Hanya Sekedar Menikahi

Hanya Sekedar Menikahi
Merasa aneh


__ADS_3

Delapan jam kurang perjalanan, akhirnya mereka pun telah sampai di Jakarta. Mobil BMW bewarna hitam itu mulai memasuki perkarangan mewah mansion keluarga Bagaskara.


"Apa kalian tidak mampir dulu di sini?" Tanya Kyara pada Rania dan William yang hendak langsung melanjutkan perjalanan menuju apartemen William.


"Sepertinya tidak dulu. Karena ada hal penting yang harus aku kerjakan malam ini." Ucap William.


Kyara mengangguk paham. Kemudian Rania dan William pun pamit masuk kembali ke dalam mobil untuk melanjutkan perjalanan menuju apartemen.


"Ini apartemen milikmu?" Tanya Rania menatap keseluruhan ruangan dalam apartemen William yang tak kalah mewah dari apartemen milik Gerry.


"Iya. Apartemen ini baru aku beli sekitar dua tahun yang lalu sebelum aku memutuskan untuk menetap di sini." Jelas William. William pun mulai mengeluarkan laptop yang ada di dalam tasnya.


Rania mengangguk paham. Pandangannya masih sibuk menelisik setiap sudut ruangan yang mencuri perhatiannya.


"Kamar kita ada di lantai dua sebelah kanan. Jika kau ingin langsung istirahat, masuklah lebih dulu ke dalam kamar karena aku harus memeriksa beberapa file lebih dulu." Tutur William kemudian.


"Baiklah. Aku juga ingin membersihkan tubuhku lebih dulu." Rania pun beranjak meninggalkan William yang sudah mulai fokus pada layar laptop di depannya.


"Bawa saja keperluan yang kau butuhkan untuk mandi. Sisanya biar aku yang membawanya ke kamar nanti." Perintah William saat Rania hendak mengangkat koper miliknya.

__ADS_1


"Tidak perlu. Aku bi—" Ucapan Rania terputus saat William dengan cepat menyelanya.


"Koper itu sangat berat. Dan tubuhmu yang kecil itu bisa terjatuh jika membawanya." Tekan William.


Rania menghembuskan nafas bebas di udara. Dan mulai membuka kopernya untuk mengambil baju dan keperluan lain yang ia butuhkan.


"Apa kamar orang kaya memang seperti ini?" Gumam Rania saat sudah berada di dalam kamar William. Menatap ranjang berukurang king dan perabotan lain yang ada di dalam kamar itu terlihat sangat mewah dan pastinya mahal.


"Aku kira William akan memintaku untuk berpisah kamar dengannya seperti Pak Gerry dulu." Ucapnya menghembuskan nafas lega mengingat cerita Kyara tentang nasib pernikahannya diawal pernikahan sahabatnya dulu. "Sudahlah... Sebaiknya aku membersihkan tubuhku lebih dulu." Gumamnya tak ingin melanjutkan pemikirannya yang menakutkan.


*


"William tidak tidur di sini tadi malam?" Gumam Rania melirik ke samping ranjang yang kosong dan masih terlihat rapi. Rania pun bergegas turun dari ranjang untuk mencuci wajahnya lebih dulu. Pandangannya pun terjatuh pada kopernya dan William yang sudah berada di sudut ruangan.


"Jika William tidak tidur di sini tadi malam. Lalu dia tidur dimana?" Pikiran Rania bertanya-tanya. Rania pun memutuskan untuk segera membasuh wajahnya sebelum mencari keberadaan William di lantai bawah.


Setelah selesai membasuh wajahnya, Rania pun dengan buru-buru turun ke lantai bawah untuk mencari keberadaan William. Saat berada di anak tangga terakhir, pandangan Rania pun tertuju pada sosok yang tengah tidur di atas sofa sambil meringkuk.


"Kenapa William tidur di sofa? Sepertinya pekerjaannya juga sudah selesai." Gumam Rania melihat tidak ada lagi laptop yang berada di atas meja. Rania pun berjalan dengan pelan mendekat pada tubuh William. "Apa William berusaha menghindari tidur bersamaku?" Lirih Rania merasa aneh.

__ADS_1


***


...Mau lanjut lagi? Kencengin komen dan votenya yuk!...


Sambil menunggu cerita Kyara update, kalian bisa mampir di dua novel aku yang lainnya, ya.


- Serpihan Cinta Nauvara (End)


- Oh My Introvert Husband (On Going)


Jangan lupa beri dukungan dengan cara


Like


Komen


Vote


Agar author lebih semangat untuk lanjutin ceritanya, ya...

__ADS_1


__ADS_2