
__ADS_3
"Aw..." Sean mengelus pinggangnya yang terasa perih. "Kenapa kau mencubitku!" Protesnya pada Rania yang menatap garang kepadanya.
"Kenapa kau tidak bilang jika suamiku juga akan datang ke acara ini?!" Sungut Rania dengan berkacak pinggang. Untung saja di ruang tengah itu sudah mulai sepi segingga Rania bisa dengan bebas mengutarakan kekesalannya.
"Suamimu?" Sebelah alis tebal Sean tertarik ke atas seolah-olah bingung dengan ucapan Rania.
Rania berdecak. "Kau tidak usah berpura-pura bodoh. Kau pasti tahu jika salah satu tamu undangan itu adalah suamiku!" Gerutu Rania menyipitkan mata ke arah Sean.
"Aku benar-benar tidak tahu jika Daddyku mengundang suamimu." Ucap Sean dengan santai.
"Sean..." Amuk Rania menggertakkan giginya yang beradu.
"Sudahlah... Kau tidak perlu marah begitu. Lagi pula sepertinya suamimu itu biasa-biasa saja melihat keberadaanmu di sini."
"Kau itu..." Rania lebih memilih menghembuskan nafas kasar di udara karena tidak ingin memperpanjang amukannya ketika melihat Tuan Richard dan Nyonya Chelsea sedang berjalan ke arah mereka.
"Sean... Apa kau akan menginap di sini malam ini?" Tanya Nyonya Chelsea pada Sean.
Sean dengan cepat menggeleng. "Aku akan tidur di apartemen. Lagi pula aku harus mengantarkan Rania ke rumahnya." Alibi Sean yang tidak ingin berada di mansion yang membuat kepalanya sakit.
__ADS_1
Nyonya Chelsea nampak memasang wajah sendu. "Padahal Mommy sangat berharap kau bisa tidur di sini malam ini." Keluhnya.
Sean memasang wajah jengkel. Mommynya ini memang paling pandai membuat hatinya tak tega saat melihat wajah sendu itu. "Baiklah. Aku akan menginap di sini. Tetapi aku akan mengantarkan Rania lebih dulu ke rumahnya." Ucap Sean.
Nyonya Chelsea melebarkan senyumannya. "Baiklah. Kau antarkan saja dulu calon menantu Mommy baru kembali lagi ke sini." Ucapnya lalu memeluk tubuh kekar putranya. "Mommy ingin kau tidur bersama Mommy malam ini." Bisik Nyonya Chelsea di telinga putranya. "Dan tidak ada penolakan." Bisiknya lagi.
Sean berdecak. Lagi-lagi Mommynya memhuatnya seperti anak yang baru berusia lima tahun. Dan Sean sudah dapat menebak apa yang akan dilakukan Mommynya saat tidur dengannya nanti.
"Dan kau calon menantuku... Sering-seringlah berkunjung ke rumah ini... Pintu rumah ini akan selalu terbuka lebar untuk calon menantu cantikku ini..." Ucap Nyonya Chelsea pada Rania lalu memeluk Rania.
Tapi maaf, a**ku bukan calon menantumu yang sesungguhnya Nyonya Chelsea. Ingin sekai Rania berkata dengan jujur. Namun ia tidak tega menghapuskan senyuman yang tak luntur di wajah wanita yang sudah melahirkan Sean itu.
Jantungnya sudah berdetak begitu kencang saat memikirkan tatapan elang William yang akan menyambut kedatangannya ke apartemen bila suaminya itu lebih dulu sampai di apartemen.
"Sudahlah tidak perlu gugup begitu. Aku yakin jika suamimu itu tidak akan memakanmu." Ucap Sean dengan santai.
Rania memiringkan wajah menatap sebal pada Sean. "Kau tidak tahu saja bagaimana tatapannya tadi kepadaku!" Seru Rania.
"Kau tenang saja. Jika dia berprilaku buruk kepadamu saat kau sudah sampai di apartemen. Kau bisa menghubungiku dan aku akan menjadi dewa penolongmu di sana. Lagi pula bukankah kau berkata jika suamimu itu memintamu agar tidak mencintainya? Lantas untuk apa kau begitu takut jika dia akan memarahimu?" Sean menatap heran pada Rania.
__ADS_1
***
...Mau lanjut lagi? Kencengin komen dan votenya yuk!...
Sambil menunggu cerita Kyara update, kalian bisa mampir di dua novel aku yang lainnya, ya.
- Serpihan Cinta Nauvara (End)
- Oh My Introvert Husband (On Going)
Jangan lupa beri dukungan dengan cara
Like
Komen
Vote
Agar author lebih semangat untuk lanjutin ceritanya, ya...
__ADS_1
__ADS_2