Hanya Sekedar Menikahi

Hanya Sekedar Menikahi
Sulit tidur


__ADS_3

Gerry menatap gelapnya malam dari balkon apartemennya. Ingatannya kembali melayang pada percakapannya dan William tadi pagi.


Apa kau masih ingin menyangkal jika saat ini kau sudah mencintai istrimu, Gerry? Bahkan kau sudah merasakan cinta itu sejak dia sah menjadi istrimu. Kau saja yang selalu menyangkal isi hatimu.


Dalam benaknya Gerry bertanya-tanya. Apakah benar ia sudah sejak lama mencintai istrinya? Namun bagaimana dengan Ketty? Bukankah ia juga mencintai wanita itu? Tapi... Apakah perasaannya selama ini pada Ketty adalah bentuk cinta atau hanya bentuk rasa ingin memiliki saja.


Huh


Nafas Gerry terbuang begitu saja di udara. Ia sungguh pusing memikirkan masalah hati ini. Belum lagi ia harus memikirkan banyak cara untuk memperjuangkan rumah tangganya untuk tetap utuh seperti ucapan William dan kedua orang tuanya.


Gerry sadar saat ini jika nama dan wajah Kyara sudah mulai mengisi penuh hati dan pikirannya. Ia pun sungguh berat untuk melepaskan wanita itu. Harus ia akui. Jika perkataan Kakeknya yang mengatakan tidak membutuhkan waktu lama untuk mencintai wanita itu adalah benar.


Tapi... Apakah ia masih pantas untuk bersama wanita yang sudah sangat dalam ia sakiti hatinya? Hati Gerry meragu.


*


Pagi itu Rania nampak terkesiap melihat pemandangan indah di depan matanya. Bagaimana tidak, saat ini ia tengah menyaksikan tiga orang pria tampan yang baru saja turun dari dalam mobil dengan kaca mata hitam bertengger di hidung mancung mereka masing-masing.


"Hei... Lihatlah ada lalat masuk ke dalam mulutmu!" Kelakar William yang sudah berada di depan Rania.


Rania gelagapan. Segera ia menutup mulutnya.


"Huh, menyebalkan!" Gerutunya.

__ADS_1


William pun terkekeh dan berjalan masuk ke dalam ruko.


"Selamat pagi Nona Rania." Sapa Asisten Jimmy.


"Pagi Asisten Jimmy." Balas Rania tersenyum.


"Dimana Kyara?" Tanya Gerry karna tidak melihat wanita itu.


"Kyara sedang berada di kamarnya. Dia masih tidur."


"Aneh sekali." Gumam Gerry pelan karna Kyara bukanlah wanita yang suka bangun kesiangan. gumaman Gerry pun masih bisa terdengar oleh Rania.


"Ia baru saja bisa tertidur pukul 6 pagi tadi. Semalaman Kyara begadang karna bayinya terus saja bergerak. Karna itu ia sulit untuk tidur." Jelas Rania.


Rania mengangguk. "Silahkan. Tapi jangan sampai ia terbangun." Ucapnya.


Gerry pun masuk ke dalam ruko melewati William begitu saja. William yang melihat Gerry hanya diam saja tanpa bertanya karna saat ini ia tengah sibuk menatap kerupuk di depannya.


"Kebapa baunya aneh sekali?" Gumam William membolak-balikkan kerupuk itu di depan wajahnya. Keningnya mengekerut memikirkan kerupuk apa itu.


"Kau sedang apa William?" Tanya Rania merasa aneh dengan tingkah William.


"Aku sedang meneliti kerupuk apa ini. Kenapa baunya aneh sekali. Dan saat aku memakannya terasa aneh." Ucap William.

__ADS_1


Rania menggeleng. Kemudian duduk di depan William.


"Apa di negaramu dulu tidak ada kerupuk seperti ini?"


"Sepertinya tidak. Aku bahkan baru melihat kerupuk yang seperti ini."


Rania terkekeh kecil.


"Apa kau mau tahu apa nama kerupuk ini?" Tanya Rania menaikkan sebelah alis matanya.


"Ya?"


"Nama kerupuk itu..." Rania mengetuk-ngetuk keningnya dengan jarinya.


"Apa namanya? Jangan bilang kau juga tidak tahu!" Gerutu William.


"Kenapa kau tidak sabar sekali sih Bang Bule." Seloroh Rania.


"Jadi apa?" Desak William sudah sangat penasaran.


"Kerupuk pengharum toilet."


***

__ADS_1


__ADS_2