
__ADS_3
Perlahan mata yang sudah lama tertutup rapat itu mulai terbuka. Kyara mematung menatap kedua bola mata suaminya yang sudah terbuka sempurna. Tangan Gerry masih setia memegang tangannya yang berada di badan Baby Rey.
"Ge-gerry..." Ucap Kyara terbata ketika tatapannya bertabrakan dengan tatapan yang sudah lama ia rindukan.
"Gerry.... Kau sudah sadar?" Kali ini suara Kyara terdengar lebih kuat dengan air mata yang mengalir semakin deras di kedua pipinya.
Mama Riana, Papa Johan dan Dokter Dika pun mendekat ke arah ranjang ketika melihat Gerry sudah membuka matanya.
Kyara menutup mulutnya dengan kedua tangannya saat tangan lemah Gerry sudah terlepas dari tangannya.
"Gerry... Kau sudah sadar, nak..." Mama Riana pun menangis dengan kencang saat melihat putra sematawayangnya sudah kembali membuka matanya.
"Paaa..." Baby Rey turut menangis menyaksikan Papanya yang kini menatap ke arahnya.
"Papa... Hua..." Baby Rey menepuk-nepuk pipi Gerry dengan tangan mungilnya.
"Rey..." Air mata Gerry mengalir melihat wajah putranya yang sedang menangis sambil menepuk pipinya.
Pandangan Gerry pun beralih pada Kyara. "Kyara..."Iirih Gerry kembali menjangkau tangan Kyara. Namun karena tubuhnya yang masih lemah, akhirnya tangan Gerry pun terjatuh begitu saja di atas ranjang.
Tubuh Kyara luruh ke lantai. Kyara bersujud, mengucapkan rasa syukur yang sebesar-besarnya kepada sang pencipta.
__ADS_1
Terimakasih, Tuhan... Terimakasih telah menyadarkan suamiku....
Dokter Dika pun mendekat ke arah ranjang Gerry. "Om, Tante, Kyara... Mohon tunggu di luar sebentar. Saya akan memeriksa keadaan Gerry terlebih dulu."
Kyara, Mama Riana dan Papa Johan pun mengangguk. Kyara segera mengambil putranya yang masih menangis dan menggendongnya keluar dari ruangan Gerry.
"Mama..." Kyara tak dapat menahan deras air matanya. Setelah memberikan Baby Rey pada Papa Johan, Kyara pun segera menghambur ke dalam pelukan mertuanya. "Gerry, Mah... Gerry sudah sadar..." Isak Kyara dengan tubuh bergetar hebat.
Mama Riana pun tak kalah terisak. Dua orang wanita yang sangat mencintai anak dan suaminya itu menangis tersedu-sedu atas sadarnya Gerry dari tidur panjangnya. Papa Johan yang melihat interaksi mereka tak bisa lagi menahan air matanya. Papa Johan juga turut meneteskan air matanya.
Setelah menunggu cukup lama, akhirnya mereka pun sudah diperbolehkan masuk untuk melihat keadaan Gerry yang sudah sadar.
"Ma..." Papa Johan memanggil istrinya yang hendak masuk ke dalam ruangan.
Mama Riana mengangguk. Kemudian mengambil alih Baby Rey ke dalam gendongannya.
Suasana haru menyelimuti dua orang yang sedang menatap satu sama lain dengan tatapan penuh kerinduan. Para dokter yang menangani Gerry pun sudah pamit keluar ruangan setelah memeriksa keadaan Gerry.
"Ka-kau dan Rey tidak boleh meninggalkan aku." Ucap Gerry sedikit terbata saat Kyara sudah berada di dekatnya.
"Gerry... Hiks..." Kyara menghambur memeluk tubuh suaminya yang masih terlentang. Kyara menumpahkan semua rasa sakit dan rasa ketakutan yang selama tujuh bulan ini menghantuinya di atas dada bidang Gerry.
__ADS_1
"Terimakasih sudah kembali sadar... Terimakasih karena kau masih tetap memilih untuk hidup..." Kyara menangis tersedu-sedu. Gerry pun turut menangis melihat kesedihan dan ketakutan yang terlihat jelas di wajah istrinya.
Mama Riana yang berada di ambang pintu pun tersenyum sambil mengusap air mata yang membasahi pipinya. Akhirnya yang ia harapkan selama ini terkabul. Anak dan menantunya kini sudah saling mencintai satu sama lainnya.
***
...Mau lanjut lagi? Kencengin komen dan votenya yuk!...
Sambil menunggu cerita Kyara update, kalian bisa mampir di dua novel aku yang lainnya, ya.
- Serpihan Cinta Nauvara (End)
- Oh My Introvert Husband (On Going)
Jangan lupa beri dukungan dengan cara
Like
Komen
Vote
__ADS_1
Agar author lebih semangat untuk lanjutin ceritanya, ya☺
__ADS_2