Pendekar Penentang Langit

Pendekar Penentang Langit
Ch. 8 - Darah


__ADS_3

Seni raga langit merubah aura Liuzhen lebih berkharisma terlihat hembusan napas kini lebih teratur dan langkah kaki yang lebih ringan. Banyak hal terbesit dalam benak Liuzhen, tapi sebelum itu dia harus membersihkan lumuran darah pada tubuhnya.


Bau yang dipancarkan Liuzhen mengundang perhatian binatang buas, Liuzhen sadar dia sedang berada diposisi kurang menguntungkan.


"Sepertinya aku harus sedikit mencoba hasil latihanku," gumam Liuzhen pelan dengan senyuman kecil.


Liuzhen mengambil inisiatif menyerang terlebih dahulu, dia tidak ingin menjadi serbuan para binatang buas duluan.


Hanya dalam satu gerakan binatang buas tersebut hancur berkeping-keping. Liuzhen sendiri terpana melihat kekuatannya yang meningkat drastis.


"Apa aku terlalu berlebihan." Melihat kepalan tangan sendiri.


Satu persatu hewan buas tersebut merasakan aura Liuzhen, sebuah aura yang mengintimidasi makhluk hidup. Liuzhen melancarkan banyak serangan, setiap serangan tidak lebih dari tiga pukulan.


**


"Paman, bagaimana perkembangannya?" tanya Jierui.


"Ahh pemuda itu sudah mulai membaik, mungkin untuk beberapa hari kedepan dia sudah bisa berbicara lagi," jawab seorang tabib.


"Tapi psikologinya sedikit terganggu, aku harap tuan tidak mengganggunya untuk sementara waktu," lanjut tabib mengingati.


"Baiklah aku mengerti. Maaf telah merepotkanmu paman, aku hanya memastikan kondisinya saja. Kalau begitu aku pamit dulu," balas Jierui.


Jierui merupakan salah satu murid kepercayaan Gao Fang, dirinya diutus untuk memastikan kondisi seorang pemuda yang selamat dari pembantaian sebulan lalu. Gao Fang berpikir Pemuda tersebut dapat memberikan sedikit informasi.

__ADS_1


Setelah mendengar penjelasan tabib, Jierui bergegas kembali untuk memberitahukan kepada Gao Fang.


"Lapor guru, dalam waktu dekat dia sudah bisa berbicara, tetapi kondisi psikologinya sedikit terganggu jadi sementara waktu kita tidak bisa bertemu dengannya," ucap Jierui.


"Aku mengerti. Jierui kau kembalilah, jangan biarkan orang lain mendekatinya," balas Gao Fang.


"Baik guru, kalau begitu aku mengundurkan diri." Seketika Jierui pergi.


Gao Fang mencurigai sesuatu dalam tugas pengawalan kerajaan sebulan lalu, hanya petinggi sekte dan kerajaan yang mengetahui jadwal keberangkatan tersebut.


Gao Fang terus memikirkan kemungkinan yang terjadi, "Apa ada pembelot diantara kami? Kalau begitu sudah waktunya untuk menangkap tikus-tikus," gumam Gao Fang dalam hati.


"Oh iya! Sudah sebulan berlalu, kira-kira bagaimana perkembangan ilmu anak muda itu?" Tanya Gao Fang dalam hati tentang Liuzhen.


"Semoga dia tidak mengecewakanku," lanjut Gao Fang.


**


Beberapa hewan buas mulai memandangi Liuzhen seperti iblis. Darah yang membasahi tubuh Liuzhen serta matanya yang ganas membuat banyak hewan buas memilih untuk tidak menyerang.


"Ahhh, sepertinya ini sudah cukup." Melihat sekeliling yang telah penuh dengan tumpukan mayat hewan buas.


Liuzhen mulai melangkah kembali untuk membersihkan tubuhnya sebelum bertemu dengan kakek.


Kecepatan Liuzhen berlari juga meningkat, dia mulai berpikir jika tahap satu dari seni raga langit menghasilkan kekuatan yang luar biasa ini bagaimana jika dirinya berada di tahap kedua. Mengejar ketinggalan bukanlah hal mustahil bagi Liuzhen sekarang.

__ADS_1


Tidak ada hambatan lagi dalam perjalan Liuzhen, dirinya juga telah sampai pada tempat pemandian sungai.


"Sepertinya aku harus mencuci terlebih dahulu bajuku, setidaknya bisa mengurangi bau darah ini," gumam Liuzhen pelan sembari membuka seluruh pakaiannya.


Baru saja Liuzhen membuka setengah celananya seseorang muncul dari dalam air, Liuzhen yang melihat hal tersebut harus mundur beberapa langkah dengan waspada.


"Apa yang sedang kau lakukan? Aku mencoba menahan diri di dalam air, tapi kau malah melepas semua pakaianmu dengan mudahnya. Apa orang tuamu tidak mengajarkan cara bersikap dengan seorang wanita," jerit wanita muda itu memperlihatkan kepalanya diatas permukaan air.


"Hah! Siapa kau," balas Liuzhen kaget.


"Apa kepala mu terlalu bodoh untuk membedakan wanita dan pria?" Jawab wanita itu ketus.


"Apa yang kau katakan? Bahkan orang bodoh akan berlari mencari pakaian terlebih dahulu, baru berbicara," lanjut Liuzhen memperjelas.


Liuzhen cukup waspada, dia bahkan tidak bisa merasakan kehadiran wanita tersebut tetapi wanita itu dengan mudahnya mengetahui kehadiran Liuzhen.


"Dasar bocah, kau berani mengatakanku bodoh! Bahkan tetua Gunung Persik harus berpikir ratusan kali untuk mengatakan hal itu," balas wanita muda tersebut.


Liuzhen mencoba mengukur kemampuan wanita dihadapannya itu, tetapi tidak menemukan apapun selain wanita tersebut jauh lebih kuat.


"Ahhh! Maafkan saya senior. Junior ini tidak bermaksud untuk menyinggungmu, junior hanya mencoba menjelaskan situasi yang seharusnya senior lakukan," balas Liuzhen yang sadar dengan perbedaan kekuatan mereka.


"Apa sekarang kau mencoba untuk mengajariku?" Tanya wanita itu kembali.


"Senior. Junior ini hanya orang kecil yang kebetulan ingin membersihkan tubuhnya dan tidak memiliki maksud lain apalagi harus mengajari senior, sekali lagi junior ini meminta kemurahan hati senior," balas Liuzhen yang mencoba meredakan suasana.

__ADS_1


Liuzhen dapat merasakan kepalanya sewaktu-waktu bisa hilang dari tubuhnya, sehingga dirinya harus berusaha untuk tetap menjaga emosi wanita tersebut.


__ADS_2