Jansen Scott, Menantu Terbaik

Jansen Scott, Menantu Terbaik
Bab. 1419. Seharusnya Kalian Tidak Datang


__ADS_3

"Aku tidak meremehkan mu, aku khawatir nanti kalian takut!" ucap Jansen samar-samar.


Suasana menjadi tenang!


Terpancar rasa takut dari mata Cindy dan Patricia.


Meskipun mereka mengatakan mereka tidak takut, tapi sebagai perempuan dalam hatinya masih ada perasaan takut.


"Kamu pasti sengaja menakuti kami!"


Tiba-tiba, Patricia mengerutkan kening.


"Ya sudah, yang penting aku sudah memperingati kalian berdua, mau bagaimana itu terserah kalian!"


Jansen sudah tidak pusing, lagi pula kedua wanita itu bukan orang biasa, "Kalian berdua bisa tidur di ruang tamu malam ini. Aku baru saja melihatnya. Kamar mandi dan dapur di samping ruang tamu juga masih bisa digunakan, jadi lumayan!"


"Tinggal di ruang tamu?"


Cindy dan Patricia adalah nona besar, mereka tidak terbiasa dengan ini.


"Pria dan wanita di ruangan yang sama, entah apa yang akan terjadi, aku tidak mau!"


Patricia berjalan dengan santai menuju salah satu kamar, "Malam ini aku akan tidur di sini!"


Kamar ini bersebelahan dengan ruang tamu, jadi seharusnya tidak akan ada masalah.


"Kalau begitu aku tidur sekamar denganmu!"


Lalu Cindy masuk ke kamar untuk bersih-bersih, satu jam kemudian, mereka membuang sampah dan pergi ke supermarket untuk membeli beberapa kebutuhan sehari-hari.


Jansen tersenyum pahit, dia tidak mengerti mengapa mereka ingin tinggal di sini, mungkin mereka penasaran?


Jelas, mereka semua adalah nona besar, mengapa mereka harus menyulitkan diri sendiri?


Jansen berjalan di sekitar ruang tamu, dia merapikan Kompas Fengsui Leluhur dan Armor Daoist dan menaruhnya di sudut ruangan.


Setelah semua selesai, Cindy dan Patricia datang dari supermarket membawa barang perlengkapan mandi, tikar, dan juga makanan, dan duduk santai sambil menikmati makanan di ruang tamu.


Harus diakui, tadinya Jansen sedikit meremehkan mereka seperti nona besar, tetapi kenyataannya mereka bisa beradaptasi dengan cepat.


Mungkin salah satu dari mereka adalah praktisi seni bela diri yang sudah biasa latihan dari kecil, satu lagi adalah seorang reporter, setiap kali melakukan wawancara, lingkungannya juga tidak terlalu bagus, jadi sudah terbiasa.


Malam pun tiba, di luar banyak ada lampu berwarna-warni terkesan ramai, sebaliknya, di rumah istana ini gelap gulita, suram mengerikan.


Selain terdengar suara berisik serangga di pohon tua, kita tidak mendengar sumber suara lainnya.


Jansen menyalakan lampu remang-remang dan mereka bertiga duduk di ruang tamu sambil mengobrol.


Seolah-olah mereka sudah terbiasa, mereka pun mengobrol dengan senang.


"Agak membosankan, bagaimana kalau kita cerita hantu?"


Patricia mulai tertarik

__ADS_1


"Oke, aku duluan!"


Jansen mematikan lampu, menyalakan lilin dan menaruh di bawah dagunya, berkata dengan suara rendah, "Aku akan menceritakan kisah yang pernah aku alami!"


"Stop, Stop, Stop!"


Awalnya Patricia sudah tidak takut, sekarang Jansen bercanda malah membuatnya merinding.


"Kamu ini mau ngapain? Bisakah kamu taruh saja lilin itu, lalu kita nyalakan lampu saja?" kata Patricia tidak senang.


Jansen tersenyum pahit, "Kalau cerita hantu, bukannya lebih seru mematikan lampu? Apalagi lilin di bawah dagu itu, membuat suasana lebih mendukung!"


"Sudah jangan bicara tentang ini, ganti topik saja!"


Cindy tidak takut mereka cerita hantu, tapi dia lebih takut dengan apa yang dikatakan Jansen, kedengarannya seram.


"Cerita tentang istrimu saja, kapan dia akan melahirkan?"


Patricia menyalakan lampu di ruang tamu.


Berbicara tentang Elena, Jansen menceritakannya dengan ekspresi penuh kebahagiaan.


Di saat yang sama, seorang lelaki tua memasuki kuil Tao, menyalakan tiga dupa, Pai Kui, lalu berkata dengan hormat, "Master, Yoyo datang untuk meminta petunjuk!"


Sebuah suara terdengar dari dalam kuil Tao, "Apakah istana sudah diambil kembali?"


"Benar sekali, hari ini ada beberapa orang dari Keluarga Yiwon datang, membawa dokumen, dan kemudian mengambil kembali rumah istana!"


Orang tua itu berlutut lagi, sambil memuja-muja.


Master abadi ini, sudah sejak dulu datang ke Kota Yanba ini, katanya diagram Duan dalam ilmu metafisika, tidak ada yang bisa memecahkan diagram ini, sungguh ajaib, makanya tak sedikit ahli metafisika di Kota Yanba datang mencari Master Abadi jika mengalami kesulitan.


Pak tua bisa mengenal Master abadi, karena dulu Master abadi tidak sengaja melewati istana dan menunjukkan malapetaka yang akan terjadi, dan memang sudah ditakdirkan untuk bertemu.


Tapi lebih baik jangan katakan, sekali Master Abadi ini berbicara pasti akurat, sungguh hebat.


"Master abadi, sebenarnya keluarga Vindes tertarik dengan rumah istana beberapa tahun yang lalu, tetapi entah kenapa mereka menunggu karena suatu alasan, sekarang sudah diambil kembali, aku tidak tahu harus bagaimana dengan Keluarga Vindes!" Pak tua itu menambahkan.


"Aku akan menghitung diagram guntur untukmu, langit dan bumi memiliki teotema masing-masing. Kamu harus bisa melepaskan kekhawatiranmu!"


Suara samar terdengar dari dalam.


Lelaki tua itu menenangkan dirinya lalu pergi.


Tidak lama setelah dia pergi, seorang pria paruh baya yang mengenakan jubah berjalan mendekat.


"Rumah istana Pangeran Lilong, sudah lama diincar oleh Keluarga Vindes dari Selatan, jadi mereka khusus menyuruh aku untuk melihatnya, boleh dibilang, Keluarga Vindes ini sungguh memiliki aura kaisar, dan seharusnya dia pantas untuk memilikinya, mengapa tiba-tiba Keluarga Yiwon dari utara tiba-tiba ikut campur!"


Saat dia berbicara, telapak tangannya sedikit melengkung sambil menghitung sesuatu, kemudian dia tersenyum dan berkata, "Roh jahat sabit di luar busur jembatan layang sangat ganas. Jangan tinggal di rumah. Rumah ini pasti rusak olehku!"


Meski di tengah malam sangat tenang, tapi Jansen masih bisa mendengar suara-suara berisik dari kejauhan.


Apalagi pasar malam di selatan jauh lebih ramai daripada di utara, pukul sembilan malam biasanya adalah waktu untuk keluar bermain.

__ADS_1


Setelah Cindy dan Patricia selesai mandi, mereka kembali ke kamar untuk beristirahat, meninggalkan Jansen sendiri di ruang tamu untuk beristirahat.


Namun, telinga Jansen sangat peka dan bisa mendengar bisikan dari dalam kamar.


"Kak Patricia, aku tidak tahu bahwa kamu mungil dan memiliki sosok yang begitu baik!"


"Jangan cubit-cubit!"


"Kak Patricia, kenapa kamu memakai stoking sutra untuk tidur? Apa tidak panas?"


"Aku sudah terbiasa, kalau ada sesuatu darurat, aku bisa langsung beraksi, tapi kamu, kamu tidur tanpa baju begitu, sedikit bagaimana begitu!"


Jansen bengong, memang dia tidak bisa tidur, jadi sebaiknya berlatih saja.


Aura aura spiritual, seperti naga yang berenang, memasuki mulut dan hidung Jansen.


Lokasi istana ini sangatlah bagus, ada urat naga di bawah, dan aura spiritual yang jauh lebih kuat daripada tempat lain.


Sayang sekali itu rusak, kalau tidak ini akan menjadi rumah terbaik untuk ditempati.


"Saat ini, Teknik Kaisar Manusia ku sudah di tingkat kedelapan, dan ranah ku sudah makin stabil, tapi aku masih ingin mencapai tingkat kesembilan, sangat sulit rasanya kalau hanya mengandalkan latihan biasa!"


"Kecuali berada di Sekte Tersembunyi, kecepatan kultivasi di Sekte tersembunyi jauh lebih cepat!"


"Tapi ada Elena, kurasa aku tidak akan bisa pergi tahun ini!"


Ketika Jansen berpikir, tiba-tiba dia menggerakkan sedikit jarinya, berencana untuk menghitung diagram untuk dirinya sendiri.


Akhirnya terhentikan!


Metafisika, jarang untuk meramal untuk dirinya sendiri, jika benar-benar ingin tahu masa depan, pasti akan ada akibatnya di kemudian hari!


Ini adalah rahasia surgawi tidak boleh dibocorkan!


Tok tok tok!


Saat itu, lonceng yang di gantung di ruang tamu berbunyi tepat pada pukul dua belas malam.


Entah kenapa, ruang tamu tiba-tiba menjadi dingin, padahal ini musim panas, bahkan tidak perlu menyalakan AC.


Jansen juga terlalu malas untuk berlatih dan berbaring di atas ranjang bersiap mau tidur.


Tak lama, sayup-sayup terdengar sebuah lagu yang berasal dari luar rumah istana, lalu suara samar terdengar jelas di telinganya.


"Seharusnya kalian tidak datang!"


"Seharusnya kalian tidak datang!"


Mata Jansen terbuka dalam sekejap, dia melihat benda hitam menekannya!


Jansen tidak bisa melihat apa itu, tapi aku bisa melihat kalau rambutnya sangat panjang.


Jansen ingin bergerak, tapi seluruh tubuhnya tidak bisa digerakkan!

__ADS_1


Hantu, ketindihan!


__ADS_2