Hanya Sekedar Menikahi

Hanya Sekedar Menikahi
Akan menjemputmu pulang


__ADS_3

William mengusap lembut wajah bulenya dengan kedua tangannya saat kata "Sah" itu mulai terdengar. William menghela nafas lega. Karena hari yang ditunggu-tunggunya akhirnya datang juga. Dimana Bianca dan Calvin akhirnya sudah sah menjadi sepasang suami istri di mata hukum dan agama.


Satu bulan sudah ia habiskan untuk mengurus permasalah yang sudah sejak lama membebani pemikirannya. Akhirnya penantian dan perjuangannya selama ini berbuah manis. Ketakutan yang sempat menghantuinya pun sirna sudah.


Dan hari itu juga, setelah menjadi saksi akan bersatunya kedua orang tua dari gadis kecil bernama Cilla, William pun memutuskan untuk langsung berangkat ke Ibu kota untuk menjelaskan setiap kejadian dan kebenaran yang terjadi pada istri tercintanya.


"Rania... Baby... Aku akan menjemput kalian pulang." Gumam William saat pesawat mulai mengudara.


Setelah enam belas jam lebih mengudara, akhirnya William pun telah kembali menginjakkan kakinya di tanah air.


Tap


Tap


Tap


Suara langkah kaki yang mengarah ke arahnya membuat perhatian William teralihkan dari ponselnya.

__ADS_1


"Gerry... Kyara..." William menyematkan senyuman tampannya saat melihat Gerry, Kyara dan Baby Rey dalam gendongan Kyara tengah berjalan ke arahnya.


"Selamat... Akhirnya perjuanganmu membuahkan hasil." Ucap Gerry menepuk pundak William.


William melebarkan senyumannya. "Semuanya tidak lepas dari bantuan kalian." Balas William dengan tulus.


Gerry tersenyum.


"Aku percaya kau pasti bisa menyelesaikannya." Ucap Kyara dengan senyuman manisnya.


"Terimakasih telah banyak mendoakanku selama ini." Balas William mengingat setiap pesan yang dikirimkan Kyara lewat media sosialnya.


"Apa kau masih sudah tidak sabar menjemput istrimu?" Ledek Gerry melihat wajah lelah William.


"Sepertinya aku harus tidur sejenak sebelum menjemput istriku. Kalau tidak dia akan takut melihat wajahku yang seperti ini." Balas William. Karena saat ini kantong matanya sudah nampak menghitam yang memperlihatkan betapa William sangat sulit untuk tidur selama satu bulan terakhir ini.


"Baiklah. Ayo, aku akan mengantarkanmu untuk pulang ke apartemenmu." Ucap Gerry yang diangguki oleh William.

__ADS_1


*


Ceklek


William memasuki kamarnya yang sudah hampir satu bulan ini tidak ditempatinya dengan senyuman terkembang di kedua sudut bibirnya. Aroma khas Vanilla istrinya pun mulai menusuk ke dalam indera penciumannya saat sudah berada di dekat ranjang.


"Rania... Aku sungguh merindukanmu..." Ucap William lalu menjatuhkan tubuhnya di atas ranjang. "Tunggulah sebentar lagi... Aku akan menjemputmu dan anak kita kembali ke dalam pelukanku." Guman William sambil memejamkan kedua kelopak matanya. Tak membutuhkan waktu lama, akhirnya mata yang sudah nampak begitu lelah itu pun akhirnya terpejam. William pun mulai terhanyut dalam mimpi yang akan membawanya kembali menjemput pujaan hatinya.


Di tempat yang berbeda, seorang wanita yang sudah sangat merindukan sosok suaminya itu nampak menangis menatap pada gelapnya malam dari atas balkon sambil mengelus perut buncitnya.


"Apa William tidak menepati janjinya untuk datang menjemputku? Apakah dia lebih memilih bertanggung jawab pada wanita itu dan anaknya dan memilih meninggalkan aku?" Segala pikiran buruk mulai menghantui wanita hamil sensitif itu. Jika di awal ialah yang meminta suaminya untuk meninggalkannya, namun saat ini ia justru tidak ingin kehilangan sosok suaminya.


"Jika aku terus memikirkan nasib gadis kecil itu, lalu bagaimana dengan anakku? Anakku juga membutuhkan kasih sayang dari ayahnya." Wanita itu semakin menangis sambil memeluk erat perut buncitnya seakan meminta kekuatan dari bayi yang kini tengah bersemayam di dalam perutnya.


***


Hallo yang sering bilang cerita aku tu gantung, menurut kalian gantung tu seperti apa sih😌

__ADS_1


Dan jangan lupa tinggalkan jejak vote, komen dan likenya untuk lanjut lagi ke bab selanjutnya😌


__ADS_2