
__ADS_3
Kini semua orang makin mengagumi sosok hebat dari Zhang Yuan. Bahkan ketiga tetua Telaga Ungu pun merasakan hal yang sama. Dia diusia semuda ini sudah menjadi jenius dan dermawan yang bijaksana, jelas saja potensinya dimasa depan tidak terbatas.
Mereka semakin yakin untuk mengundang Zhang Yuan sebagai bagian dari Telaga Ungu, tapi tentu saja Zhang Yuan belum tentu akan menerimanya. Kemudian jamuan pun terus berlanjut.
Tak lama kemudian tetua Guan Ji berdiri di kursi utama tepatnya di meja podium paling depan. Dia berdiri menghadap semua tamu undangan dan mengangkat segelas minuman.
“Aku ucapkan terimakasih karena kalian semua telah bersedia hadir di pesta jamuan ulang tahunku yang ke-120 tahun. Mari bersulang dan nikmati pestanya!”
“Bersulang!” sorak semua tamu undangan yang berdiri dan saling bersulang. Mereka kemudian melanjutkan makan dan minum hidangan kelas atas tersebut. Tak lama kemudian salah seorang pelayan berdiri di samping meja tetua Guan Ji.
“Acara selanjutnya adalah penyerahan hadiah untuk tetua Guan Ji oleh keluarga kelas atas di Kota Ina. Tetua Guan Ji tidak mempermasalahkan hadiah tersebut mau kecil atau besar, bagus atau jelek. Karena pada dasarnya ia mengetahui kapasitas dan kemampuan para tamu undangan.” Kata pelayan itu.
Semua orang mulai menghadap ke podium untuk melihat hadiah apa saja yang akan di berikan oleh keluarga kelas atas. Keluarga yang lain seperti Kelabu, hijau daun dan sebagainya tidak akan sanggup untuk memberikan hadiah. Tapi berbeda dengan keluarga terpandang dan jajarannya.
“Silahkan Raja Kota Ina maju ke depan.” Lanjut pelayan itu.
Raja Kota segera maju dan mengeluarkan sebuah porselen giok yang sangat bagus.
“Ini adalah porselen giok harta keluarga saya, mohon diterima.”
“Terimakasih atas hadiahmu Raja Kota, semoga kau tetap amanah dalam menjalankan Kota Ina di bawah pengawasan Telaga ungu.” Kata tetua Guan Ji.
Raja Kota segera menyerahkan porselen tersebut kepada tetua Guan Ji yang kemudian diserahkan ke pelayan untuk disimpan.
“Silahkan patriak Tian maju ke depan.”
Pelayan itu berkata lagi dan mempersilahkan patriak Tian maju. Saat sudah di depan tetua Guan Ji, patriak Tian mengeluarkan lukisan indah.
__ADS_1
“Ini adalah lukisan pemandangan sungai dan gunung yang dilukis oleh leluhur Ming dan telah diwariskan turun temurun di keluarga saya.”
“Terimakasih patriak Tian, harta seberharga ini sebenarnya lebih baik jangan diberikan padaku. Tapi karena kamu menunjukkan ketulusan mu, maka akan aku terima.”
Tetua Guan Ji segera menerimanya dan pelayan itu melanjutkan untuk memanggil satu persatu patriak keluarga kelas atas di Kota Ina. Hadiah yang disiapkan mereka tidak lebih baik dari pada milik Raja Kota dan patriak Tian.
Meskipun begitu, tetua Guan Ji tetap menerimanya dengan senang hati dan wajah yang bahagia. Ada sekitar 10 patriak keluarga kelas atas yang sudah maju ke depan dan memberikan hadiahnya kepada tetua Guan Ji.
“Patriak Istana Zhang silahkan maju ke depan.”
Perkataan pelayan itu membuat semua orang terdiam dan mulai memperhatikan Zhang Yuan yang maju ke podium. Mereka mulai bertanya-tanya hadiah apa yang akan disiapkan oleh Zhang Yuan. Hingga Zhang Yuan mengeluarkan cincin ruangnya.
“Hadiah saya ada di dalam cincin ruang ini, terlepas dari kualitasnya yang mungkin kurang baik di mata senior. Mohon untuk tetap menerimanya.” Kata Zhang Yuan dengan sopan.
“Tentu saja, aku sudah menerima hadiah dari semua patriak dan tidak pernah menolak terlepas dari bagus atau buruknya.” Sahut tetua Guan ji.
Tetua itu kemudian mengambil cincin ruang Zhang Yuan.
Tetua Guan Ji segera mengeluarkan binatang spirit yang ada di dalamnya. Saat binatang itu keluar dari cincin, ia mengeluarkan aura yang mendominasi. Udara berubah menjadi panas dan tiba-tiba menjadi dingin.
Meskipun itu adalah binatang air, tapi saat ini binatang itu keluar dengan melayang mengitari tetua Guan Ji.
“Hiu Moncong Pedang? Dan lagi kelas 4 awal” teriak tetua Guan Bo di sampingnya.
“Bukan hanya itu. Binatang ini juga telah bermutasi, lihatlah aura dingin di tubuhnya dan aura panas seperti api di Moncong Pedangnya.” Kata tetua Guan Wei dengan terkejut.
“Hahaha, luar biasa! Ini adalah hadiah terbaik sepanjang hidupku.” Kata tetua Guan Ji yang tertawa bahagia.
__ADS_1
“Itu adalah binatang spirit tingkat 4 awal yang baru saja menerobos. Untuk mendapatkannya salah satu tetua kami mengalami luka cukup serius. Tapi itu sepadan dengan hasilnya, atributnya sangat cocok dengan tetua Guan Ji. Rawatlah dan latihlah, kelak binatang itu mungkin akan bisa menembus tingkat 6.” Kata Zhang Yuan dengan tersenyum.
“Woah, tingkat 6? Hebat sekali patriak Zhang ini.” Kata salah seorang tamu.
“Kyaa.. pangeranku sungguh menakjubkan. Tak henti-hentinya membuat hatiku bergetar.” Kata salah seorang wanita pengagum Zhang Yuan.
Tetua Guan Ji tertawa puas dengan hadiah yang diberikan oleh Zhang Yuan. Dengan adanya binatang ini di sampingnya, maka kekuatan tempur tetua Guan Ji akan meningkat dan mungkin saja dirinya bisa menjadi yang terkuat diantara 9 pendekar pedang Telaga Ungu.
Hal ini membuat tetua Guan Bo dan tetua Guan wei merasa sedikit iri. Tapi ini juga cukup bagus untuk memperkuat kekuatan Telaga Ungu diantara jajaran keluarga Bangsawan.
“Patriak Zhang.. tidak, maksudku Saudara Zhang. Mulai hari ini aku akan menganggap mu sebagai saudaraku.” Kata tetua Guan Ji yang kemudian memeluk Zhang Yuan.
“Woahhhhh.. ini jelas mimpi! Tidak mungkin kenyataan, bagaimana mungkin salah satu pendekar pedang Telaga Ungu mengangkat saudara dari kalangan rakyat biasa.” Kata salah seorang yang kemudian memukul temannya.
Dan merekapun saling pukul kembali.
Melihat Zhang Yuan dan tetua Guan Ji yang berpelukan dan akhirnya menjadi saudara angkat membuat banyak patriak merasa iri. Dengan begini tentu saja tidak akan ada yang berani macam-macam dengan Zhang Yuan dimasa depan.
“Selamat tetua Guan Ji atas hadiah luar biasa tersebut.” Kata tetua Guan Bo dan Guan Wei.
Semua orang juga ikut mengucapkan selamat atas hadiah yang didapatkan oleh tetua Guan Ji. Hadiah tersebut bisa mempengaruhi kekuatan Telaga Ungu untuk bersaing dengan keluarga Halilintar di posisi ke-2.
Setelah berpelukan Zhang Yuan pun tersenyum dan berkata “Terimakasih juga untuk tetua Guan Ji yang mengangkatku sebagai saudara. Kedepannya mohon jaga aku.”
“Hahaha, tidak masalah. Bahkan jika kamu memiliki masalah dengan keluarga besar ataupun bahkan dengan Bangsawan. Beritahu saja kepadaku, maka aku akan membantumu.” Kata tetua Guan Ji dengan tawanya.
Dan begitulah, akhirnya Zhang Yuan berhasil mendapatkan pijakan luar biasa di mata keluarga Bangsawan. Tentu saja dengan begini maka semua rencana Zhang Yuan akan berjalan dengan lancar. Bahkan tidak mungkin keluarga lain berani macam-macam dengan mereka.
__ADS_1
Setelah hadiah tersebut diberikan, suasana hati semua orang semakin bahagia. Para patriak keluarga kelas atas mulai berkenalan dengan Zhang Yuan dan ingin segera membuat koneksi dengannya.
Kini nama Zhang Yuan pun menjadi legenda di Kota Ina sebagai jenius berbakat nomor satu Kota Ina. Selain itu Zhang Yuan juga memiliki julukan sebagai Iblis Kabut Hitam yang disegani oleh semua orang. Tak hanya itu, sosoknya yang dermawan, baik hati dan bijaksana pun menjadikan dirinya sebagai orang paling di hormati semua orang.
__ADS_2