Jansen Scott, Menantu Terbaik

Jansen Scott, Menantu Terbaik
Bab. 766. Kencan Buta!


__ADS_3

"Salep hijau? Salep yang dibuat dari bahan lincomycin dan lidokain?" Natasha mengerutkan keningnya.


"Bukan, salep hijauku ini murni obat tradisional, namanya saja yang sama."


Jansen menjelaskan, "Salep jenis ini gunanya untuk menghilangkan rasa sakit dan gatal-gatal di kulit, serta dapat juga digunakan untuk mengatasi trauma dan infeksi virus. Salep ini khusus digunakan untuk bahan-bahan kosmetik


produksi keluarga Bermoth."


"Baiklah, kasih saja aku produknya. Besok aku akan menyuruh bagian produksi untuk mengaturnya."


Natasha mengangguk- angguk dan menambahkan, "Omong-omong, kamu harus pulang ke rumah."


"Buat apa pulang ke rumah?"


Jansen menjadi sangat terkejut.


"Pulanglah maka kamu akan tahu!"


Natasha diam saja tidak mengatakan apa-apa. Setelah Jansen merasa bingung, dia lalu mendorongnya untuk pergi.


Jansen kembali merasa murung. Di tengah perjalanan, dia menelepon Penatua Jack dan mengatakan bahwa dia berencana untuk mengambil darah dari mayat yang berdarah itu. Dia ingin melihat siapa tahu akademi ilmu pengetahuan dapat menemukan penawar nya.


Di tempat lain, Russell sudah kembali ke kantor Grup Aliansi Bintang.


"Berani sekali Jansen ini, padahal dia hanya bergantung pada Gracia seorang. Dasar keparat!"


Duduk di belakang kursi eksekutif itu, Russell merasa sangat kesal.


"Tuan Russell, kami baru saja dapat berita kalau Grup Dream Internasional tidak berniat untuk menyerah, mereka masih produksi, dan telah mendapatkan banyak perusahaan-perusahaan kecil membantu mereka untuk promosi dan operasional." Sekretarisnya berjalan masuk dan


berkata demikian.


Russell tidak dapat menahan tawa, "apakah mereka sudah gila? Masih berani terus membuang-buang uang pada saat-saat seperti ini. Panggil Hector ke sini!"


Sebenarnya, dia dan Jansen tidak memiliki dendam apa-apa, hanya dalam hal bisnis semata.


Keluarga Bermoth memberinya lebih banyak uang dan Jansen tidak memberinya muka, jadi dia otomatis mengerahkan seluruh tenaganya untuk membantu keluarga


Bermoth.


"Tuan Hector, saya mewakili Grup Aliansi Bintang setuju untuk bekerja sama dengan Kamu."


"Ditambah lagi, saat ini perusahaan saingan Kamu masih terus produksi dan membuang-buang uang. Mari kita bekerja


sama untuk memblokirnya. Kamu yang menangani bagian fisik, aku akan menangani bagian jaringan. Mari kita lihat siapa yang akan menghabiskan uang lebih banyak."


Di sisi yang berlawanan Hector tampak sangat gembira, "Baiklah, kali ini kita tidak hanya akan membuat Jansen menjadi bangkrut, tetapi Jansen juga akan terlilit banyak utang."


Setelah menutup telepon, dia lalu menelepon Aidan dan Tissa lagi. Bagaimanapun, mereka semua adalah sekutu untuk menjatuhkan Jansen.


Setelah berhasil terhubung melalui panggilan telepon, Hector membuka sebotol anggur merah untuk diminum dan berkata dengan halus, "Tuan Muda Aidan, ada kabar baik, Grup Dream

__ADS_1


Internasional akan segera bangkrut. Aku dan Grup Aliansi Bintang berusaha sekuat tenaga untuk menjatuhkan mereka."


"Grup Aliansi Bintang sudah setuju?"


"Bos mereka sudah ganti sekarang, namanya Russell. Dulu aku pernah bekerja sama dengannya, jadi tentu saja dia membantuku kali ini hanya untuk menghadapi Jansen saja. Meskipun dia punya ilmu bela diri yang kuat.


Tapi ini adalah dunia bisnis, bukan tempat dia bisa seenaknya berulah."


Hector berkata dengan percaya diri, "Omong-omong, bukankah kamu sedang mengejar Elena, putri keluarga Miller? Sekarang kamu sudah bisa pergi langsung ke rumahnya. Jansen sudah bukan apa-apa. Keluarga Miller


tidak akan mendukungnya lagi."


"Hahaha, aku tunggu untuk melihat apa yang akan dialami Jansen."


Aidan yang sangat gembira juga mengatakan, "Jangan sampai ceroboh, Jansen ini sangat lihai, dia mungkin saja bisa membalikkan keadaan!"


"Jangan khawatir, dalam hal produk, kami lebih baik dari Grup Dream Internasional. Dalam hal publisitas, kami memiliki Grup Aliansi Bintang. Dalam hal manajemen, seluruh industri sedang menekannya. Bahkan jika dia seekor naga


pun saat ini dia sudah tidak bisa terbang lagi."


Hector menyesap anggurnya dan berkata, "Dan saat ini produknya sedang diteliti oleh Luciano, jadi pastinya tidak masalah."


Aidan juga akhirnya merasa lega, "Tingkatkan usaha untuk bakar uang, aku akan transfer kamu 5 miliar, ditambah uang Tissa dan uang keluargamu, sehingga akan menjadi lebih dari


10 miliar. Target Grup Dream Internasional menggunakan waktu setengah tahun untuk menjadi yang nomor satu di industri ini, kami hanya akan menggunakan waktu satu bulan


saja."


"Grup Aliansi Bintang, Keluarga Woodley, Keluarga Bermoth, ditambah lagi Tissa. Keempat pasukan telah bergabung untuk memblokirnya. Kali ini Jansen tidak akan bisa terbang sama sekali."


Keduanya bisa membayangkan adegan di mana Jansen terpaksa harus meninggalkan ibu kota dengan sedih setelah bisnisnya diblokir


Ditambah lagi Elena dari keluarga Miller bisa dipastikan akan meninggalkan Jansen.


Sebenarnya Aidan juga tahu bahwa meskipun hubungan Jansen dan keluarga Miller selama ini terjalin baik dikarenakan semata-mata Jansen memiliki kemampuan. Keluarga Miller sangatlah angkuh, hanya memandang uang tidak memandang orang, oleh karena itu selama ini mereka sama sekali tidak keberatan dengan Jansen.


Namun sekarang belum tentu begitu.


"Pelayan! Ambilkan jasku, aku mau pergi bersiap-siap untuk kencan buta."


Aidan juga membuka sebotol anggur merah. Dia tampak sangat bahagia sekali.


Di tempat yang berbeda, Elena baru saja sampai di rumah keluarga Miller, Renata langsung menghampirinya.


Renata berkata dengan antusias, "Elena, jangan lupa kencan buta malam ini. Kami sudah membuatkan janji untukmu di Mal Anggrek."


Elena mengerutkan kening. Dia sudah pernah mendengar mengenai kencan buta ini sebelumnya dan hatinya penuh perlawanan, dia belum menyetujuinya.


"Elena, kamu ini sudah tidak muda lagi. Pergi saja untuk kenal-kenalan tidak masalah. Aku dengar Bibi Renata bilang kalau cowok ini orang mampu. Orangnya baik


dan masih muda."

__ADS_1


Mai sedang berusaha membujuknya, "Ini hanya kencan buta semata. Bukan berarti kamu harus mau sama dia, jadi apa yang perlu ditakutkan."


Elena ingin menolak, tetapi dia tiba-tiba memikirkan masalah Kakek Herman, jadi dia akhirnya mengangguk.


"Begini baru betul. Malam ini kamu harus tampil cantik!"


Renata menjadi sangat bahagia seperti sedang makan madu dan mengedipkan mata pada Mai.


Namun, Zachary dan Leimin mengerutkan kening dan masih merasa bahwa Jansen-lah yang pantas untuk Elena. Tetapi karena itu hanya kencan buta, sehingga mereka tidak keberatan.


Tetapi mereka melirik ke arah Ricky agar supaya Ricky ikut dengan Elena nanti, takutnya ada hal-hal yang ditakutkan terjadi.


Tak lama kemudian, Elena berganti pakaian dengan setelan bergaya Inggris, sepatu hak tinggi hitam dengan bunga di kakinya . Seketika dia berubah menjadi sangat menawan.


"Bagus!"


Renata mengangguk puas dan mendorong Elena untuk segera pergi.


Ketika Elena pergi, Mai berkata, "Kak Renata, berbuat begini sepertinya tidak baik bagi Jansen."


"Mai, aku pribadi tidak keberatan dengan Jansen dan Elena, tetapi dalam hal ini Jansen yang tidak mau dengan Elena. Elena tidak bisa terus-menerus menunggunya seorang." Renata berbisik, "Kita harus memikirkan masa depan Elena dan menemukan keluarga yang baik untuknya menikah."


"Gadis itu memiliki perasaan yang dalam. Jika dia masih belum menemukan orang yang disukai, maka dia tidak bisa melupakan Jansen!"


"Lagian, ini hanya kencan buta. Bukan berarti Elena sudah pasti mau dengannya. Jika Jansen sampai tahu akan hal ini, mungkin juga dia akan mengambil inisiatif untuk menemui Elena segera."


Mendengar ini, Mai mengangguk. "Iya, Elena sudah bekerja sepanjang hari. Sudah seharusnya juga dia bertemu dengan orang-orang baru."


Mereka berbicara dengan suara pelan, jangan sampai didengar oleh Leimin dan nanti mereka akan dipersalahkan.


Di tempat yang berbeda, Jansen telah kembali ke Aula Xinglin dan dipaksa untuk mengganti pakaiannya dengan jas oleh bibinya sebelum dia bisa menolak. Kemudian dia mengantarnya ke Mal Anggrek dan berkata Elena hari ini harus pergi kencan buta.


Jansen akhirnya mengerti mengapa Kak Natasha


menyuruhnya untuk pulang tadi.


Kalau kamu sampai berani menolak, rotan Kakek Herman sudah menunggumu.


Tidak ada pilihan lain, Jansen akhirnya harus pergi.


"Apakah ini seperti mengakui kesalahan? Siang harinya bantu-bantu di Aula Xinglin dan malamnya pergi kencan buta. Wanita benar-benar tidak bisa diprediksi!"


Sambil berjalan, Jansen memasang wajah cemberut.


Mal Anggrek tidak jauh lagi. Jansen segera tiba dan akhirnya menemukan sebuah restoran masakan barat dan menunggu di sana.


Dia sebenarnya ingin memesan sesuatu untuk dimakan, tetapi dia baru saja habis makan kenyang di tempat Natasha tadi.


"Bro, apakah kamu berpakaian sangat rapi untuk kencan buta?"


Di sebelah meja tiba-tiba terdengar suara, seorang pemuda berjas putih.

__ADS_1


Selain dia, masih banyak orang-orang di meja itu yang berpenampilan kaya dan berkelas. Ada banyak kunci mobil mewah di atas mejanya.


__ADS_2