Pendekar Penentang Langit

Pendekar Penentang Langit
Ch. 16 - Kebenaran


__ADS_3

Siang itu Sang Kakek memasuki Rumah Bulan, dia mulai mendekati seorang pelayan dan bertanya sesuai kebutuhan.


Awalnya pelayan menolak, tetapi dirinya sudah terlanjur melihat beberapa koin milik A Fan.


Wanita itu kemudian menarik perkataannya kembali, "Baiklah tuan. Nona ini memperingati sebelumnya, semakin sulit keinginan tuan maka semakin sulit juga harganya."


"Harga bukan masalah, jika nona ini bisa memuaskanku tentu akan mendapatkan yang lebih baik." Sambil memberikan satu koin emas.


Sebenarnya A Fan tidak ingin melakukan sesuatu yang buruk untuk mendapatkan koin itu, dia berinisiatif meminjam koin-koin tersebut dari pemiliknya, tentu para pemilik tidak mengetahui hal tersebut.


"Naga Hitam. Bagaimana menurutmu?" Tanya A Fan langsung pada intinya.


Sontak pelayan terkejut mendengar pertanyaan A Fan, tetapi dia mencoba sebaik mungkin untuk menjawab pertanyaan Sang Kakek.


"Tuan, maafkan aku. Informasi itu aku tidak terlalu begitu mengetahui detailnya," ucap pelayan tersebut.


A Fan mulai mengeluarkan 3 koin emas secara langsung, "Nona, bagaimana jika kita mulai dari 3 koin ini, kau menjawab satu pertanyaanku maka koin ini untukmu." Balas A Fan meyakinkan.


"Tuan, pertanyaanmu begitu sensitif, aku khawatir nilai yang ditukarkan tidak sebanding dengan risiko yang kudapatkan," balas pelayan tersebut.


A Fan mengerti maksud perkataan pelayan di hadapannya itu, "Lima koin emas ini untuk satu pertanyaan, jika kau masih tidak mengetahui aku rasa beberapa orang yang lain akan lebih baik darimu," ucap A Fan.


"Enam untuk satu pertanyaan dan aku setuju." Tawar pelayan tersebut.


"Baiklah," kecut A Fan.


Informasi Naga Hitam bukanlah hal yang sederhana A Fan dibawa ke ruangan khusus untuk dilayani dengan baik, ini adalah salah satu teknik Rumah Bulan untuk mendapatkan pelanggan tetap.

__ADS_1


**


Ritual pengangkatan saudara pun telah selesai, mereka juga melanjutkan cerita yang tertunda. Disisi lain Liuzhen mendapatkan beberapa arahan untuk mengembangkan Seni Raga Langitnya.


Awalnya Liuzhen menolak untuk berlatih terlalu lama mengingat keluarganya yang sedang menunggu.


Setelah Yin memberitahu perbedaan aliran waktu di dalam Hutan Kuno dengan di dunia luar barulah Liuzhen merasa lebih baik.


Yin juga menjelaskan tentang beberapa manfaat kristal pada tubuh hewan buas, selanjutnya dia menjelaskan kegunaan daging yang selalu dikonsumsi oleh Liuzhen.


Waktu sangat singkat berlalu, Liuzhen mulai merasakan perbedaan dari metode pelatihan yang diajarkan oleh Yin, setidaknya lebih efektif sembilan kali lipat.


Akhirnya Liuzhen menunjukkan tanda-tanda peningkatan Seni Raga Langit miliknya, bahkan kali ini hampir mencapai puncak tahap dua.


"Saudara Yin, metodemu sangat luar biasa, bahkan aku merasakan kekuatan yang berkali-kali lipat,"ucap Liuzhen antusias.


Meskipun tangan dan kakinya tidak dapat bergerak tetapi Yin mampu mengajari Liuzhen dengan baik. Hal ini tidak terlepas dari ketrampilan dan tingkat pemahaman Liuzhen yang jauh diatas manusia pada umumnya.


Setiap pagi Liuzhen mengulangi ilmu pedang yang diajari oleh Yin dengan sebilah kayu, sedangkan pada malam hari dia fokus untuk mengasah kultivasinya.


Sesekali Yin mengajari teknik menyusun formasi untuk membantu Liuzhen mempercepat tingkat kultivasinya.


Tiga tahun penuh Liuzhen belajar bersama Yin, meskipun waktu berjalan begitu lama tetapi tubuhnya masih sama seperti awal dia datang.


**


"Saudara, kenapa kultivasiku masih berada ditahap Pendekar Ahli?" Tanya Liuzhen penasaran.

__ADS_1


Liuzhen telah mengalami pelatihan yang cukup lama, kekuatan yang diperlihatkannya juga cukup untuk membunuh hewan buas tingkat awal Raja dalam beberapa gerakan.


Yin mencoba menjelaskan kembali prinsip energi pada tubuh, pada dasarnya setiap tingkatan kultivasi menunjukkan daya tahan tubuh dalam menyimpan energi, ketika energi habis maka kekuatan internal tidak dapat dikeluarkan lagi.


Berbeda halnya dengan Seni Langit, mereka menggunakan kekuatan eksternal dengan meminjam kekuatan langit. Sehingga Seni Langit tidak begitu mempengaruhi energi dalam tubuh, dengan kata lain meskipun kultivasi rendah tetapi kekuatan tiada tanding.


Selain itu mereka yang mempelajari Seni Langit akan cenderung akan lebih lama menaiki tingkat kultivasi dibandingkan orang pada umumnya.


"Saudara Yin, kalau begitu bukankah ketika aku meminjam, maka harus mengembalikannya lagi?" Tanya Liuzhen sederhana.


"Tidak sia-sia menjadi saudaraku. Benar, ketika meminjam kekuatan langit maka ada saat dimana penggunanya harus mengembalikannya lagi," jawab Yin.


"Aku sudah mengatakan padamu, jika kekuatan langit memberikan dampak yang luar biasa pada hidupmu, bahkan pada kerabat atau keluargamu," ucap Yin memperingati, "sejauh ini aku hanya bisa berasumsi jika ada kekuatan yang dapat merasakan pengguna Seni Langit, lebih tepatnya Seni Langit mengandung hukum langit, sehingga para dewa tidak menyukainya." Lanjut Yin menerangkan.


"Apaa... dewa? Bukankah itu hanya sebuah kepercayaan belaka?"


Yin mencoba menerangkan kembali penjelasan yang dia sampaikan, dia mempercayai Liuzhen sebagai saudaranya untuk memegang informasi tersebut, setidaknya sebagai penerus Yin.


Sekarang Liuzhen mulai memahami alasan dibalik kekuatan Seni Langit dan kedengkian para dewa terhadap manusia.


Liuzhen juga mulai mencerna keberadaannya, perjalanan yang dia lalui bukanlah sebuah kebetulan melainkan ada alasan-alasan tertentu menuntunnya.


"Saudara Yin, lalu apakah yang mengurungmu juga memiliki kekuatan salah satu dari tujuh Seni langit?" Tanya Liuzhen memastikan.


"Hahaha... kau tidak perlu mengkhawatirkannya, dia memang memiliki dua kekuatan langit, tetapi tidak semua orang bisa sejalan dengan Seni Langit," jawab Yin.


Yin ingin mengatakan meskipun orang yang mengurungnya kuat tetapi dia masih belum menguasai kedua Seni Langit.

__ADS_1


"Tenang saja, walaupun dia mengurungku tetapi dia dipihak yang sama," lanjut Yin.


__ADS_2