
__ADS_3
"Katakan secara spesifik, apa yang sebenarnya terjadi!"
Seseorang menatap orang itu dan meraung.
"Masalah ini juga baru saja diketahui, dilihat dari sistem pengawas kompleks vila, sepertinya itu perbuatan Jansen, omong-omong, dia juga membawa Tuan Muda Charlie ke sana!" Pria itu tanpa sadar menatap Charlie.
"Jan, Jansen!"
Hati orang-orang menjadi dingin dan tiba-tiba semuanya menatap Charlie. Bagaimanapun, dia juga punya andil dalam masalah ini!
Tidak heran Charlie sebelumnya mengatakan bahwa masa orang cacat juga bisa membuat kalian takut seperti ini!
"Bukankah ada Tiga Monster Gunung Utara yang kuat mendampingi Tuan Muda Harry? Mereka juga sudah mati?"
"Sudah pasti mati, tak disangka Jansen ini sangat kuat!"
"Habislah, Tuan Muda Harry sudah mati. Keluarga Yiwon pasti akan marah besar!"
Satu per satu mereka merasa tidak nyaman, takut dilibatkan.
"Aku boleh pergi?"
Pada saat ini, Charlie menatap para tuan muda ini dengan santai dan berkata.
Mulut semua orang bergetar. Siapa yang berani menghentikannya? Bahkan kentut pun mereka tidak berani.
Charlie adalah pria galak yang telah membunuh Harry, posisi dia sekarang di Perkumpulan Tuan Muda bisa dibilang adalah seorang bos.
"Tidak ada yang bersuara, kalau begitu aku pergi!"
Charlie tampak tenang. Setelah keluar dari sana, hatinya sangat riang.
Pertemuan meja bundar sebelumnya dipandu oleh Harry. Saat itu, para tuan muda memarahi Tuan Muda Charlie layaknya seekor anjing. Sekarang semua orang melihatnya seperti Bos.
Ketika lift baru bergerak, Charlie mulai merasakan keanehan. Pria itu mengatakan bahwa Tuan Muda Harry sudah mati, namun saat dia mengikuti Jansen, dia melihat kalau Tuan Muda Harry masih hidup!
"Dokter Jansen, aku Charlie, aku mendengar rumor, sepertinya Tuan Muda Harry sudah mati!"
Ia buru-buru menelepon Jansen.
"Aku sudah tahu, tenanglah, akan ku atasi!"
Jansen menjawab tenang dan menutup teleponnya.
"Harry sudah mati. Tanpa bukti kematian, Keluarga Yiwon pasti akan mengira kalau aku yang telah membunuhnya. Sebenarnya siapa yang mau menjebak ku!"
Meski Jessica sudah mengingatkan Jansen, tetap saja Jansen merasa sangat terkejut. Lagi pula, langkah satu ini benar-benar ganas.
Keluarga Yiwon tidak seperti Keluarga Woodley, mereka menguasai Sekte Arhat dan termasuk ke dalam Empat Keluarga utama. Bisa dikatakan bahwa hanya Jansen seorang diri, tidak akan sanggup menandingi Keluarga Yiwon.
Meskipun Jansen tidak takut jika Keluarga Yiwon mencarinya untuk membuat perhitungan, dia sangat kesal harus menanggung beban kejahatan yang tak dilakukannya.
Satu-satunya cara adalah menemukan si pembunuh!
"Jessica tahu tentang ini lebih awal dariku. Apa dia tahu siapa pelakunya?"
Jansen ingin meminta bantuan Jessica, namun saat memikirkan gilanya Jessica, dia merasakan dingin di hatinya.
Namun, jika tidak meminta bantuan Jessica, sedangkan Panah dan yang lainnya sedang tidak ada di tempat, dia sama sekali tidak dapat menemukan petunjuk lain.
__ADS_1
"Wanita ini sudah licik sedari dulu, apa yang dia rencanakan kali ini? Mungkinkah racun ramuan gen telah berhasil di detoksifikasi dan dia sudah kembali?"
Jansen ragu sesaat dan akhirnya pergi mencari Jessica.
Di saat ini, Jessica sedang merias diri di depan cermin rias di ruang kamar Keluarga Miller. Kemudian dia berdiri dan mengagumi pakaiannya sendiri.
Jansen mengetuk pintu dari luar.
"Siapa?"
Jessica bertanya dengan malas.
"Ini aku, Jansen!" jawab Jansen.
"Pintunya tidak dikunci. Masuklah!"
Mendengar hal itu, Jansen membuka pintu dan masuk. Kemudian dia menatap dan melihat Jessica sedang memakai stoking, sepasang stoking loreng yang sudah tertarik hingga ke pahanya, sambil melihat dan mengagumi dirinya sendiri di cermin.
"Bagaimana dengan penampilanku?"
tanya Jessica yang tidak menatap langsung ke arah Jansen.
"Bukankah biasanya kamu lebih suka memakai pakaian formal seperti setelan jas dan baju CEO? Kenapa kali ini kamu memakai pakaian olahraga seperti ini!"
Jansen mengerutkan keningnya. Harus dia akui bahwa tidak kelihatan apa-apa ketika Jessica mengenakan pakaian formal, tetapi kakinya terlihat sangat panjang ketika mengenakan celana ketat!
Anak-anak Keluarga Miller semuanya memiliki gaya yang lumayan!
Perlu diketahui, dulunya Jansen selalu merasa bahwa di antara anak-anak Keluarga Miller, yang paling jelek adalah Jessica, dia terlihat seperti laki-laki dan dulu mulutnya suka cari masalah dengan sepupu perempuannya.
"Sesekali ganti gaya juga bagus, bagaimana menurutmu?" tanya Jessica yang masih memandangi cermin.
Jansen dengan santai menanggapi, lalu bertanya, "Apakah kamu tahu siapa yang membunuh Harry?"
"Tunggu!"
Jessica tiba-tiba berteriak, membongkar lemari pakaian, mengeluarkan sepasang stoking yang lain dan menggantinya.
Jansen serasa ingin memuntahkan darah. Menanyakan hal serius, malah ganti stoking.
Namun, meskipun dia muak dengan Jessica, tapi Jessica juga seorang wanita. Gerakannya saat mengganti stoking tetaplah menarik perhatian.
"Bagaimana dengan warna ini?"
Jessica menyilangkan kakinya dan berpose, mengagumi dirinya sendiri.
"Oke, sudah cukup, mari kita bahas hal serius!"
kata Jansen tidak senang.
"Aku ini kakakmu. Apa begini sikapmu saat meminta bantuan?"
Jessica menatap Jansen dengan tidak puas.
Jansen menggertakkan giginya marah. Apa dia masih Jessica yang hampir terbunuh oleh ramuan gen? Ia sudah kembali angkuh seperti dulu. Lalu dia berteriak dingin, "Jessica, apakah kamu ingin mencari masalah? Apa mungkin kamu mau menjadi kepala keluarga Keluarga Miller? Aku serahkan padamu, puas?"
"Tidak, aku sekarang tidak tertarik lagi dengan kekuasaan. Sebaliknya, aku sangat tertarik pada beberapa hal. Aku menyadari bahwa aku benar-benar bodoh di masa lalu, bekerja keras untuk hal-hal yang tidak nyata dan melewatkan hal-hal terbaik di dunia!"
Jessica menggelengkan kepalanya dan berkata, "Hal ini adalah percintaan antara pria dan wanita!"
__ADS_1
"Bukankah kamu menyukai wanita?"
tanya Jansen dingin.
"Itu kan dulu. Semenjak seseorang menyelamatkan nyawaku dan aku mengisap darah seseorang, tubuhku juga sudah berubah. Hormon androgenku berkurang dan hormon estrogenku bertambah!" kata Jessica sambil tertawa.
Jansen merasa jijik. "Aku panggil kamu kakak, sudah cukup kan? Sekarang aku mau membahas hal serius denganmu, bisakah jangan berulah lagi?"
"Aku sangat menyukai saat kamu memanggilku kakak. Sepertinya meskipun aku telah berubah, aku masih suka memegang kontrol!"
Jessica mengangguk puas, "Jangan khawatir, kamu adalah adikku sekarang, aku akan membantumu!"
"Cepat lambat kamu akan punya janggut!"
Jansen memarahinya.
"Ayo kita pergi!"
Jessica memakai sepatu olahraga, gayanya muda dan liar, berjalan melewati Jansen dengan harum yang semerbak.
Rambutnya dikibaskan ke wajah Jansen.
"Dasar mesum!"
Jansen kembali memarahinya dan kemudian mengikuti Jessica untuk pergi.
Di ruang tamu, Danial sedang menonton siaran televisi. Ketika dia lagi asik menonton, tiba-tiba Jessica berjalan keluar dari ruangan kamar.
"Jessica!"
Mata Danial melotot, terutama karena pakaian Jessica yang mengejutkannya. Ini pertama kalinya dia melihatnya berpakaian seperti itu!
Bagaimanapun, Jessica biasanya selalu berpakaian formal layaknya seorang laki-laki.
"Ayah, aku mau pergi bersama Jansen untuk mengurus sesuatu. Kita akan kembali untuk makan malam nanti!"
Jessica menyapa Danial dan memutar pinggangnya untuk pergi.
"Paman Danial, aku pergi dulu!"
Jansen juga menyapa Danial dan menyusulnya.
Brak!
Setelah keduanya pergi, Danial terjatuh dari kursi goyangnya.
"Apakah penglihatan ku bermasalah?"
"Putri sulungku akhirnya terlihat seperti seorang wanita!"
"Apalagi, dia terlihat begitu terbuka terhadap Jansen, kelihatan sangat akrab!"
Dia tercengang!
Meskipun Jansen telah menyelamatkan nyawa Jessica, mereka jarang berbicara satu sama lain karena masalah di masa lalu.
Akan tetapi, yang barusan terlihat, mereka akrab seperti teman.
Yang terpenting, putri sulungnya terlihat sangat berseri.
__ADS_1
__ADS_2