Hanya Sekedar Menikahi

Hanya Sekedar Menikahi
Menganggu saja!


__ADS_3

"Ara, Hey..." Tangan William melambai di wajah Kyara melihat Kyara yang hanya diam saja. "Kau sedang apa di sini, hm?" Tanyanya lagi.


"Tentu saja dia sedang berbelanja. Kau ini bagaimana?" Ucap Reno jengah mendengar pertanyaan William yang ia rasa tidak penting.


"Diamlah! Aku sedang tidak berbicara kepadamu!" Sengit William menatap Reno tajam.


"Ara, kau belum menjawab pertanyaanku." Ucap William melihat Kyara yang masih diam dengan wajah tegang.


"Sa-saya sedang membeli kebutuhan sehari-hari, Pak..." Jawab Kyara pada akhirnya.


William manggut-manggut. "Lalu dengan siapa kau berbelanja di sini? Apa temanmu ada yang tinggal di apartemen ini?" Tanya William mengingat rasanya tidak mungkin Kyara berbelanja di supermarket di bawah apartemen pagi hari jika ia tidak tinggal di sana.


"Agh, itu..." Kyara nampak berpikir alasan apa yang ingin ia utarakan. "Tidak... Tapi sepupu saya ada yang tinggal di apartemen di sini. Dan tadi malam saya menginap di apartemennya." Jelas Kyara berbohong.


William nampak berpikir. Jika sepupu Kyara tinggal di salah satu apartemen di gedung ini, berarti sepupu Kyara adalah orang yang cukup berada mengingat apartemen itu adalah apartemen elit di kotanya. Rasanya William sangat ingin bertanya siapa sepupunya itu. Tetapi demi menjaga hati Kyara, William tidak lagi mempertanyakannya.


"Lalu dimana sepupu kau itu, Ara? Kenapa dia tidak menemanimu?"

__ADS_1


"Sebentar lagi ia akan menyusul saya, Pak."


"Bisakah jika di luar seperti ini kau tidak memanggilku dengan sebutan seperti itu? Kau bisa memanggil namaku saja, Ara. Bukankah kita sekarang sudah menjadi teman." Pinta William.


"Baiklah, William." Ucap Kyara tersenyum kikuk.


"Apa masih ada yang ingin kau bicarakan, William? Kau ingat bukan tujuan kita datang ke sini?" Tanya Reno yang sedari tadi hanya diam.


"Astaga... Aku melupakannya... Hm, Ara, Padahal aku sangat ingin menemanimu saat ini. Tetapi mengingat aku ada urusan yang sangat mendesak, jadi aku harus pergi sekarang juga." Ucap William dengan berat hati.


"Tunggu apa lagi, William?" Tanya Reno lagi melihat William yang masih menatap Kyara intens.


"Kau ini sungguh tidak sabaran! Lagi pula belum tentu Gerry sudah bangun dari tidurnya!" Sungut William. Wajahnya yang semula tersenyum berubah masam pada Reno yang menurutnya sangat menganggu.


Setelah membayar semua belanjaannya, Kyata nampak bingung harus kemana. "Huh, bagaimana ini? Bukannya tadi temannya Pak William berkata ingin ke apartemen Pak Gerry? Sangat berbahaya jika aku kembali ke apartemen sekarang. Bagaimana jika aku ketahuan berbohong." Lirih Kyara bimbang.


"Oh, astaga... Ponselku bahkan ketinggalan di apartemen. Sungguh teledor sekali kamu, Kya! Di saat seperti ini kamu pasti membutuhkannya!" Umpat Kyara pada dirinya. "Bagaimana ini? Aku bahkan tidak tahu seberapa lama mereka berada di apartemen." Kepalanya bertambah pusing memikirkan nasibnya saat ini.

__ADS_1


Kyara keluar dari pusat perbelanjaan dengan perasaan bimbang. Satu tangannya memegang erat plastik belanjaannya. Setelah lelah dengan pikirannya yang tidak menemukan jalan keluar, tiba-tiba Kyara teringat akan sesuatu.


"Huh, kenapa aku tidak kepikiran dari tadi? Aku kan bisa mengulur waktu kembali ke apartemen dengan pergi terlebih dahulu ke taman yang ada di gedung apartemen ini." Kyara begitu bersemangat memikirkan ide cemerlangnya." Selain bisa menikmati menghirup udara bebas, dirinya bisa bersantai menikmati pemandangan anak-anak kecil yang sedang bermain di sekitar taman seperti minggu lalu di saat Gerry masih berada di luar kota.


*


*


*


Lanjut? Happy reading!:)


Jangan lupa like, komen, vote dan rate bintang 5 supaya author makin semangat nulisnya. Dukungan teman-teman sangat berarti untuk kinerja jari author dalam menulis😉


Jangan lupa mampir ke karya ku yang lain yang berjudul "OH MY INTROVERT HUSBAND"


Terimakasih tersayang💗

__ADS_1


__ADS_2