
__ADS_3
"Daddy... ini loh boneka Teddy yang dibelikan Nenek tadi!" Suara gadis kecil yang sedang berbincang dengan Daddynya membuat langkah Bianca kian melambat menuju sumber suara. "Bonekanya cantik sekali bukan?" Ucapnya lagi sambil menunjukkan bonekanya ke depan wajah Daddynya.
Pria yang sangat sulit untuk tersenyum itu nampak tersenyum kaku. "Ya. Sangat cantik seperti Cilla." Balasnya dengan nada datar namun tetap tersenyum.
"Tentu saja. Cilla kan sangat cantik seperti Mommy. Benar kan Daddy?" Ucapnya lalu menunjuk foto pernikahannya dan Bianca yang terpajang di dinding ruang tamu.
Calvin mengalihkan pandangannnya. Menatap pada foto pernikahannya. Dapat Calvin lihat wajah cantik Cilla memang menurun dari wajah Bianca. Cukup lama Calvin menatap pada foto pernikahannya. Hingga suara seseorang yang sedang ia tatap fotonya mengalihkan pandangan Calvin.
"Mommy... Mommy sudah pulang?" Suara Cilla terdengar begitu riang memanggil Bianca. "Lihatlah boneka baruku. Cantik sekali bukan?" Sama halnya dengan Calvin, Cilla pun turut menunjukkan bonekanya pada Bianca.
Bianca mendekat. Senyumannya pun kian melebar saat sudah berada dekat dengan Cilla. "Apa Nenek yang membelikan Cilla boneka ini?" Tanya Bianca.
"Ya... Nenek dan Bibi yang membelikannya untukku!" Balasnya begitu riang.
__ADS_1
Bianca tersenyum. Lelah di tubuhnya kian menghilang saat melihat wajah ceria putrinya. Namun senyuman di wajahnya tak bertahan lama saat pandangannya tertuju pada sosok pria yang kini duduk di samping Cilla.
"Cilla... Mom mau membersihkan tubuh lebih dulu. Lanjutkanlah bermain dengan Daddy. Mom akan kembali setelah selesai membersihkan tubuh." Ucap Bianca sambil mengelus rambut putrinya.
"Baik, Mommy. Cilla akan menunggu Mom di sini." Ucapnya sambil menampilkan deretan giginya pada Bianca.
Bianca mengangguk. Lalu bangkit dari posisi jongkoknya. "Aku ke kamar dulu." Ucapnya pada Calvin yang diangguki pria itu dengan wajah datarnya.
Bianca pun melangkah, meninggalkan ruang tamu menuju kamarnya yang ada di lantai dua. Helaan nafasnya kian melambat saat menyadari tatapan Calvin masih tidak berubah sejak pertama kali mereka menikah. Tatapan pria itu selalu datar dan dingin.
Cinta mati Calvin memang hanya tertuju pada wanita masa lalunya yang kini sudah terkubur di bawah tanah. Entah sampai kapan Calvin dapat menerima kehadiran sosok wanita baru di hidupnya. Bahkan sampai saat ini ia masih saja bersikap acuh pada Bianca walau pun wanita itu telah resmi menjadi istrinya.
"Daddy... Aku ingin seperti teman yang lainnya. Mereka selalu bermain bersama dengan Daddy dan Mommy mereka di depan rumah sedangkan aku tidak." Ucap Cilla dengan wajah sendu.
__ADS_1
Calvin tak menyahut bahkan mendengarkan ucapan Cilla. Karena saat ini pemikirannya melayang membayangkan wajah Bianca yang nampak sendu setiap melihatnya.
"Daddy... kenapa Daddy diam?" Tanya Cilla saat Calvin tak kunjung menyahut ucapannya.
"Agh, ya. Kau tadi berbicara apa?" Tanya Calvin merasa bersalah saat melihat wajah cemberut putrinya.
***
Komen, vote dan like dulu ya baru lanjut😌
Sambil menunggu cerita HSM update, kalian bisa mampir ke novel aku yang lainnya, ya☺
- Dia Anakku, Bukan Adikku (On Going)
__ADS_1
- Serpihan Cinta Nauvara (End)
- Oh My Introvert Husband (End)
__ADS_2