
__ADS_3
"Jangan sembarangan bicara. Aku tidak mungkin cemburu dengan pria ingusan sepertinya!" Kilah William dengan wajah masam.
Gerry menahan tawanya. "Justru karena dia masih ingusan dan masih muda dia terlihat lebih keren dan lebih menawan dari pada dirimu di mata Rania." Ledek Gerry.
William terdiam dengan rahang yang mengeras. Kini William tersadar jika Sean memang lebih muda dan pasti lebih menawan dari pada dirinya yang sudah hampir menginjak usia tiga puluh tahun itu.
"Apa kau baru menyadarinya sekarang?" Cibir Gerry setelah William terdiam cukup lama.
William berdecak dan menatap jengkel pada sahabatnya. "Bisakah kau untuk menjaga ucapanmu!" Cecarnya merasa insecure.
"Hahaha... Gerry tak dapat menahan tawanya hingga para pengunjung restoran menatap heran kepadanya.
"Apa kau begitu senang meledekku seperti itu?" Amuk William mengikuti langkah Gerry menuju ruangan VVIP di restoran itu.
"Walau pun dia lebih muda dariku, namun dia tak akan bisa menandingi pesonaku!" Ucap William penuh percaya diri.
Gerry hanya tersenyum sinis membalas ucapan William. Tak lama Rania, Sean, Felix dan Sinta pun ikut bergabung bersama mereka hingga percakapan itu terputus.
Sejak masuk ke dalam ruangan, William tak henti-hentinya mencuri pandang menatap pada Sean dan Rania secara bergantian. Ternyata anak ingusan itu memang terlihat lebih muda dan lebih fresh dari pada aku. Batin William setelah melihat pantulan wajahnya di layar ponselnya.
"Oh iya Rania, Baby Rey semakin hari semakin bertambah tampan saja, ya." Ucap Sinta menunjukkan layar ponselnya yang menampilkan postingan Kyara bersama bayinya.
Rania tersenyum. "Baby Rey memang sudah tampan sejak lahir. Agh, aku jadi merindukan bayi bulat itu." Ucap Rania merasa sedih.
"Kau bisa menemuinya jika kau merindukannya." Timpal Sean tiba-tiba.
__ADS_1
"Ya. Aku akan menemuinya nanti malam. Aku sungguh merindukannya." Ucap Rania dengan tersenyum.
"Bagaimana kalau kau menemuinya bersama denganku? Aku bisa menjadi ojek gratis untukmu datang ke sana." Tanya Sean dengan sebelah alis terangkat ke atas.
"Tidak boleh!" Seru William secara tiba-tiba.
"Tidak boleh?" Kening Sean terlihat mengkerut menatap heran pada William. Dan kini semua orang yang berada di ruangan itu pun turut menatap heran pada William.
"Apanya yang tidak boleh Tuan William?" Tanya Sean dengan berpura-pura bodoh pada William.
"Will..." Gumam Gerry menepuk pundak sahabatnya.
William membuang nafas kasar di udara. "Saya tidak berbicara apa-apa." Kilah William dengan wajah datarnya.
"Sudahlah. Ayo nikmati makanannya." Perintah Gerry tak ingin memperpanjang masalah.
Semua orang pun menurut. Mereka pun mulai menyantap makan siang mereka dalam keheningan.
Setelah selesai menyantap makan siang, mereka pun kembali berbincang-bincang. Jika William, Steve, Gerry, Jimmy, Felix dan Sean berbincang tentang bisnis. Berbeda dengan Rania dan Sinta yang sibuk memperlihatkan pada Rania foto-foto calon suaminya pada Rania.
"Calon suamimu tampan juga." Puji Rania dengan mata berkedip-kedip menatap pada ponsel Sinta.
"Tentu saja. Jika dia tidak tampan, aku tidak mau dengannya." Seloroh Sinta.
Rania tertawa.
__ADS_1
"Oh iya Rania, apa kau tidak ingin menyusul sahabatmu untuk menikah? Bahkan Nona Kyara saat ini sudah memiliki seorang anak." Tanya Sinta.
Uhuk
Rania seketika terbatuk setelah mendengar pertanyaan Sinta. Mendengar suara batuk Rania, William dan Sean pun mengalihkan pandangan pada Rania kemudian dengan gerakan cepat sama-sama menyodorkan air minum ke hadapan Rania.
***
^^^Mau lanjut lagi? Kencengin komen dan votenya yuk!^^^
^^^Sambil menunggu cerita Kyara update, kalian bisa mampir di dua novel aku yang lainnya, ya.^^^
^^^- Serpihan Cinta Nauvara (End)^^^
^^^- Oh My Introvert Husband (On Going)^^^
^^^Jangan lupa beri dukungan dengan cara^^^
^^^Like^^^
^^^Komen^^^
^^^Vote^^^
^^^Agar author lebih semangat untuk lanjutin ceritanya, ya...^^^
__ADS_1
__ADS_2