Jansen Scott, Menantu Terbaik

Jansen Scott, Menantu Terbaik
Bab. 1322. Vena Bahagia


__ADS_3

"Penatua Rain juga mengatakan padaku jika kamu mempunyai hati yang baik. Harus aku akui itu, selain itu ... aku juga melihatmu sebagai sosok wanita yang peduli pada keluarga. Siapa pun yang menjadi suamimu, pasti akan sangat beruntung, karena sikap yang kamu ambil selalu berhubungan untuk kepentingan keluarga!"


"Apa gunanya semua itu kak, lagipula kita sekarang berada dalam urutan yang paling bawah. Sebelumnya aku menyuruh orang untuk mencari berita mengenai jumlah mayat hidup yang dibunuh di tiap-tiap Cabang. Cabang Sungai Selatan, Rizhao dan Hongland, mereka bahkan telah membunuh 300 lebih mayat hidup. Bahkan yang tertinggi ada yang sampai 500 lebih. Sedangkan kita, hanya mampu membunuh 150-an saja. Perbedaannya sangat jauh!" sahut Elena terlihat agak murung.


Saat mendengar pernyataan Elena, diam-diam mereka mengepalkan tangan seolah mereka tidak bisa menerima hasil yang tidak adil seperti itu.


"Jangan khawatir, masih ada waktu, kita tidak akan kalah!"


ucap Erika mencoba menghibur.


"Ini sudah gelombang ketiga, kak! Penatua Rain pernah mengatakan jika hanya ada empat gelombang saja pada tugas kali ini. Sekarang, hanya tersisa 1 gelombang saja, terlebih lagi kita ada di wilayah tenggara, sulit untuk membalikkan keadaan!" ucap Elena sembari menghela napas panjang.


Semua orang pun hanya bisa terdiam.


Meski Elena terlihat seperti sedang menuangkan air dingin, tapi memang seperti itu kenyataannya.


"Tidak perlu khawatir, kamu masih mempunyai aku, kan!"


Pada saat ini, terdengar suara seseorang menyela pembicaraan mereka.


"Kalian sudah mengumpulkan 150 bukan? Aku juga telah membunuh 50 mayat hidup, kalau ditotal, kalian sudah mengumpulkan 200!"


Terlihat seorang pemuda yang mengenakan kaos dunia sekuler dan tersenyum menghampiri mereka. Yaps, tidak salah lagi jika pemuda itu adalah Jansen.


"Jansen!"


Murid wanita sekte yang ada di sekitar mengenali Jansen. Mereka pun terkejut saat melihat pria itu ada di sini.


"Jansen? Suami Elena?"


Erika nampak menyipitkan matanya menatap Jansen. Ini adalah kali pertama dia berjumpa dengan Jansen, tapi itu tidak menghalanginya untuk mengetahui desas-desus mengenai pria ini.


Pria yang ada di hadapannya saat ini berasal dari dunia sekuler yang seharusnya memiliki kekuatan seperti cecunguk kecil jika dibandingkan dengan mereka. Tapi... entah kenapa dia terlihat seperti The king!


Saat ujian sekte Yuhua yang diperuntukkan untuk murid luar, pria itu berada di peringkat yang nomor 1.


Berdasarkan desas-desus yang ada, dia memiliki sebuah api Yang di tubuhnya yang keberadaannya sangat langka. Banyak sekte tersembunyi yang ingin merebutnya. Jika bukan karena Elena, dia tidak akan mempunyai hubungan apa pun dnegan sekte Yuhua.


Dan sekarang, dia datang ke tempat ini!


Asal tahu saja, di sini merupakan tempat istana Awan. Sekte tersembunyi sekalipun, mereka semua tidak akan bertindak gegabah. Bagaimanapun, pemilik dari istana merupakan seorang kultivator kuno yang sangat terkenal.


Bahaya ada di mana-mana. Siapa yang mampu masuk lebih dalam hanya dengan seorang diri!?

__ADS_1


"Jansen!"


Elena sontak bergetar saat mendengar suara yang familier masuk ke dalam telinganya. Saat menoleh, dia pun melihat sosok pria yang selama ini dia rindukan.


"Kenapa kamu ada di sini!?"


Dia langsung berlari menghampiri dan memeluk Jansen tanpa menghiraukan kehadiran para juniornya yang ada di lokasi.


"Aku mengkhawatirkan keadaanmu, itu sebabnya aku ke sini!"


Meski belum lama berpisah dengan Elena, tapi Jansen sudah merindukan istrinya itu.


Pasangan muda! Maunya selalu saja berduaan terus!


"Aku tidak bisa menghubungimu, kamu juga tidak ada di sana! Tentu saja aku datang ke sini!" ucap Jansen sedikit mengomel.


"Maaf, di sini sinyal susah!"


jawab Elena terlihat seperti seorang wanita yang telah melakukan kesalahan.


"Terus, kenapa kamu tidak memberitahuku sebelum datang ke tempat ini!?" tanya Jansen mengerutkan keningnya.


"Aku pikir ini hanya masalah kecil saja!" jawabnya sembari memajukan bibirnya.


Sekalipun bersama tim sekte yang lain, tempat ini masih menjadi sangat berbahaya.


"Baiklah, sini aku periksa denyut nadi mu!"


Jansen meraih tangan Elena dan memegangnya untuk merasakan denyut nadinya.


"Denyut nadi mu sangat kuat, mengalir lancar dan baik-baik saja, ini ... ini ... !"


Tubuh Jansen pun bergetar. Dia lantas ingin memeriksa nadi Elena sekali lagi. Dan kali ini, dia ingin lebih spesifik memeriksanya.


Elena, Erika dan yang lainnya nampak mengerutkan keningnya menatap Jansen. Mereka merasa Jansen terlihat begitu bersemangat.


Setelah 5 menit berlalu, barulah Jansen melepaskan tangan Elena dan memapahnya untuk duduk.


"Jansen, apa aku sakit?"


Sebenarnya Elena merasakan keanehan yang terjadi pada dirinya. Bagaimanapun, dalam beberapa hari ini dia selalu banyak tidur, sering kelelahan dan makan dengan porsi lebih besar.


"Jansen, Elena berasal dari sekte Tersembunyi, seharusnya kecil kemungkinan untuknya bisa sakit! Apa mungkin...?"

__ADS_1


Erika nampak khawatir, pikirannya pun mulai berpikir ke mana-mana.


Orang-orang yang berasal dari sekte tersembunyi memiliki energi sejati yang melindungi tubuh mereka. Kecil kemungkinan untuk mereka bisa sakit. Tapi begitu sakit, tentu saja mereka akan menderita penyakit yang parah.


Seperti kanker, misalnya!


Orang-orang sekte tersembunyi tidak mampu mengobati penyakit semacam itu. Kecuali mereka-mereka yang menyandang gelar seorang master tingkat tinggi yang mampu menggunakan energi sejati untuk membunuh kanker dan memperpanjang hidup mereka.


"Kalian tidak perlu khawatir!"


Jansen menarik napas dalam-dalam. Sambil menenangkan suasana hatinya, dia juga sedang menyiapkan kata-kata untuk menjelaskan pada semuanya.


"Elena tidak sedang sakit, kondisi tubuhnya juga lebih baik dari sebelumnya. Denyut nadinya kuat, bulat dan halus, ini adalah vena bahagia!"


"Vena bahagia? Vena apa itu?"


Semua orang pun terkejut saat mendengarnya.


"Vena bahagia? Apa mungkin karena aku bertemu denganmu saat ini? Jadi vena-ku juga ikut bahagia?" timpal Elena sembari mengerutkan keningnya.


"Dasar bodoh! Vena bahagia itu maksudnya kamu sedang hamil sekarang!"


Kata-kata yang barusan Jansen susun sedemikian rupa malah dipatahkan oleh Elena. Terpaksa dia pun langsung to the point.


"Aku hamil!?"


Tanpa sadar dia mengelus perutnya seolah tak percaya.


Dan tiba-tiba, dia mengangkat kepalanya menatap Jansen.


"Kamu tidak sedang berbohong, kan?" tanyanya panik.


Melihat Elena tercengang, Jansen pun menggelengkan kepalanya sembari tersenyum. Dia tahu karena berita ini sangat tiba-tiba, tentu saja membuat Elena belum bisa menerimanya untuk sementara waktu.


Mungkin, setiap wanita yang baru pertama kali akan menjadi ibu memiliki perasaan seperti ini.


"Aku ini dokter, mana mungkin aku berbohong padamu!"


Mendengar pernyataan Jansen, Elena kembali menundukkan kepala menatap perutnya. Apa di perutnya saat ini benar-benar ada sebuah kehidupan di dalamnya?


"Selamat untuk Saudari Elena!"


Murid-murid wanita sekte yang lain pun terlihat memberi selamat pada Elena.

__ADS_1


"Elena, akhirnya! Sebentar lagi kamu akan menjadi seorang ibu!"


__ADS_2