Pendekar Penentang Langit

Pendekar Penentang Langit
Ch. 64 - Surat Permintaan Maaf


__ADS_3

Siang itu Ancchi mencoba melatih teknik yang dia dapatkan di pagoda, dia merasa sangat yakin pada jurusnya itu.


Dalam beberapa kali percobaan Annchi tidak menemukan tanda-tanda berhasil, tetapi masih terus berusaha.


"Mengalir seperti air, jatuh seperi hujan, menari di bawah alunan pedang, Tarian Pedang!" Teriak Annchi merapalkan tekniknya.


Berkali-kali wanita itu mengucapkan tetapi masih belum menunjukkan keberhasilan, hingga Annchi memikirkan kejadian semalam.


Dia melihat kejadian itu tidak biasa, ditambah keberadaan Liuzhen tidak diketahui dia berpendapat jika fenomena itu berhubungan dengan Liuzhen.


Saat Annchi memikirkan hal tersebut emosinya tidak terkendali, dia ingin mengejar kemampuan Liuzhen tetapi terus tertinggal.


Pikirannya penuh dengan perbandingan antara dirinya dengan pria tersebut, sampai dia berteriak keras, "Tarian Pedang!" Seketika puluhan pedang terbentuk dan menghujani kamar Annchi.


Wanita itu terkejut matanya melebar dan bersemangat, sampai-sampai dia mengarahkan pedang itu ke bawah.


Puluhan pedang yang terbentuk dari energi Annchi langsung menyerang dengan cepat ke bawah, menerobos dan menghancurkan lantai.


Siapa yang tahu jika di bawahnya adalah kamar seorang pria, puluhan pedang menghujani ruangan mereka.


Annchi yang menyadari ada kesalahan mulai merasa bersalah, dia tidak mengetahui ruangan di bawah milik siapa.


**

__ADS_1


Setelah banyak hal bercerita dengan Wenhua, Liuzhen lalu pamit kembali dia merasa dirinya sudah pulih maksimal.


Wenhua tidak melarang hal tersebut, tetapi pria itu memperingati Liuzhen agar tidak memberitahu apapun yang mereka bincangkan.


Pria sepuh itu juga membantu Liuzhen menyediakan tempat pelatihan Kitab Lima Jari, dia khawatir jika Liuzhen menggunakan di sembarang tempat akan menimbulkan perhatian.


Liuzhen menyetujui dan mengatakan, "Senior untuk ke depannya aku akan merepotkanmu."


Singkat cerita Liuzhen kembali ke tempatnya di permukiman Grade E, dia juga bertemu dengan rekannya.


Wu Yong sedikit kebingungan ketika melihat Liuzhen, dia lalu bertanya, "Saudara Li, dari mana saja kau... apa kau tidak tau aku mencarimu semalaman," tanya Wu Yong kepada Liuzhen.


"Ahhh... maafkan aku, sepertinya aku terlalu sibuk berlatih sampai lupa kembali," jawab Liuzhen.


Wu Yong kembali bertanya, "Apa kau melihat keanehan semalam? Aku rasa semua orang menyaksikan fenomena tersebut."


Tiba-tiba salah seorang senior Grade E menghampiri, "Dari mana saja dirimu? Kami tidak menemukanmu dimanapun semalam, aku khawatir sesuatu telah terjadi," timpal Shin kepada Liuzhen.


"Salam kepada senior Shin, maafkan aku senior... semalam aku sedang berlatih, mungkin saking capeknya aku tertidur," jawab Liuzhen sambil tertawa canggung.


Shin sedikit menyipitkan matanya, dia lalu menjawab, "Aku mengerti, kau jangan terlalu keras pada dirimu dan tetap jaga kesehatan," balas Shin pada Liuzhen.


Setelah percakapan singkat Liuzhen meminta izin untuk masuk ke dalam kamar, dia ingin memahami kembali isi Kitab Lima Jari.

__ADS_1


**


Baru saja Liuzhen membuka kamarnya, dia melihat Annchi sedang berada di dalam kamar mencari sesuatu.


Pria itu langsung bertanya, "Apa ada yang bisa aku bantu?" Tanya Liuzhen.


Perkataan Liuzhen membuat Annchi terkejut, dia langsung melihat ke arah Liuzhen dan mencoba menyerangnya.


Liuzhen tidak mengerti apa yang sedang terjadi langsung menghindar, saat pria itu ingin bertanya lagi Annchi sudah pergi jauh.


Tidak lama dari itu Wu Yong menghampiri Liuzhen dan bertanya, "Apa yang terjadi?"


Liuzhen cuma mengangkat bahunya dan mengatakan, "Entahlah aku juga tidak tau," balasnya bingung.


Saat Liuzhen masuk dan memperhatikan di dalam ruangannya, ternyata puluhan pedang sudah menancap banyak di dalam kamar Liuzhen.


Sejenak pria itu menghela napas dan bertanya pelan kepada Wu Yong, "Apa yang terjadi?" Liuzhen melirik ke arah Wu Yong.


Wu Yong hanya bisa menggeleng-gelengkan kepalanya, dia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.


Liuzhen kemudian tidak mempermasalahkan lebih lanjut, tetapi saat dia berjalan beberapa langkah pria itu menemukan sebuah kertas di lantai.


Pria muda itu lalu mengutip dan membacanya, "Maaf!" Liuzhen membacanya sambil menggaruk pipi dan bertanya kepada Wu Yong, "Apa dia mencoba meminta maaf?"

__ADS_1


Wu Yong langsung mengambil kesempatan, dia tersenyum nakal dan membisikkan kepada Liuzhen, "Sepertinya...." Belum lagi Wu Yong menyelesaikan perkataannya Liuzhen langsung mengetuk kepala pria itu.


Liuzhen lalu berkata, "Pedang ini... manifestasi energinya ke dalam bentuk pedang, dia cukup berbakat," gumam Liuzhen kagum.


__ADS_2