
__ADS_3
"Percaya percaya, kamu menyetir saja dengan benar!"
Jansen benar-benar takut kalau orang ini menabrak karena tidak melihat sekelilingnya.
"Jangan khawatir, aku sudah mengemudi selama puluhan tahun, bahkan aku bisa menyetir dengan mata tertutup. Di pekerjaanku ini, aku bahkan memiliki gelar Pangeran Taksi!"
Sopir itu berkata dengan penuh kebanggan, dia masih menatap kaca spion, "Eh, kenapa kamu terlihat makin familier, bukankah kamu Dokter Jansen dari Aula Xinglin?"
Jansen terkejut bukan main. Ada juga orang di wilayah selatan yang mengenali dirinya?
"Ini benar-benar kamu. Aku melihat acaramu di TV. Ayahku sedang sakit. Lalu aku membawanya ke Aula Xinglin dan Aula Xinglin juga tidak mahal, benar-benar klinik yang berhati nurani!" sopir itu sedikit bersemangat, "Ini hanya waktunya agak lama!"
"Itu masalah efisiensi kami. Kalau itu bukan penyakit serius, kamu bisa pergi ke Rumah Sakit Scott, akan lebih efisien di sana!" Jansen tertawa.
"Dokter Jansen, kamu benar-benar Master Besar pengobatan tradisional di Huaxia. Aku tidak mengagumi siapa pun dalam hidupku dan hanya mengagumimu!"
Sopir itu masih sangat bersemangat. Ketika mereka tiba di Hotel Pearl, dia secara pribadi membuka pintu untuk Jansen dan tidak menerima bayaran.
Jansen juga tidak menyangka kalau sopir yang cerewet itu berubah menjadi begitu antusias.
Karena sopir itu tidak mengenakan biaya karena sudah mengantarnya, Jansen tidak bersikeras lagi dan membawa Natasha masuk ke dalam hotel.
"Tak disangka kamu begitu terkenal di Huaxia. Setiap kita naik taksi ada orang yang mengenalmu!"
Natasha tersenyum manis sambil memeluk Jansen.
Suaminya sangat dikagumi, dia pun merasa sangat bangga.
"Orang biasa relatif berpikiran sederhana. Kalau kamu bekerja untuk mereka dengan tulus, mereka akan mengingatmu!"
Jansen tersenyum. Dibandingkan dengan ketenarannya di dunia Jianghu, dia lebih suka rasa terima kasih sederhana dari orang-orang biasa.
"Dokter Jansen!"
Untuk sesaat, Charlie berjalan cepat menghampirinya. Terlihat setelah dia meminum pil, tubuhnya seperti terlahir kembali. Seni bela dirinya meningkat pesat dan dia melangkah ke jajaran seniman bela diri kuno.
Jansen mengangguk padanya dan memasuki aula.
Terlihat aula didekorasi dengan cantik, ada kerumunan dua dan tiga orang berkumpul untuk mengobrol dan minum.
Orang-orang ini kaya atau elit, penampilan mereka pun luar biasa.
Mereka jelas berada di kalangan yang sama dan kalangan ini bukanlah sesuatu yang bisa diikuti oleh orang biasa.
"Dokter Jansen, aku melihat beberapa kenalan, aku akan pergi menyapanya!"
Setelah Charlie menyambut Jansen, dia pamit pergi.
Dengan kasar Natasha memperhatikan sekitarnya. Dia tidak melihat ada teman bisnis, lalu dia menemani Jansen duduk di pojokan.
Jansen nampak tidak bisa berbaur dengan mereka. Bagaimanapun, semua orang yang masuk akan mengambil inisiatif untuk berbicara dengan orang lain dan berteman, bahkan Charlie pun begitu.
Di dalam pertemuan bisnis memang seperti ini, koneksi mewakili uang, kecuali Jansen seorang.
__ADS_1
"Eh, bukankah ini Nona Natasha?"
Tiba-tiba, seorang wanita dengan gaun malam ungu dengan tubuh seksi berjalan mendekat. Dia ditemani oleh seorang pemuda tampan dengan sepasang mata yang menatap Natasha dengan tidak sopan.
"Riana?"
Wajah Natasha menjadi suram.
Riana awalnya adalah anggota Grup Letzia. Terakhir kali, dia mewakili Isabella Letzia untuk membeli Grup Aliansi Bintang. Kemudian pembelian itu gagal. Bukankah dia sudah dipecat?
Kenapa wanita ini ada di sini?
Apa dia mau mengandalkan mulutnya untuk menipu orang sejumlah besar uang lagi.
"Kebetulan sekali!"
Riana melihat Natasha lagi, matanya berbisa dan juga bahagia.
Diperkirakan Natasha tidak bisa membayangkan kalau Riana akan bangkit lagi.
"Kebetulan sekali di mana-mana bisa bertemu lalat!"
Natasha berkata dengan kesal.
Jansen melirik Riana, berpikir kalau itu adalah pesaing bisnis Natasha.
"Siapa ini? Sepertinya Nona Natasha kita tidak hanya suka berpihak pada uang yang banyak, tetapi juga suka pria berwajah tampan!"
Riana menatap Jansen lagi. Melihat Jansen yang cukup jantan, mau tidak mau dia ingin bersaing dengan Natasha.
"Tuan, namaku Riana, manajer umum Grup Mosnal!"
Riana mengulurkan tangan kecilnya yang cantik, ingin menjabat tangan Jansen.
Tindakan ini membuat wajah pemuda tampan di sampingnya terlihat kesal dan penuh kecemburuan.
Jansen tidak mengulurkan tangannya dan tetap minum.
Riana langsung merasa sedikit malu, ini adalah tempat pertemuan bisnis. Mana ada orang yang tidak sopan? Apalagi wanita cantik itu berinisiatif untuk bersalaman, tapi pria ini berani mengabaikannya?
Natasha diam-diam merasa senang. Riana terlalu percaya diri kalau dia bisa merayu prianya.
"Tuan, apa kamu tidak mau memperkenalkan dirimu?"
Riana tidak menyerah.
"Aku tidak berada di kalangan yang sama dengan kalian. Lupakan saja perkenalkan diriku, cari saja orang lain!"
Jansen bahkan tidak melirik Riana.
Riana merasa seolah ditampar. Lupakan saja jika dia menolak menjabat tangannya, bahkan dia malas memperkenalkan dirinya.
Memangnya memperkenalkan diri butuh waktu yang lama?
__ADS_1
Siapa saja yang datang ke sini, jangankan memperkenalkan diri, semuanya berantusias untuk mencari teman!
Pria ini terlalu gila!
Orang-orang di sekitarnya juga melihat dengan penuh kejutan. Apa orang ini bahkan tidak mengerti etiket, bagaimana dia bisa masuk ke sini?
"Nona Riana untuk apa kamu mengenal orang yang tidak berpengetahuan seperti itu!"
Pemuda tampan di samping Riana menariknya dan menatap Jansen dengan kesal, "Anak Muda, ini adalah Kota Yanba. Kalau kami berinisiatif untuk mengenalmu, itu keberuntungan mu. Jangan tidak tahu malu!"
Pemuda ini bernama Timmy. Keluarganya adalah salah satu keluarga terbesar di Kota Yanba dan dia juga merupakan keluarga elit dari dunia Jianghu.
Di Kota Yanba kota tingkat pertama, tidak ada yang berani menentang perkataannya.
Jansen menggelengkan kepalanya. Dia terlalu malas membuang waktu bersama para playboy ini, dia berkata kepada Natasha, "Ayo pergi, pindah ke meja lain saja!"
Bersaing dengan orang merepotkan seperti ini, akan membuatmu kehilangan identitas. Jika tidak mampu menanggung akibat karena memprovokasinya, lebih baik menghindarinya.
"Apa aku membiarkanmu pergi? Cepat minta maaf pada Nona Riana atau aku akan meledakkan kepalamu!"
Melihat Jansen yang takut, Timmy menjadi lebih sombong dan merasa dirinya sangat tampan.
Jansen mengabaikannya dan pergi bersama Natasha, namun Timmy tidak akan membiarkan Jansen pergi. Di saat seperti ini, jika orang yang berpura-pura hebat ini tidak berpura-pura hebat, akan terlalu sia-sia.
Dia tiba-tiba meraih lengan Jansen, "Aku bilang, minta maaf sama Nona Riana. Aku tidak akan mengatakannya dua kali!"
"Lepaskan, Tuan Jansen Scott bukanlah orang yang bisa kamu ganggu!"
Natasha terlalu malas untuk memperhatikan Timmy, tetapi ketika dia melihat pihak lain makin keterlaluan, dia tidak tahan juga.
"Tuan Jansen Scott?"
Timmy mencibir. Dalam ingatannya, sepertinya tidak ada keluarga besar di Huaxia yang bermarga Scott!
"Benar-benar pengecut. Pria seperti dirimu, hanya akan direndahkan oleh istrimu!"
Timmy tertawa keras, kebalikannya dia merasa kalau dia sangat jantan.
Awalnya Jansen menghina dirinya bukan karena dia takut, tapi karena dia malas!
Namun, kata-kata Timmy tidak diragukan lagi mengusik ketenangan dirinya!
Di saat berikutnya Jansen berbalik, meraih lengan Timmy dan menekuknya. Telihat lengan Timmy ditekuk ke belakang sebanyak 180 derajat.
Mengejutkan sekali!
Seluruh aula tiba-tiba menjadi sunyi!
"Ah!"
Timmy berteriak, "Beraninya kamu menyentuhku!"
Dengan wajah tanpa ekspresi, Jansen menyapu kakinya ke arah kaki Timmy. Lalu seluruh tubuhnya terjatuh ke bawah, tetapi saat akan menghantam tanah, tiba-tiba Jansen kembali memegangi lehernya!
__ADS_1
"Perkataanmu sangat tidak menyenangkan!"
Sambil memegang leher Timmy, Jansen menghantamnya keras ke atas meja kaca.
__ADS_2