
__ADS_3
"Cukup sering. Namun hal ini wajar dialami ibu hamil sepertiku." Balas Bianca dengan lirih.
Calvin membelai pipi Bianca dengan lembut. "Berarti kau juga merasakan hal yang sama pada saat mengandung Cilla?" Tanya Calvin.
Bianca mengangguk. "Namun tidak sesering kehamilanku saat ini. Cilla sangat pengertian saat berada di dalam rahimku dulu." Bianca membelai tangan Calvin.
Calvin menatap Bianca dengan tatapan bersalah. "Maafkan aku." Lirih Calvin. Pandangannya berubah sendu.
"Tidak ada yang perlu dimaafkan. Jangan menyalahkan dirimu atas apa yang terjadi." Bianca melebarkan senyumannya agar Calvin tak semakin merasa bersalah.
"Kau wanita yang baik. Aku sungguh bodoh tidak melihat kebaikan dan ketulusanmu." Sesal Calvin.
"Yang lalu biarlah berlalu. Saat ini aku hanya berharap kau selalu berada di sampingku dan anak-anak kita selamanya." Pinta Bianca dengan mata berkaca-kaca.
"Aku akan memberikan seluruh hidupku untukmu dan anak-anak kita." Janji Calvin. Meletakkan jari jempolnya di bibir Bianca lalu membelainya lembut. "Terimakasih telah memberikan cintamu yang begitu pada pria seperti diriku."
__ADS_1
Bianca mengangguk lemah. "Aku benar-benar mencintaimu." Lirih Bianca. Tanpa sadar air mata pun mulai mengalir di kedua sudut matanya.
"Aku juga mencintaimu." Balas Calvin. Menghapus air mata yang masih mengalir di sudut mata Bianca lalu memberikan ciuman lembut di bibir Bianca.
"Mommy... Daddy... Apa yang kalian lakukan?" Suara Cilla yang terdengar cukup keras pun seketika menghentikan kegiatan Calvin yang masih terbawa perasaan mencium lembut bibir Bianca.
"Cilla... ada apa kau kemari?" Tanya Bianca dengan wajah yang memerah.
"Memangnya aku tidak boleh datang ke kamar Mom dan Dad?" Tanya Cilla kembali.
"Bukan begitu sayang..." Balas Bianca dengan lembut. Tangan Bianca melambai mengajak Cilla agar mendekat ke arahnya.
"Dari mana Cilla mengetahuinya?" Tanya Bianca merasa bingung.
"Aku mendengar Nany bercerita di dapur jika saat ini Mom tengah hamil adikku. Dan adikku kini ada di perut Mommy!" Pandangan Cilla turun menatap perut datar Bianca. "Apa benar adikku sudah ada di dalam sini, Mom?" Tangan Cilla terulur membelai perut Bianca.
__ADS_1
Bianca mengangguk. "Kau sebentar lagi akan memiliki seorang adik." Balas Bianca dengan mata yang sudah kembali berkaca-kaca.
"Jadi benar aku akan memiliki seorang adik?" Senyuman Cilla kian melebar.
Bianca pun mengangguk sebagai jawaban.
"Apa kau senang akan memiliki adik?" Tanya Calvin.
"Tentu saja aku senang. Bahkan aku sangat senang Dad! Dad kan tahu jika aku sudah lama meminta adik, dan sekarang adiknya sudah ada di dalam perut Mommy, aku sangat senang sekali." Cilla pun memperlihatkan rasa senangnya dengan mencium sebelah pipi Bianca lalu beralih mencium kedua pipi Calvin.
"Mulai sekarang aku akan menjaga Mommy dan adik di dalam perut Mommy. Aku tidak akan membiarkan Mom kelelahan." Ucap Cilla dengan yakin.
"Dad juga akan menjaga Mom dengan baik." Tambah Calvin.
Bianca tersenyum dengan mata berkaca-kaca. Ia sungguh tidak menyangka cintanya yang selama ini ia jaga akhirnya terbalas sudah. Calvin benar-benar menunjukkan rasa cinta dan sayangnya untuk dirinya.
__ADS_1
***
Hai teman-teman semua, untuk lanjutan kisah di sini akan aku lanjutkan di buku yang baru Bukan Sekedar Menikahi. Yuk lanjut baca ke novel aku yang baru karna cerita mereka akan bergabung di kisah Dika dan Hana enam tahun kemudian. Terimakasih🖤🤗
__ADS_2