Hanya Sekedar Menikahi

Hanya Sekedar Menikahi
Dia sungguh konyol


__ADS_3

"Aku tidak boleh terlalu lama membuatnya menunggu atau aku akan kehilangan pelanggan setia di butikku." Gumam Bianca lalu menghidupkan mesin mobilnya. Mobil pun mulai melaju meninggalkan kediamannya dan Calvin.


"Kenapa dia terlihat buru-buru sekali." Gumam Calvin menatap pada pintu yang sudah tidak lagi memperlihatkan sosok istrinya di sana.


Tring


Deringan ponsel yang terdengar cukup kuat tak membuat Bianca segera mengangkatnya. Bianca lebih memilih menambah kecepatan mobilnya agar cepat sampai di butik karena ia tahu siapakah yang menghubunginya saat ini


Tap


Tap


Tap


Suara bunyi sepatu heels yang beradu dengan lantai yang terdengar begitu nyaring membuat perhatian dua orang pria yang sedang duduk di kursi tunggu mengalihkan pandangan mereka ke sumber suara.


"Itu Nona Bianca sudah datang." Suara Merry terdengar cukup kuat diikuti dengan helaan nafasnya yang terdengar begitu lega.


"Maaf sudah membuat anda menungu, Tuan. Mari ke ruangan saya saja." Ajak Bianca dengan nada sopan.

__ADS_1


"Tidak perlu repot, Nona. Kita bisa membicarakannya di sini saja." Balas salah satu dari pria itu dengan ramah.


"Baiklah." Balas Bianca lalu duduk di salah satu kursi yang memang sudah disediakan untuknya.


"Silahkan diminum dulu minumannya, Tuan." Ucap Merry sambil mengarahkan pandangan pada minuman di depan kedua pria itu yang sejak tadi diangguri begitu saja.


"Terimakasih." Balas Tuan James dan asistennya hampir berbarengan lalu meminum minuman masing-masing.


"Kedatangan kami ke sini untuk memesan kembali setelan pakaian kerja untuk Tuan James dengan warna berbeda dari pakaian kerja yang anda kirimkan beberapa hari yang lalu." Ucap seorang pria yang Bianca ketahui adalah asisten Tuan James.


"Apa dengan model yang sama?" Tanya Bianca memastikan.


"Baiklah, Tuan. Saya akan segera mengerjakannya." Bianca nampak tersenyum senang menatap pada Tuan James.


"Kau jangan senang dulu. Karena aku memintamu mengerjakannya dalam waktu tiga hari. Jika kau tidak berhasil membuatnya dalam waktu tiga hari, maka kau akan tahu akibatnya." Tuan James menyunggingkan senyumannya. Menahan bibirnya agar tidak tersenyum lebar saat melihat wajah Bianca yang begitu terkejut saat mendengar ucapannya.


"Tiga hari?" Tanya Bianca memastikan kembali.


"Ya. Tiga hari atau tidak sama sekali." Balas James dengan santai.

__ADS_1


"Tapi dalam waktu tiga hari saya tidak—"


"Saya cukup yakin dengan kemampuan anda Nona Bianca. Saya harap anda tidak akan mengecewakan harapan saya." Ucap James menatap Bianca dengan serius. James pun bangkit dari duduknya. "Saya rasa pertemuan kita hari ini sudah cukup karena saya sudah mengungkapkan permintaan saya."


"Tapi Tuan James..." Bianca kembali mencoba berbicara.


"Hugo. Ayo pergi!" Titah James pada asistennya yang diangguki Hugo dengan patuh.


James dan Marko pun berlalu begitu saja tanpa menghiraukan ekspresi Bianca yang begitu terkejut dengan tingkah mereka.


"Yang benar saja aku harus menyelesaikan setelan kerja pesanannya dalam waktu sesingkat itu." Tubuh Bianca melemas membayangkan apa yang harus ia lakukan agar permintaan Tuan James dapat ia penuhi.


"Tidak biasanya Tuan James bertingkah konyol seperti tadi Nona." Ucap Merry merasa heran.


"Dia benar-benar gila. Aku rasa dia ingin membunuhku secara perlahan dengan permintaannya ini!" Bianca berdecak sebal. Lalu menyandarkan punggungnya di sandaran sofa. "Jika tidak mengingat dia adalah pria yang cukup berpengaruh di kota ini, rasanya aku sungguh enggan mengabulkan permintaan konyolnya." Gerutu Bianca.


***


Berikan like, komen dan vote dulu yuk untuk lanjut🙂

__ADS_1


__ADS_2