
__ADS_3
Di sudut belahan dunia lain, seorang wanita nampak begitu frustasi saat kekasihnya memutuskan hubungan mereka dengan sepihak. Ketty, gadis yang tidak lagi gadis itu nampak menghancurkan segala perabotan yang ada di apartemen miliknya.
Setelah puas melampiaskan kekesalannya, Ketty pun segera menyambar tas yang ada di sofa. Berniat pergi ke klab tempat biasa ia pergi saat hatinya tengah gundah seperti saat ini.
Ketty melangkahkan kaki jenjangnya menuju table yang kosong. Tangannya melambai ke arah pelayan saat sudah mendaratkan tubuh nya di kursi. Tak lama menunggu akhirnya satu botol wine sudah berada tepat di hadapannya. Pandangan Ketty menari ke sama kemari sembari menyesap minuman beralkohol itu.
Ketty memusatkan pandangannya pada satu titik saat menangkap seseorang yang sangat dikenalinya. Dengan berjalan tergesa-gesa dan membelah keramaian, Ketty akhirnya dapat melihat dengan jelas jika pria yang dilihatnya benar-benar mantan kekasihnya beberapa jam yang lalu.
"Verdo...!!!" Pekik Ketty melihat mantan kekasihnya itu saat ini tengah berciuman mesra dengan seorang perempuan.
Ciuman panas Verdo akhirnya terlepas. Bukannya terkejut, Verdo justru menatap sinis pada Ketty.
"Jadi ini alasan kau memutuskanku begitu saja?!" Hardik Ketty tak terima.
"Sudah sejak lama aku ingin memutuskanmu. Apa kau tahu jika aku sudah muak dengan dirimu." Cetus Verdo memandang remeh pada Ketty.
__ADS_1
"Kau pasti berbohong. Kau bilang jika kau sangan mencintaiku!!" Pekik Ketty. Perdebatan mereka pun akhirnya memancing pandangan orang-orang tertuju pada mereka.
"Dan kau percaya begitu saja? Cih. Jika bukan karna menanti harta warisan kekasihmu itu aku tidak akan mau denganmu. Dan sekarang tidak ada lagi hal yang harus aku harapkan darimu. Lagi pula aku sudah puas memanfaatkan kebodohanmu." Cibir Verdo.
"Tidak... Kau pasti berbohong! Kau pasti masih mencintaiku!!" Pandangan Ketty kini tertuju pada gadis yang masih bergelayutan di lengan Verdo. "Ini semua pasti karna ja*lang ini!!" Ketty mulai menggila dengan menarik rambut gadis itu. Karena tak terima atas perlakuan Ketty, akhirnya kekasih baru Verdo itu pun balas menarik rambut Ketty. Hingga suana klab pun menjadi ricuh oleh pertengkaran dua manusia itu.
"Ketty hentikan!!" Bentak Verdo mencoba melerai perkelahian mereka.
Namun Ketty bagaikan macan yang sudah tidak sabar mencabik mangsanya. Pihak keamanan pun akhirnya datang melerai pertengkaran mereka.
"Aku tidak mau... Aku tidak mau... Aku belum selesai menghajar wanita ja*lang itu!!" Ketty memberontak saat tubuhnya mulai diseret paksa oleh pihak keamanan klab.
"Brengs*k...!!!" Umpat Ketty memukul stir kemudi. "Jadi selama ini aku hanya dimanfaatkan oleh Verdo?" Air mata Ketty mengalir dengan derasnya. Wanita itu menangis tersedu-sedu mengingat hubungan gelapnya dengan Verdo selama ini berakhir sia-sia.
Tangisan Ketty mulai menyurut ketika ia menyadari sesuatu. "Hanya Gerry yang tulus mencintaiku selama ini. Dan aku menyia-nyiakannya begitu saja?" Ketty tertawa pelik atas kebodohannya.
__ADS_1
Ingatan Ketty melayang pada beberapa bulan yang lalu saat ia diusir begitu saja oleh Gerry di perusahaannya. Bahkan tatapan Gerry padanya tidaklah hangat seperti dulu lagi. Ketty masih mengingat dengan jelas ancaman Gerry padanya. Dan ia tidak mungkin mempertaruhkan pekerjaannya yang sedang naik daun itu demi menemui Gerry lagi dan memohon cinta padanya.
***
Lanjut?
Jangan lupa beri dukungan dengan cara
Like
Komen
Vote
Agar author lebih semangat untuk lanjutin ceritanya, ya☺
__ADS_1
__ADS_2