
__ADS_3
"Apa?! Jadi semua yang terjadi pada cucuku dan cucu mantuku adalah ulah wanita itu?!" Kakek Surya nampak begitu geram saat mengetahui duduk permasalahan yang mengakibatkan Gerry koma saat ini.
"Maafkan saya, Tuan." Kepala Jimmy tertunduk. Ia sudah sangat siap mendapat amukan dari Kakek Surya dan Papa Johan saat ini.
"Jadi selama ini kau sudah mengetahui jika wanita itu sudah kembali ke kota ini dan kau tidak memberitahukan berita itu pada kami?!" Amuk Kakek Surya.
Jimmy hanya bisa tertunduk dengan mengucapkan kata maaf berulang kali.
"Tenanglah, Pa..." Papa Johan berusaha menenangkan hati ayahnya. Walau pun selama ini Kakek Surya terkesan tegas pada Gerry, namun Papa Johan sangat mengetahui jika ayahnya itu sangatlah menyayangi Gerry melebihi dirinya.
Helaan nafas Kakek Surya terdengar kasar. "Dimana wanitu itu sekarang?" Tanya Kakek Surya menatap nyalang pada Jimmy.
"Sampai saat ini para pengawal dan orang kepercayaan kita masih mencari keberadaannya. Namun saya pastikan dengan nyawa saya sendiri jika kurang dari 24 jam lagi saya akan menemukan keberadaan wanita itu." Tekad Jimmy.
"Pergilah. Dan tepati janjimu!" Tekan Kakek Surya.
Asisten Jimmy mengangguk. Kemudian berpamitan pada Kakek Surya dan Papa Johan untuk mencari keberadaan Ketty.
__ADS_1
*
Wanita berpakaian lusuh serta rambut acak-acakan itu tengah berjalan sambil tertunduk melewati satu persatu ruko yang dilewatinya. Sesekali pandangannya mengedar memperhatikan lingkungan sekitar takut-takut jika ada yang mengetahui identitasnya.
"Aku harus kemana saat ini?" Ketty mengeluh karena kakinya yang kecil sudah lelah untuk berjalan. "Seandainya aku tidak dicopet pasti semua ini tidak akan terjadi!" Gerutunya mengingat saat ia ingin melarikan diri setelah meletakkan mobilnya di dalam hutan ia kecopetan saat bersembunyi di sebuah rumah makan. Dan naas, semua kartu atm dan ponselnya hilang bersama tasnya yang dicopet.
"Lelah sekali..." Sungutnya menjatuhkan bokongnya di kursi kayu yang terdapat di depan ruko yang kosong. "Seandainya kau tak menyelamatkan wanita sialan itu. Pasti semua ini takkan terjadi, Gerry..." Lirih Ketty sambil memijat kakinya yang sakit. Saat mengetahui jika bukan Kyaralah yang ia tabrak saat itu, Ketty pun memutuskan untuk melarikan diri karena Ketty yakin jika Kakek Surya dan Papa Johan terlebih asisten Jimmy tidak akan tinggal diam jika mengetahui Cucu dan anaknya celaka. Dan karena itu pulalah ia mulai menyamar menjadi pemulung agar orang-orang suruhan Kakek Surya tidak dapat mengenalinya.
"Aku lapar sekali..." Keluh Ketty memegang perutnya yang terus berbunyi. Pandangan Ketty pun terjatuh pada warung kecil yang nampak sepi bahkan tak terlihat pemiliknya di sana.
Dengan tertatih menarik kakinya yang sudah sedikit lecet, Ketty pun berjalan menuju warung itu. Setelah memastikan jika takkan ada yang melihat aksinya, Ketty pun dengan segera mengambil beberapa roti yang berada di keranjang atas etalase.
Melihat aksinya diketahui sang pemilik warung, Ketty pun berlari tanpa memperdulikan kakinya yang sakit karena saat ini beberapa warga nampak berlari ke arahnya.
"Agh... Sial...!!" Umpatnya saat sandal yang digunakannya putus. Tak lama Ketty pun berteriak karena kakinya tersandung batu yang membuat ia terjatuh.
"Aku harus segera kabur!" Ujarnya hendak bangkit. Namun karena kakinya terkilir akhirnya Ketty terjatuh kembali.
__ADS_1
"Mau kemana kau dasar maling...!!" Ibu-ibu bertubuh gempal itu langsung melayangkan sendal yang sudah berada di tangannya ke tubuh Ketty dengan membabi buta.
**
Mau lanjut lagi? Kencengin komen dan votenya yuk!
Sambil menunggu cerita Kyara update, kalian bisa mampir di dua novel aku yang lainnya, ya.
- Serpihan Cinta Nauvara (End)
- Oh My Introvert Husband (On Going)
Jangan lupa beri dukungan dengan cara
Like
Komen
__ADS_1
Vote
Agar author lebih semangat untuk lanjutin ceritanya, ya☺
__ADS_2