Hanya Sekedar Menikahi

Hanya Sekedar Menikahi
Apa yang kau lakukan?


__ADS_3

Setelah puas bercengkrama dengan Kyara dan menemani Baby Rey hingga tertidur, pukul sepuluh malam William dan Rania pun berpamitan untuk pulang. Gumpalan awan hitam nampak menyambut kepulangan mereka menuju apartemen.


"Sepertinya akan turun hujan." Ucap Rania setelah masuk ke dalam mobil.


William mulai menghidupkan mesin mobilnya. "Sepertinya begitu." Timpal William. Mobil pun mulai melaju keluar dari perkarangan masion.


"Oh iya William. Apa kau memiliki seorang keponakan?" Tanya Rania membuat William yang sedang fokus mengemudi menatap ke arahanya.


"Keponakan?" Sebelah alis tebal William nampak terangkat dengan kening mengkerut.


"Ya. Kenonakan. Karena aku sempat bertemu dengan gadis kecil yang memiliki garis muka hampir sama denganmu." Ucap Rania.


Tanpa di duga mobil pun berhenti dengan mendadak.


"Kau ingin membunuhku ya?" Gerutu Rania mengelus dadanya.


"Dimana kau bertemu dengan anak itu?" Tanya William dengan tatapan cemas.


Rania nampak bingung dengan ekspresi suaminya. "Tadi sore di pusat perbelanjaan." Jawabnya apa adanya.


Deg


Detak jantung William semakin bekerja tidak normal. Ketakutan mulai menyeruak di dalam dadanya.

__ADS_1


"Kenapa kau terlihat kaget begitu? Apa benar kau sudah memiliki keponakan dari Kakakmu yang berada Inggris itu?" Tanya Rania begitu penasaran.


William menatap lurus kedepan. "Tidak. Kakakku belum menikah." Ucapnya dengan dingin.


Rania mengangguk saja. Namun kebingungan masih berputar di benaknya karena melihat perubahan William. "Mungkin hanya perasaanku saja." Ucapnya kemudian


Mobil pun mulai melaju kembali. Hujan deras disertai angin kencang pun mulai turun membasahi bumi. Rania dan William masih sama-sama terdiam setelah percakapan tadi.


"Loh kita mau kemana?" Tanya Rania karena William melajukan mobilnya tidak melalui jalan menuju apartemen mereka.


"Kita akan menginap di hotel yang ada di dekat sini malam ini. Perjalanan ke apartemen masih cukup jauh. Sedangkan hujan sudah semakin bertambah lebat. Akan sangat berbahaya kalau kita tetap melanjutkan perjalan. Bisa saja jalan menuju apartemen sudah tergenang banjir saat ini." Terang William.


"Terserah kau saja." Balas Rania. Lagi pula besok adalah hari libur bekerja. Jadi Rania tidak perlu khawatir untuk pakaian kerjanya esok hari.


Lima menit berlalu, mobil William pun sudah sampai di hotel. William dan Rania pun turun dari mobil. William nampak berbincang sejenak kepada security yang ada di sana kemudian menyerahkan kunci mobilnya kepada security.


Rania mengangguk kemudian mengikuti langkah William memasuki gedung hotel.


"Kamarnya bagus sekali..." Gumam Rania menatap keseluruhan fasilitas yang ada di dalam kamar hotel. "Sungguh sayang sekali kau menghabiskan uang untuk menginap di sini hanya satu malam." Ucap Rania sambil memandang pemandangan ibu kota yang di guyur hujan dari jendela kamar hotel.


"Dingin sekali..." Gumam Rania kemudian memeluk tubuhnya sendiri.


"Siapa bilang kita akan menginap di sini hanya satu malam. Kita akan menginap di sini sampai besok malam." Terang William yang sudah berada di dekat Rania.

__ADS_1


Deg


Jantung Rania berdetak dengan cepat saat indera penciumannya sudah terisi penuh oleh aroma parfum suaminya.


"Apa kau merasa dingin malam ini, hem?" Tanya William dengan tangan yang sudah melingkar di pinggang ramping Rania. Wajahnya pun terjatuh pada pundak Rania.


"Wil-Willam... Apa yang kau lakukan?" Ucap Rania sedikit terbata karena saat ini jantungnya seakan ingin keluar dari dalam tubuhnya saat merasakan kehangatan yang diberikan suaminya.


***


^^^Mau lanjut lagi? Kencengin komen dan votenya yuk!^^^


^^^Sambil menunggu cerita Kyara update, kalian bisa mampir di dua novel aku yang lainnya, ya.^^^


^^^- Serpihan Cinta Nauvara (End)^^^


^^^- Oh My Introvert Husband (On Going)^^^


^^^Jangan lupa beri dukungan dengan cara^^^


^^^Like^^^


^^^Komen^^^

__ADS_1


^^^Vote^^^


^^^Agar author lebih semangat untuk lanjutin ceritanya, ya...^^^


__ADS_2