Pendekar Penentang Langit

Pendekar Penentang Langit
Ch. 9 - Hutan Kuno I


__ADS_3

Gao Fang mulai memikirkan kemungkinan yang bakal terjadi, dia harus siap bila sewaktu-waktu akan ada penyerangan kembali.


Hanya saja untuk memastikan semua itu dia memerlukan pemuda tersebut untuk meyakinkan dirinya atas dalang dibalik semua ini.


Hidung Gao Fang tiba-tiba terasa sedikit gatal, dia khawatir kalau seseorang sedang membicarakan dirinya dibelakang.


**


"Baiklah! Aku akan mempertimbangkan untuk kemurahan hatiku, tapi jika kau mampu menahan serangan kecilku ini," jawab wanita tersebut sambil menyentilkan sebuah kerikil.


Liuzhen tidak memiliki waktu untuk menghindarinya, dia terpaksa harus menahan serangan wanita muda itu tanpa persiapan.


Serangan yang cukup cepat dan kuat membuat Liuzhen termundur beberapa langkah sambil memegang dadanya yang terasa sakit.


"Aku tidak menyangka, kau menerima seranganku tanpa terluka," ucap wanita tersebut.


"Senior bukankah dirimu sudah keterlaluan?" potong Liuzhen yang mulai kesal.


"Pertama aku tidak mengetahui dirimu berada di dalam air. Kedua aku telah meminta maaf kepadamu. Ketiga kau menyerangku meski aku telah meminta maaf," sambung Liuzhen.


Liuzhen sadar dia tidak dapat mengalahkan wanita itu, Liuzhen juga mencoba berpikir untuk kabur sambil mengantisipasi apabila dia dikejar nantinya.


"Senior. Sepertinya kau membuat junior ini tidak memiliki pilihan lain," ucap Liuzhen sambil melirik pakian wanita tersebut.


"Ohhh, apa kau ingin mencoba bertarung denganku," balas wanita tersebut.

__ADS_1


"Tentu saja," ucap Liuzhen sambil berlari kearah baju wanita itu.


"T.I.D.A.K," sambung Liuzhen mengeja.


Liuzhen berhasil mendapatkan pakian wanita tersebut, dia juga berhasil lolos dari serangan yang kuat. Liuzhen cukup beruntung kalau wanita itu tidak bisa banyak bergerak demi menutupi tubuhnya di dalam air.


"Hei! Bajingan," teriak wanita itu melihat Liuzhen berlari menjauh.


"Jangan lari," sambung wanita tersebut.


"Sial bocah itu membodohiku," gumamnya kesal dalam hati.


Liuzhen berlari sekuat mungkin, dia tidak ingin sampai terkejar apalagi harus bertarung malawan wanita itu, setidaknya untuk saat ini.


"Aku harus bersembunyi untuk sementara," gumam Liuzhen dalam hati.


Semakin dalam Liuzhen memasuki hutan tersebut semakin Liuzhen mendapati ada yang aneh, kabut hutan tersebut juga semakin menebal ditambah tubuh Liuzhen juga terasa semakin berat. Setidaknya sekarang Liuzhen merasakan dua kali dari berat tubuhnya.


Liuzhen teringat kalau kakek pernah berbicara tentang hutan kuno, ketika seseorang memasuki hutan tersebut akan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk menemukan jalan kembali.


Hutan kuno tersebut muncul ketika adanya perbedaan energi kuat yang merespon segel, Kebetulan energi itu sedang muncul ketika Liuzhen berlari memasuki hutan.


Di dalam hutan tersebut Liuzhen kaget melihat hewan buas yang lebih besar puluhan kali dari hewan buas biasa dia lawan. Hewan tersebut merasakan kehadiran Liuzhen, hanya saja tidak menemukan keberadaan dirinya.


"Sial! Ada apa ini, kenapa aku tidak pernah melihat makhluk sebesar ini sebelumnya," gumam Liuzhen panik dalam hati.

__ADS_1


Liuzhen mencoba menghilangkan hawa keberadaannya sekuat mungkin, dia tidak ingin menarik perhatian hewan buas sebesar ini lagi, atau bahkan lebih besar.


**


Dalam sebuah sekte besar terjadi pertemuan yang tidak diketahui oleh sekte lainnya, dalam hal ini ada tiga sekte besar melakukan pertemuan tersebut kecuali Gunung Persik.


Diantara tiga perwakilan sekte tersebut salah satunya adalah perwakilan Naga Hitam, pertemuan itu lebih mendiskusikan tentang monopoli perdagangan di Negeri Jingyin.


Banyak sekte berantusias bergabung untuk mendiskusikannya, disamping keuntungan yang begitu besar mereka juga dapat memiliki hubungan dengan Naga Hitam.


Pengaruh Naga Hitam sudah menyebar luas di seluruh pelosok negeri, hanya saja tidak semua orang mengetahuinya.


"Karena kalian semua telah sepakat, aku tidak akan mempermalukan diriku," ucap perwakilan Naga Hitam itu.


Naga Hitam memiliki ciri khasnya, mereka menggunakan topeng putih dengan simbol naga yang melekat pada leher mereka.


"Masing-masing ambil botol ini, aku harap kalian menyukai isinya," ucap topeng putih itu.


Semua yang melihat isi botol tersebut senang bukan main, mereka mendapatkan masing-masing tujuh pil bulan, bagi para pendekar pil adalah harta karun tidak tertandingi apalagi harus mendapatkan pil bulan.


Satu pil bulan dihargai dengan sepuluh ribu koin emas, itu dikarenakan setiap tahun pil bulan hanya dapat diproduksi sebanyak tiga buah, jika beruntung mereka akan dapat menghasilkan empat pil pertahun.


Sedangkan pendapatan sekte besar sekalipun hanya delapan puluh hingga seratus ribu koin emas setiap tahun, dan itu semua mereka dapatkan dengan sulit, tetapi berbeda halnya jika bekerja sama dengan pria bertopeng putih itu.


"Botol itu hanyalah hadiah kecil dariku, jika ini berjalan lancar kalian semua akan mendapatkan bagian yang menguntungkan," ucap pria bertopeng putih itu lagi.

__ADS_1


"Terimakasih tuan," balas salah satu tetua sekte berantusias yang diikuti tetua lainnya.


__ADS_2