
__ADS_3
Gerry menatap satu tumpuk lembaran dokumen yang berada di atas mejanya dengan datar. Hari ini ia akan memulai kesibukannya menjadi presdir di perusahaan Bagaskara kembali. Melihat tumpukan dokumen yang tidak terlalu tinggi, Gerry dapat menyimpulkan jika Kakek Surya telah banyak membantu memeriksa dokumen-dokumen yang lainnya.
"Jimmy..." Suara Gerry menghentikan aktivitas Asisten Jimmy yang sedang membereskan dokumen yang sudah diperiksa oleh Gerry.
"Iya, Tuan."
"Dimana kotak bekal yang aku bawa tadi?" Tanya Gerry saat menyadari jika kotak bekalnya tidak berada di dekatnya.
"Kotak bekalnya masih ada di dalam mobil, Tuan." Jawab Asisten Jimmy.
"Masih di dalam mobil? Kenapa kau meninggalkan bekal yang disiapkan istriku di dalam mobil!" Cecar Gerry menatap Asisten Jimmy dengan tajam.
"Saya hanya berpikir jika Tuan tidak akan mau menenteng kotak bekal itu melewati lobby sampai ruangan presdir." Ucap Asisten Jimmy mengeluarkan pemikirannya.
Gerry mendengus kasar. Menggertakkan giginya dan kembali menatap Asisten Jimmy dengan tajam. "Sekarang kau ambil kotak bekalku yang tertinggal di dalam mobil atau gajimu akan ku potong 30 persen!" Ancam Gerry merasa tak suka.
Hembusan nafas Asisten Jimmy terbuang bebas di udara. "Bukankah sejak dulu Tuan paling tidak suka jika menjinjing makanan masuk ke dalam perusahaan." Gumam Asisten Jimmy dengan pelan. Asisten Jimmy pun bangkit guna melakukan perintah tuannya.
"Aku masih mendengar ucapanmu!" Pekik Gerry. "Dan harus kau ingat. Jika saat ini aku sudah berubah. Dan jangan lagi kau membiarkan kotak bekal yang sudah disiapkan istriku terlantar begitu saja di dalam mobil!" Sembur Gerry.
Kepala Asisten Jimmy mengangguk. Ia tidak lagi ingin menimpali ucapan atasannya itu.
__ADS_1
"Anda kenapa Asisten Jimmy?" Tanya Sinta saat melihat Asisten Jimmy menggeleng beberapa kali setelah keluar dari dalam ruangan presdir.
Asisten Jimmy sontak menatap pada Sinta dengan tajam. "Kerjakan tugasmu. Dan jangan banyak bertanya!" Titahnya dengan dingin.
Tubuh Sinta tersentak. "Ba-baiklah. Maafkan saya Asisten Jimmy." Ucap Sinta dengan kepala tertunduk.
"Dia itu garang sekali!" Gerutu Sinta menghentakkan kakinya ke lantai. "Tatapannya juga dingin sekali hingga tubuhku serasa membeku dibuatnya!" Sinta bergedik ngeri.
*
Beberapa orang yang sedang berlalu lalang di lobby nampak menahan tawanya saat melihat kotak bekal yang sedang dijinjing Asisten Jimmy. Asisten Jimmy terus berjalan dengan tatapan datarnya menuju lift khusus petinggi perusahaan dengan menenteng kotak bekal bewarna pink muda dengan motif bunga kecil di tutupnya.
"Apa benar itu Asisten Jimmy?" Seru seorang resepsionis yang tidak dapat lagi menahan tawanya. Dua orang resepsionis lainnya pun ikut tertawa setelah menahannya sejak tadi. Jelas saja, mereka tidak akan berani menertawakan orang berpengaruh nomor dua di perusahaan besar itu.
"Dia benar-benar Asisten Jimmy." Lanjutnya kemudian karena hanya orang-orang berpengaruh yang bisa menempelkan sidik jarinya di lift khusus petinggi perusahaan itu.
Tak berbeda jauh dengan orang-orang yang berada di lobby, Nisa yang baru saja mengantarkan kopi ke meja Sinta pun tak bisa menahan tawanya saat melihat apa yang dibawa Asisten Jimmy.
"Hentikan tawamu!" Perintah Sinta menginjak kaki Nisa saat Asisten Jimmy sudah mendekat ke arah mereka."
***
__ADS_1
...Mau lanjut lagi? Kencengin komen dan votenya yuk!...
Sambil menunggu cerita Kyara update, kalian bisa mampir di dua novel aku yang lainnya, ya.
- Serpihan Cinta Nauvara (End)
- Oh My Introvert Husband (On Going)
Jangan lupa beri dukungan dengan cara
Like
Komen
Vote
Agar author lebih semangat untuk lanjutin ceritanya, ya☺
.
.
__ADS_1
.
__ADS_2