Hanya Sekedar Menikahi

Hanya Sekedar Menikahi
Tidak percaya


__ADS_3

Jimmy berjalan dengan langkah lebar ke arah balkon saat mendapatkan telefon dari pengawalnya yang menjaga Kyara selama di kota A. Rahang Jimmy nyaris terjatuh setelah mendengar dengan seksama kejadian yang menimpa Gerry dan Kyara di sana. Tangan Jimmy terkepal erat. Kedua bola matanya mulai mengembun.


"Cepat cari siapa pelakunya. Jika dalam 24 jam kau tak juga mendapatkan informasi siapa pelakunya, akan ku habisi kau!" Amuk Jimmy. Jika saat ini ia sedang berhadapan dengan pengawalnya itu, mungkin ia sudah menghajar habis-habisan para pengawalnya karna tidak becus menjaga Tuan dan Nonanya.


"Tuan Gerry..." Lirih Jimmy mengusap sudut matanya yang sudah basah. Selama ini ia selalu menjaga tuannya itu dengan baik. Ia tidak menyangka jika kejadiaan naas itu menimpa tuannya.


Jimmy melangkah kembali ke arah meja tempat ia melakukan pertemuan dengan asisten Jo.


"Maaf Asisten Jo. Tapi sepertinya pertemuan kita kali ini harus saya akhiri. Karna Tuan Gerry mendapat musibah kecelakaan." Suara Jimmy sedikit bergetar saat mengucapkannya.


Asisten Jo sontak berdiri. Pria itu terperangah. "Bagaimana bisa?" Tanyanya tak percaya. Sebab ia sangat tahu keahlian Asisten Jimmy yang selalu memprioritaskan keselamatan tuannya walau saat ini ia sedang berada di negara orang.


"Saya belum bisa memastikan kejadian yang sebenarnya. Namun saat ini saya harus segera kembali ke tanah air." Jimmy begitu sungkan saat mengucapkannya.


"Tak masalah. Pergilah. Saya yakin Tuan Rangga juga dapat memakluminya. Kau bisa menggunakan pesawat perusahaan kami untuk cepat sampai di tanah air." Tawar Asisten Jo.


"Terimakasih. Saya rasa saya sangat membutuhkannya saat ini."


"Pergilah siapkan barang-barangmu. Saya akan menyuruh pilot untuk mempersiapkan semuanya." Tepukan lembut mendarat di bahu Asisten Jimmy. Asisten Jo sangat memahami kondisi hati dan pikiran Asisten Jimmy saat ini sangat kalut.

__ADS_1


"Terimakasih." Asisten Jimmy buru-buru meninggalkan meja menuju hotel tempat ia menginap.


*


Kyara mengerjap menyesuaikan sinar lampu yang masuk ke dalam kedua bola matanya. Pandangannya mengedar memperhatikan ruangan serba putih dan aroma obat yang menyengat masuk ke indera penciumannya.


"Agh..." Rintih Kyara memegang kepalanya yang terasa sakit dengan sebelah tangannya. Kyara memandang sebelah tangannya yang sudah tertancap jarum infus. Memegang kepalanya yang sudah diperban. Begitu pula dengan siku dan betisnya.


"Mengapa aku..." Tak lama Kyara menjerit histeris saat mengingat kejadian yang menimpanya.


"Gerry..." Jerit Kyara. Kyara pun melepaskan jarum infus di tangannya tanpa memperdulikan rasa sakit.


Tak lama perawat pun masuk ke dalam ruangan dengan tergopoh-gopoh karena mendengarkan teriakan suara Kyara.


"Suamiku... Bagaimana keadaan suamiku..." Air mata mulai membanjiri wajah Kyara.


"Nona tenanglah... Kondisi anda belum membaik..." Perawat itu memegang lengan Kyara saat ia hendak berjalan ke luar kamar.


"Lepaskan aku... Lepaskan...!!" Kyara menyentak tangan perawat itu hingga terlepas. Walau pun tubuhnya terasa remuk dan sakit namun Kyara tak memperdulikannya. Saat ini ia hanya ingin melihat keadaan suaminya.

__ADS_1


"Gerry..." Lirih Kyara berjalan tertatih menyeret kakinya yang terasa sakit.


Perawat wanita itu pun mengejar jalan Kyara dengan mendorong kursi roda.


"Nona tunggu." Menjangkau lengan Kyara. "Saya akan mengantarkan anda ke ruangan suami anda. Tapi saya mohon duduklah di kursi roda ini. Kondisi anda belum membaik." Tutur perawat memberi pengertian pada Kyara.


***


Sambil menunggu cerita Kyara update, kalian bisa mampir di dua novel aku yang lainnya, ya.


- Serpihan Cinta Nauvara (End)


- Oh My Introvert Husband (On Going)


Dan jangan lupa beri dukungan dengan cara


Like


Komen

__ADS_1


Vote


Agar author lebih semangat untuk lanjutin ceritanya, ya☺


__ADS_2