
__ADS_3
Kondisi di lantai ketiga semakin ricuh, Ho Tung terus-menerus memberikan provokasi kepada banyak orang.
Meskipun dia bersembunyi dengan baik tetapi Liuzhen dapat mengenalinya, pria itu tidak ingin repot-repot hanya untuk membawa Wu Yong.
Liuzhen lalu berjalan mendekati Wu Yong dengan santai, tapi herannya tidak ada yang berani mendekati dia.
Bahkan mereka perlahan mundur ketika Liuzhen semakin mendekat, saat sudah mencapai di sudut dinding beberapa dari mereka memilih untuk menyerang.
Ayunan pedang mereka begitu bertenaga, tetapi semua serangan itu dihindari oleh Liuzhen dengan mudah.
Liuzhen tidak ingin menyerang balik mereka, pria itu sadar semakin meladenin orang-orang tersebut hanya akan menimbulkan masalah.
Ho Tung yang melihat Liuzhen dapat menghindari serangan dengan mudah sedikit jengkel, dia lalu memerintahkan beberapa Pendekar Ahli di sekelilingnya untuk ikut menyerang.
Perlahan jumlah musuh yang melawan Liuzhen semakin meningkat, mereka mengikuti instruksi dari Ho Tung.
Para pendekar yang sebelumnya mundur hingga tersudut juga ikut membantu, sekarang lawan Liuzhen bertambah berkali lipat.
"Rasakan ini!" Teriak salah seorang sambil mengayunkan pedangnya.
"Serang! Jika kita bersatu dia tidak ada apa-apanya," ucap Ho Tung melihat peluang.
Semangat semua orang semakin menggebu-gebu, anehnya yang tidak memiliki masalah dengan Liuzhen malah ikut menyerangnya.
__ADS_1
Perkataan Ho Tung seperti dekrit seorang raja bagi mereka, bagaimana tidak Ho Tung adalah murid satu-satunya Haocun dari Rumah Pelelangan Sakti.
"Dia tidak ada apa-apanya, hanya bocah di tahap Ahli," timpal Ho Tung menyemangati anak buahnya.
Perkataan Ho Tung membuat mereka semakin bersemangat, semua orang serentak menyerang.
Tapi meskipun banyak yang menyerang pria itu, mereka tidak dapat mengenakkan serangannya di tubuh Liuzhen.
"Dia hanya beruntung! Keberuntungan tidak akan datang untuk yang kedua kalinya," teriak Ho Tung dari belakang.
Semua orang membenarkan ucapan Ho Tung dan menyerang kembali, "Kali ini dia harus mati," gumam salah seorang pria lebih semangat.
Serangan kedua ini menjadi serangan paling kompak dari mereka, "Matilah!" Timpal satunya lagi sambil melompat ke arah Liuzhen.
Yu Fei dan yang lainnya ingin bertemu Liuzhen, mereka menjadikan monyet putih tersebut sebagai alasan pertemuan mereka.
Changyi dan Xiao Mei juga mengikuti Yu Fei, mereka berdua juga ingin bertemu adik junior mereka.
Yu Fei melihat Changyi memegang banyak persedian dia lalu bertanya, "Apa yang kau bawa itu?"
Changyi hanya tersenyum sambil menghindar untuk menjawab, "Kalian akan mengetahuinya nanti," jawab Changyi.
Xiao Mei dan Yu Fei tidak menjawab apa-apa, mereka cuma sedikit curiga dengan niat dari pria gemuk itu.
__ADS_1
Setelah itu Yu Fei juga melirik bawaan Xiao Mei, "Lalu...." Mata Yu Fei mengarah ke benda yang di pegang oleh Xiao Mei.
Wanita itu spontan merespon, "Ahh.... tidak! Ini bukan apa-apa, hanya sedikit makanan untuk adik Li," jawab Xiao Mei gugup.
Mendengar ucapan Xiao Mei, Yu Fei menyipitkan matanya, "Sedikit?" Gumam Yu Fei melihat setumpuk kotak makanan.
Yu Fei melihat kedua rekannya semakin bingung dia lalu berkata, "Apa yang sebenarnya kalian pikirkan, apa tidak ada lagi yang lebih aneh?" Tanya Yu Fei kepada kedua rekannya itu.
Xiao Mei dan Changyi spontan melirik ke arah Yu Fei, mereka melihat sosok yang lebih aneh dari itu sedang berada di samping mereka.
"Ada apa. Aku?" Xiao Mei dan Changyi saling mengangguk.
Yu Fei membawa monyet putih di dalam sebuah kurungan, mereka bertiga terlihat sangat mencolok.
"Kakak... seandainya ada adik Li, pasti bisa memasukkannya ke dalam kotak ruang miliknya," keluh Changyi.
Yu Fei ingin menjitak kepala Changyi tetapi dia tidak dapat melakukannya, kedua tangannya fokus mengangkat barang bawaan.
Saat mereka sedang berjalan menuju Perguruan Elang Putih, tiba-tiba Yuwen melihat Yu Fei dan yang lainnya.
Pria itu berinisiatif mendekati Yu Fei dan menegur, "Heii... kalian mau kemana?" Tanya Yuwen penasaran.
"Ahhh... apa kau terlalu senggang untuk melihat kami, pegang ini!" Balas Yu Fei sambil melimpahkan barang bawaannya.
__ADS_1
"Haaa!" Jerit Yuwen tidak terima, tapi barang bawaan Yu Fei sudah berada di tangannya.
__ADS_2