
__ADS_3
Anzhu berlari secepat mungkin untuk bertemu Liuzhen, dia sadar semakin cepat Liuzhen mempelajari Seni Penempaan Tubuh maka semakin cepat Liuzhen menjadi kuat.
"Anzhu tunggu! Kau mau kemana selarut ini?" Tanya salah satu murid wanita menghampiri.
"Ehhh! Tidak. Aku hanya mencari angin segar, ada apa Jiao? Bukankah ini juga terlalu larut bagimu untuk keluar?" Sangkal Anzhu mencari alasan.
"Ahh... aku hanya sedikit gelisah jadi aku keluar sebentar, tidak kusangka bertemu denganmu," balas Jiao.
Anzhu hanya dapat tersenyum canggung dengan sedikit berbasa-basi, tidak lama kemudian dari kejauhan terdengar sebuah teriakan memanggil.
"Heii... kalian berduaa," teriak Biao dari jauh memotong percakapan. Biao sedari tadi sedang menunggu sesuatu, tetapi sepertinya dia tidak perlu menunggu lagi.
"Apa harus setiap hari aku bertemu dengannya," gumam Anzhu dalam hati kesal, "Jiao, sepertinya malaikatmu datang, aku tidak ingin mengganggu kalian berdua," sambung Anzhu meninggalkan dengan cepat.
Anzhu sangat keberatan jika harus berurusan dengan Biao, selain itu dirinya juga harus bergegas bertemu dengan Liuzhen.
"Kenapa lari Anzhu begitu cepat?" Tanya Biao kepada Jiao.
"Ahh... entahlah, sepertinya dia sedang tidak ingin diganggu," jawab Jiao pelan.
"Biao, apakau ingin menemaniku sebentar?"
**
Perasaan Liuzhen malam ini sedang bercampur, sekarang dia mempertanyakan usaha yang dilakukannya selama ini.
Liuzhen berpikir jika semakin berusaha dirinya maka semakin banyak dia memberikan beban kepada orang disekitar.
__ADS_1
"Jika aku di rumah, mungkin aku bisa meringankan dan membantu kakek," gumam Liuzhen dalam hatinya, "ehh tunggu, tapi apa kakek memerlukan bantuanku?" Sangkal Liuzhen yang mencoba mencari alasan lain.
"Mungkin jika aku di rumah, setidaknya aku tidak menjadi beban bagi Zhu'er," sambung Liuzhen.
"Jika aku di rumah, mungkin a...."
"Yaaa... mungkin Liu gege tidak akan pernah bisa membuat langit menyesal," potong Anzhu yang telah memasuki kamar Liuzhen.
"Lagipula kakek tidak membutuhkan bantuanmu sama sekali di rumah," ejek Anzhu kembali.
"Aku tidak pernah melihat Liu gege seburuk ini, bahkan lebih buruk dari ulat," lanjut Anzhu menggerutu.
"Zhu'er bagaimana bisa ka - kau... kau menguping dan masuk ke kamar ku," tanya Liuzhen terkejut melihat Anzhu yang bersandar.
"Apa kau tahu ini pukul berapa, dan bagaimana bisa kau masuk, apa kakek lupa menguncinya," sambung Liuzhen panik.
"Stop! Baiklah, baik aku mengerti, sangat-sangat mengerti. Sekarang coba katakan ada keperluan apa nona muda ini datang dan memasuki kamar laki-laki selarut ini?" Tanya Liuzhen memotong bawelan Anzhu.
"Liu gege, apa kau tau...."
"Tidak," potong Liuzhen
"Liu gege aku blm selesai berbicara!" jawab Anzhu.
"Sebenarnya aku berhasil mendapatkan Seni Penempaan Tubuh tingkat rendah, aku berusaha keras untuk ini. Yaaa.. setidaknya kau harus berterimakasih padaku dengan cara yang layak," jawab Anzhu berantusias membanggakan dirinya.
"Apaa! Seni Penempaan Tubuh? Tapi, bukankah tubuhku sudah kuat," jawab Liuzhen mengejek.
__ADS_1
"Liu gege bodoh, bahkan seniorku berusaha mati-matian untuk mendapatkannya, kenapa kau sedikitpun tidak serius," balas Anzhu kesal.
"Hahaha," tawa keras Liuzhen.
"Zhu'er kemarilah mendekat, duduklah. Aku tidak bermaksud begitu, kau tidak perlu berusaha keras untukku aku juga tidak ingin menjadi beban bagimu. Seharusnya aku yang melindungimu," ucap Liuzhen merasa bersalah.
Malam itu Liuzhen menutup dalam-dalam tentang perasaan gelisahnya, dia tidak ingin berpikiran hal bodoh seperti itu lagi.
Liuzhen yakin Anzhu sangat tulus membantu dan sama sekali tidak menganggapnya sebagai beban, meskipun sesekali Anzhu mengatakan hal tersebut.
Liuzhen cukup berantusias melihat Anzhu membawa kitab Seni Penempaan Tubuh untuknya. Tidak perlu Anzhu mengatakan kehebatan ilmu itu, Liuzhen telah mengerti.
"Zhu'er kau tidurlah dikamarku tidak baik bagimu untuk kembali selarut ini, aku akan langsung melatihnya lagipula tidak mungkin aku menyia-nyiakan usaha nona muda ini hanya untuk diriku," ucap Liuzhen sembari beranjak dari tempat tidurnya.
"Liu gege, apakah harus selarut ini berlatih?" Tanya Anzhu kepadanya.
"Apa aku terlihat memiliki waktu untuk menunda kemenanganku?" Balas Liuzhen kembali.
"Kita sudah cukup beruntung karena tidak ada yang mengetahuimu dikamarku," lanjut Liuzhen.
"Zhu'er jangan lupa katakan pada kakek, aku akan segera kembali, tidak perlu mengkhawatirkanku," sambung Liuzhen meninggalkan kamarnya
Liuzhen bergegas pergi mencari tempat berlatih. Dirinya tidak ingin menimbulkan keributan atau terganggu selama latihan, jadi dia memutuskan untuk meninggalkan rumah malam itu.
Liuzhen menelusuri hutan dan memasuki gua yang biasa dia tempati, gua tersebut sedikit unik energi besar mengalir dan menimbulkan cahaya.
Selain itu Liuzhen juga memasang beberapa perangkap untuk menghindari gangguan binatang buas.
__ADS_1
Liuzhen mulai membaca, dia merasa ada yang salah dengan teknik tersebut. Awalnya Liuzhen tidak menghiraukan hal itu, hingga dia menyadari jika teknik ini merupakan Seni Raga Langit yang sering diceritakan Sang Kakek.
__ADS_2