Jansen Scott, Menantu Terbaik

Jansen Scott, Menantu Terbaik
Bab. 843. Niat Untuk Menikah Lagi!


__ADS_3

Sopir Taksi Online langsung tahu jika Jansen adalah seorang pemula, dia tidak takut Jansen memberikan ulasan buruk padanya, sepertinya Jansen tidak akan melakukannya.


"Maaf tidak ada gunanya, sekarang ini adalah jam sibuk. Aku harus mencari uang setiap menit, kamu tahu berapa banyak waktuku yang sudah kamu buang!"


Sopir itu sering dimarahi oleh para tamu, tetapi kali ini dia akhirnya mendapat tamu yang tidak berbicara balik, betapa senangnya dia.


Pria berkacamata itu terus menggelengkan kepalanya dan tertawa, "Bro, kamu masih harus bekerja keras. Tunggu sampai kamu memiliki mobil sendiri, kamu tidak perlu lagi dimarahi seperti ini!"


"Presdir Mon, maksudmu dia? Menurutku dia hanya bisa hidup dari bekerja paruh waktu saja dan tidak memiliki ijazah, dia palingan hanya bisa bekerja sebagai kuli!" Sekretaris wanita berpenampilan cantik di sampingnya juga ikut tertawa.


"Kamu tidak boleh merendahkan orang seperti itu. Mungkin mereka kenal seseorang di Ibu Kota?"


Pria berkacamata itu tersenyum. Saat melihat penampilan bodoh Jansen, dia berpikir saat pertama kali dia datang ke Ibu Kota, dia menerima segala macam penganiayaan.


Tepat pada saat ini beberapa kendaraan militer melaju dan menghentikan mobil Taksi Online itu, kemudian belasan pria berpakaian hitam berjalan turun.


Tindakan ini mengejutkan semua orang.


"Plat nomor itu!"


Mata pria kacamata itu membeku. Dia memiliki seorang teman yang bekerja di kemiliteran, dia mengatakan kepadanya nomor plat yang dikepalai dengan huruf dan angka apa menandai tempat apa.


Jelas-jelas itu adalah nomor plat tempat itu!


Dan itu adalah tempat yang penting!


"Sial, mereka ke sini bukan untuk menangkapku 'kan!"


Sopir Taksi Online juga tercengang, jika orang-orang ini


menyerangnya mungkin mobilnya akan diledakkan!


Belasan pria berjas hitam akhirnya berhenti di depan Jansen dan berkata dengan sopan, "ketua, biarkan kami mengantarmu pulang!"


"Ah!"


Kacamata pria berkacamata itu jatuh ke tanah.


Sopir Taksi Online yang ketakutan itu hampir melepas sertirnya.


Orang desa ini yang mengatakan maaf setelah dia marahi beberapa kata sebenarnya adalah ketua militer?


"Kalian pergi saja, aku tidak punya waktu luang!"


Sekilas Jansen tahu dari daerah militer mana mereka berasal.


"Tapi!"


Pria berjas hitam itu tampak salah tingkah. Mereka semua adalah orang kepercayaan Dewa Perang Huaxia Utara. Jadi mereka tentu tahu siapa Jansen.


"Tidak punya waktu!"


Wajah Jansen tidak terlihat baik.


Ketika pria berjas itu masih ingin mengatakan sesuatu.


"Pergi kamu!"

__ADS_1


Jansen terlalu malas untuk berbicara omong kosong dengannya. Dia masuk ke mobil Taksi Online itu dan berteriak kepada sopir itu, "pak Sopir, jalan!"


"Oke, oke!"


Sopir Taksi Online itu tidak lagi bersikap sombong seperti sebelumnya. Tangannya yang memegang kemudi gemetar.


Dia hampir ingin menampar dirinya sendiri, tak disangka dia berteriak pada ketua sepertinya?


Saat mobil itu melewati pria berkacamata itu, pria berkacamata itu juga tersenyum pahit. Dia pikir Jansen tidak bisa berbaur dengan baik. Ternyata Jansen tidak mau diantar dengan mobil kemiliteran dan memilih pulang dengan Taksi Online.


Sungguh orang yang aneh!


Tidak lama kemudian Jansen kembali ke Aula Xinglin, dia melihat Aula Xinglin masih sangat ramai dan antreannya juga sangat panjang. Hal ini membuat Jansen berpikir apa sudah saatnya untuk membuka cabang.


"Jansen sudah pulang!"


Setelah Kakek Herman dan yang lainnya melihat Jansen, mereka semua menyambutnya dengan gembira.


Master Ernest Alfie dan yang lainnya dari apotek di sebelah juga datang dengan gembira ketika mengetahui kabar ini.


Terakhir kali Jansen memberi mereka beberapa petunjuk, setelah mereka pulang dan mencernanya untuk waktu yang lama dan makin mereka memikirkannya makin mereka merasa itu masuk akal. Sudah lama mereka menunggu


Jansen di dekat Aula Xinglin, tetapi selama beberapa waktu ini, Jansen menghilang.


"Master Ernest Alfie, tuan Timothy!"


Jansen mengangguk pada mereka.


"Hehe, aku sudah menunggumu datang. Sebenarnya tidak ada apa-apa. Hanya saja aku menemui penyakit yang sulit dan rumit beberapa waktu lalu, aku ingin mempelajarinya denganmu!"


"Kamu sudah menangani penyakit itu dengan baik. Metode kamu ini bisa menyembuhkannya!"


Sebenarnya bagi Jansen, penyakit sulit dan rumit yang dikatakan Ernest Alfie bukanlah apa-apa.


"Baguslah. Aku khawatir tentang efek samping dari pengobatan itu belakangan ini!"


Ernest Alfie terlihat senang dan duduk bersama Jansen untuk membahas ilmu kedokteran.


Kebetulan Aula Xinglin sedang kedatangan banyak pasien, jadi Jansen menjelaskan sembari memeriksa pasien. Dia bahkan menggunakan Dua Belas Jarum Yin Yang dan menerangkannya kepada Ernest Alfie dan yang lainnya!


"Jarum Ilahi, Jarum Ilahi!"


Menyaksikan Jansen menusukkan jarum itu, Ernest Alfie menahan napasnya dengan penuh semangat.


Bagaimanapun metode akupunktur langka semacam ini tidak akan dibagikan oleh orang yang punya keegoisan.


Tapi Jansen tidak peduli, dia benar-benar guru yang berpikiran modern.


"Aku juga!"


Dokter Timothy yang berada di sampingnya wajahnya memerah karena makin bersemangat.


Sebenarnya mereka tidak tahu kalau Dua Belas Jarum Yin Yang ini hanyalah teknik tusuk jarum paling dasar saja.


Namun Jansen juga merasa senang membahas pengobatan dengan mereka.


Ternyata benar, dia lebih cocok menjadi dokter daripada Raja Prajurit.

__ADS_1


Sampai malam tiba, Jansen kembali mengirimi Elena SMS ketika mengetahui kalau Elena akan kembali besok.


Mereka langsung membuat janji untuk mencari rumah ibu kandung Elena bersama-sama.


Mereka sudah menyepakatinya saat berada di Kota Asmenia, tetapi karena ada banyak hal mereka jadi melupakannya.


Ibu kandung Elena tidak diizinkan masuk ke Keluarga Miller karena dia tidak layak untuk keluarga Danial saat itu, ini adalah kesedihan di dalam hati Elena.


Tentu saja, ibu kandungnya sudah meninggal dunia. Dia hanya ingin melihat foto-foto dan mengurus keluarga yang ada di sana.


Setelah membuat janji dengan Elena, Jansen kembali ke rumah komunitas. Melihat aula sederhana ini, dia langsung merasakan perasaan hangat dan nyaman.


Perasaan pulang ke rumah sangatlah berbeda.


"Jansen, kamu sudah pulang!"


Di ruang tamu Natasha yang mengenakan piyama sedang merawat kuku kakinya.


Dia mengoleskan cat kuku ungunya di kaki kecilnya yang cantik, itu tampak seperti karya seni.


Melihatnya Jansen tidak bisa menahan perasaannya, lalu dia berjalan mendekat dan berkata, "Aku sudah pulang. Kak Natasha, biar aku bantu!"


Dia meraih kaki Natasha dan merawat kukunya.


"Ah!"


Natasha dikejutkan oleh tindakan Jansen, lalu wajahnya memerah.


Bahkan, Jansen tidak bisa manicure kukunya, dia hanya ingin bermain-main dengan kakinya yang indah itu!


Alasan utamanya adalah dia sudah lama tidak melihat Natasha, jadi dia merindukannya di dalam hatinya. Apalagi Natasha selama selalu ini membantunya dengan masalah Elena, Jansen juga sangat berterima kasih padanya.


"Kak Natasha, aku sudah berbaikan dengan Elena. Kami berencana untuk menikah lagi. Bagaimana kalau saat itu aku juga menikah denganmu?" kata Jansen sambil tertawa.


Natasha berseru, seolah-olah dia sangat bersemangat. Dia menundukkan kepalanya dan bergumam, "Menikah?"


"Kak Natasha, kamu adalah wanitaku. Aku pasti akan memberimu gelar untuk menjadi Nyonya Scott!"


Jansen tahu jika Natasha sangat perhatian. Walau dia tidak dinikahi secara formal, dia juga tidak peduli.


Tetapi karena itu, Jansen makin menyayangi Natasha.


Di dalam hati Natasha terharu, tapi dia tidak mengatakannya. Sebaliknya dia tersenyum dan berkata, "Selamat kamu sudah kembali bersama Elena. Keluarga kita akhirnya sempurna!"


"Ya, ke depannya keluarga kita akan hidup bahagia, kemudian melahirkan lebih dari belasan anak. Setiap hari menemani anak-anak bermain dan sesekali jalan-jalan ke luar negeri!"


Jansen mengangguk, seolah-olah ada rencana untuk kehidupan yang indah di dalam hatinya.


Natasha langsung bersandar di bahu Jansen. Sebenarnya dia tahu kalau kehidupan seperti itu sepertinya akan sangat sulit. Terutama karena identitas Jansen, selamanya mereka akan kesulitan untuk hidup dengan tenang!


Tetapi dia juga sangat senang karena Jansen bisa berpikir demikian.


Jansen melihat sekeliling dan bertanya, "Oh ya, di mana Veronica?"


"Dia sudah pulang!"


Natasha menjelaskan, "Hari itu seseorang dari Keluarga Woodley datang mencarinya. Bagaimanapun dia adalah putri dari Keluarga Woodley, jadi dia pergi dengannya!"

__ADS_1


__ADS_2