keluarga lain yang menginginkan kehadirannya terlepas dari kepribadiannya tersebut.
“Jika kalian memang tidak menginginkan kehadiranku, maka aku akan pergi saja dari tempat ini. Aku bahkan bisa masuk ke keluarga bangsawan dengan mudah jika aku mau.” Lanjut Jian feng.
“Mohon tunggu sebentar master Jian feng, bagaimana jika anda tinggal di sini sementara hingga patriak kami kembali.” Kata Yeling dengan wajah agak khawatir.
Jian feng melirik Wuye ling, dia sedikit terpesona dengan keanggunan dari wanita itu. Tapi tiba-tiba hawa dingin penuh aura penindasan menyelimuti tubuhnya. Itu adalah aura yang dikeluarkan oleh tetua Jin, seorang pria sangar yang berdiri di belakang Yeling.
“Ahli di ranah Surgawi lapisan awal. Hebat juga keluarga ini bisa memiliki seorang ahli yang sangat kuat.” Gumam Jian feng dengan wajah penasaran.
__ADS_1
“Ehem.. baiklah jika kalian memang memaksa, maka aku akan menunggu dan tinggal sementara waktu di kediaman ini. Aku juga sedikit penasaran dengan sosok patriak kalian itu.” Kata Jian feng dengan wajah sok keren.
“Dasar sialan, apa aku injak saja kepalanya itu.” Geram tetua Daisan yang hanya bisa di dengar oleh tetua Wumei.
“Kentut tua! diamlah” kata tetua Wumei sambil memelototi tetua Daisan.
“Terimakasih atas pengertian master Jian feng. Komandan Liu, tolong antar master Jian ke ruangannya.” Kata Yeling dengan tersenyum.
“Baik nyonya” sahut komandan Liu.
Kemudian komandan Liu mengajak master Jian feng menuju ruangan pribadi yang telah disiapkan oleh Istana Zhang. Setelah orang itu pergi, tetua Daisan tampak berteriak dengan sangat kesal. Bahkan tetua yang lain hanya bisa menghela napas panjang melihat kepribadian dari master alkimia tersebut.
“Sudahlah dan tidak usah terlalu dipikirkan. Lebih baik sekarang kita tunggu saja kepulangan tuan Zhang. Sudah dua tahun lamanya dia meninggalkan keluarga bersama tetua Xia.” kata Xiao Die pada semuanya.
Setelah mengatakan itu, seorang penjaga tampak tergesa-gesa menuju aula utama untuk menyampaikan informasi.
“Salam para tetua dan para nyonya, kami melihat sebuah giok komunikasi dari patriak melayang di atas kediaman.” Kata penjaga itu.
Semua orang segera pergi keluar aula utama untuk melihat giok komunikasi tersebut. Tetua Jin dengan sigap segera menghilang dan muncul di langit untuk mengambil giok komunikasi tersebut.
“Tetua Jin, tolong beritahukan pada kami apa isi pesan dari tuan Zhang.” Kata tetua Wumei dengan wajah bersemangat.
“Kepada seluruh anggota keluarga Istana Zhang. Aku dan tetua Xia sedang dalam perjalanan pulang. Tapi kami tidak hanya berdua saja, melainkan membawa ratusan orang ahli yang akan menjadi bagian dari keluarga kita. Perisiapkan segalanya dan atur juga para penduduk Kota.” Kata tetua Jin sambil membaca isi giok komunikasi tersebut.
“Woah, tuanku akan segera kembali. Bahkan bersama para ahli baru.” Kata Ning’er dengan gembira.
Kini semua tetua juga ikut gembira akan kabar yang diberikan oleh Zhang Yuan.
__ADS_1
“Kalau begitu, mari kita persiapkan segalanya. Kita harus memberikan sambutan yang sangat berkesan pada rekrutan baru.” Kata tetua Ning pada semuanya.
Semua orang mengangguk dan kemudian menyebar untuk mempersiapkan segalanya. Para tetua juga mengirim orang untuk memberi kabar tersebut kepada 3 Tembok Besar. Mereka juga menyebarkan informasi soal kepulangan patriak Istana Zhang pada semua penduduk Kota Ina.
Para penduduk Kota Ina yang mendengar kabar tersebut juga sangat bahagia. Pasalnya, sosok Zhang Yuan dimata para penduduk Kota adalah seorang dermawan. Tanpanya, mungkin perekonomian penduduk Kota Ina tidak akan membaik seperti sekarang ini. Semua penduduk Kota Ina sangat mencintai dan mengagumi Zhang Yuan.
Tidak hanya mereka, bahkan patriak keluarga terpandang dan Raja Kota juga mendapat informasi soal kepulangan Zhang Yuan. Mereka tampak bersemangat akan pertemuan kembali dengan mitra bisnisnya tersebut.
Saat ini di sebuah restoran terlihat dua orang yang mengenakan jubah sedang duduk di meja sambil menyantap makanan. Seorang pria berbadan besar dan seorang anak kecil berusia 13 tahun sedang asik mengobrol. Tapi di tengah-tengah makan siang yang nikmat itu, kegaduhan mulai terjadi.
Orang-orang yang ada di dalam restoran berbondong-bondong pergi ke sana kemari dan mulai membicarakan hal yang kelihatannya sangat seru.
“Permisi nona, jika boleh tahu kenapa semua orang tampak bersemangat dan seperti membicarakan hal penting ke sana kemari?” kata pria berjubah itu pada seorang pelayan restoran.
“Ah, apakah anda orang baru dari luar Kota? Kalau begitu akan saya beritahu. Kami mendapat kabar bahwa pemimpin keluarga Istana Zhang akan tiba dari perjalanannya. Sudah sekitar dua tahunan patriak Zhang Yuan. Kini setelah semua orang mendapat kabar tersebut, tentu saja mereka akan mempersiapkan penyambutan untuk kepulangan patriak Zhang Yuan.” Kata pelayan wanita itu pada pria berjubah tersebut.
“Patriak Zhang Yuan? Memangnya ada apa dengan dirinya?” tanya pria berjubah.
“Patriak Istana Zhang atau yang lebih dikenal dengan sebutan tuan Zhang Yuan adalah seorang dermawan Kota Ina. Semua penduduk Kota sangat mengagumi beliau karena jasa-jasanya. Tanpa kehadiran beliau, mungkin rakyat kecil dan tertindas sudah mati terlantar.” Jelas pelayan itu.
“Hm..? jika benar begitu, bukankah orang itu sangat luar biasa dermawan. Aku jadi penasaran dan ingin melihat orang tua seperti apa yang sangat dermawan itu.” Kata pria berjubah.
“Paman Gu, aku juga ingin melihat pak tua itu.” Kata anak kecil itu yang saat ini makan sambil tersenyum mendengar percakapan paman Gu dan pelayan.
“Eeeeehhhh.. sepertinya anda salah paham. Tuan Zhang Yuan itu bukan orang tua, tapi seorang pemuda yang masih berusia kepala dua.” Kata pelayan.
“Eeeeehhhh.. pemuda katamu?” sahut pria berjubah dengan sangat terkejut.
__ADS_1
“Iya tuan, dia seorang pemuda yang sangat jenius, berbakat, bijak, tampan dan dermawan. Pokoknya uuhhhh mantap deh.” Kata pelayan sambil membayangkan wajah Zhang Yuan dengan penuh senyuman.
Pria berjubah dan anak kecil itu tampak sangat terkejut setelah mendengar pernyataan dari pelayan tersebut. Bagaimana tidak, mereka sungguh tidak menyangka bahwa seorang pemuda yang masih berusia 20an tahun berhasil dalam segala hal dan bahkan sangat di kagumi oleh semua penduduk Kota. Kini di dalam hati pria berjubah menyimpan sebuah harapan tinggi dan sangat ingin melihat sosok dari pemimpin keluarga Istana Zhang tersebut.
__ADS_2