Jansen Scott, Menantu Terbaik

Jansen Scott, Menantu Terbaik
Bab. 31. Masalah Besar


__ADS_3

Tidak sedikit orang berkumpul mengelilingi mereka . Melihat kejadian ini , mereka menunjuk Jansen.


" Anak ini terlalu kejam . Tidak apa - apa kalau kamu tidak memberinya uang , tapi kenapa dia harus memukulnya ? "


" Bahkan pengemis itu juga menggertak . Dia tidak punya hati sama sekali . Dia pasti akan menderita di masa depan . "


" Biarkan dia membayar kompensasinya . Bukankah pengemis juga manusia ? "


Orang - orang semuanya bersimpati pada orang yang lemah . Orang - orang pasti akan membantu pengemis daripada Jansen.


Namun , Jansen tidak merasa bersalah sama sekali , apalagi meminta maaf . Ia hanya berdiri di sana .


" Jansen , apakah kamu benar - benar pria sejati ? "


Melihat Jansen yang tidak bergerak sama sekali membuat hati Elena merasa jijik padanya . Elena sendiri memang terlalu baik . Ia benar - benar mengubah pandangannya tentang Jansen . Ternyata Jansen adalah orang yang temperamental .


Sebenarnya perasaan Jansen cukup rumit . Ia tidak berharap Elena akan mencurigainya . Ia tahu kalau Elena adalah istrinya .


Namun , setelah dipikir - pikir , meskipun Elena adalah istrinya , tapi kenyatannya perasaan mereka sama sekali tidak akrab layaknya pasangan normal .


" Duh , aku sakit sekali . Tulangku patah . Ini tidak masuk akal . Hidup kami ibu dan anak sudah begitu menyedihkan , tapi pria ini malah memukul kami . Apakah tidak ada keadilan dalam dunia masyarakat ini ? "


Wanita itu menangis tersedu - sedu . Itu menyebabkan orang - orang yang lewat jadi bersimpati padanya dan terus menyalahkan Jansen.


" Elena , kok kamu ada di sini ? "


Saat ini seorang pria jakung mengenakan pakaian olahraga berjalan cepat menghampirinya .


" Wakil Ketua Jefri ! "


Melihat rekan kerjanya jelas membuat Jansen terkejut . Pria itu mengangguk . Ia berjongkok memeriksa wanita itu . Ia mengerutkan keningnya dan bertanya ,


" Apa yang telah terjadi ? "


Pria itu bernama Jefri . Ia adalah atasan Elena di kantor . Ia juga wakil ketua polisi kota dan baru datang sebagai anggota baru di tim Elena. Perasaannya sedikit aneh terhadap Elena .


Alasan utamanya adalah karena Elena sangat cantik dan memiliki rasa keadilan . Itu sesuai dengan persyaratan untuk menjadi belahan jiwanya .


" Ya , suamiku yang memukulnya . "


Elena jawab dengan ragu - ragu .


" Suamimu ? "


Jefri tiba - tiba menatap Jansen dengan tatapan terkejut . Kemudian ia merasa kecewa dan muncul harapan di hatinya . Kecewa karena Jefri melihat suami Elena .

__ADS_1


Ternyata karakter suami Elena sama sekali tidak cocok dengan Elena . Merasa ada harapan karena kali ini Elena bisa melihat dengan jelas seperti apa suaminya itu . Ini juga bisa menjadi kesempatan bagi Jefri .


" Apakah ... kamu yang memukul wanita ini ? "


Jefri bertanya dengan ekspresi keadilan .


" Benar . "


Jansen pun mengangguk .


" Dasar pria sampah . Kamu orangnya cenderung melakukan kekerasan dalam rumah tangga . Aku sama sekali tidak melihat kelembutannya , melainkan kekejamanmu . "


Jefri berkata dengan dingin sambil melihat Elena lagi ,


" Elena , aku merasa bersalah padamu . Aku dengar tentangmu di kantor , suamu menikah denganmu dan masuk ke keluarga wanita . Awalnya aku tidak ada masalah dengan hal itu , tapi sekarang aku tahu . Karena suamimu masuk ke keluarga wanita , jadi dia selalu merasa tertekan . Namun karena dia terus - terus menerima tekanan , secara perlahan tekanan itu menjadi permusuhan . Dia melihat wanita jauh lebih buruk darinya . Secara alami dia merasa lebih superior dan tidak menghormati wanita . Jika dia ingin menyerang wanita , dia bisa langsung menyerangnya . "


" Beberapa orang ada yang seperti itu dan mereka tidak punya rasa hormat di masyarat . Mereka hanya menunjukkan rasa hormat pada orang yang lemah . "


Seketika orang - orang di sekitar bertepuk tangan , "


Benar apa yang dia omongkan . "


Elena menatap ekspresi Jansen yang berubah lagi . Bisa dikatakan kalau perkataan Wakil Ketua Jefri sangat masuk akal .


ucap Jefri lagi .


Pada awalnya Jansen merasa sangat tertekan . Sebenarnya siapa pria ini ? Meskipun pria ini tahu tentang masalah psikologi tekanan seseorang , tapi itu terlalu konyol .


Namun , secara perlahan Jansen pun mengerti kalau rekanan kerja Lopika ini sepertinya menyukai Elena . Hanya saja rekan kerja Elena ini keterlaluan menghina Jansen . Ia menginjak - injak Jansen demi mengejar Elena tanpa tahu permasalahannya dengan jelas .


Setelah meremehkan Jansen , Jefri mengeluarkan uang satu juta rupiah dan memberikannya kepada wanita itu .


" Setiap orang memiliki kesulitan mereka sendiri . Ini aku ada uang satu juta . Kuharap ini bisa membantu kalian . Untuk pria sampah itu , kalian tidak perlu khawatir . Hukum akan memberinya sanksi . "


Melihat Jefri yang melebih - lebihkan itu , suasana hati Jansen semakin buru .


" Aku ingin tahu bagaimana kamu akan memberiku sanksi ? "


" Laporkan kamu ke polisi . Kamu bersalah atas penyerangan yang disengaja . Jika wanita ini menolak untuk berdamai , kamu akan dikenai sanksi hukum . "


Jefri mendengus dingin , lalu mengeluarkan ponselnya untuk menelepon . Meskipun Jefri juga polisi , tapi bagian ini bukan tanggung jawabnya . Jadi , ia memberi tahu pada rekan kerjanya di kantor untuk datang ke sini .


" Lapor polisi ? "


Jansen pun menggeleng .

__ADS_1


" Kamu takut ? "


Jefri melihat Jansen dengan jijik .


" Kenapa aku harus takut ? Ditambah lagi kamu adalah rekan kerja Elena . Kamu seharusnya polisi juga , kan . Sebagai polisi , kamu tidak bisa membedakan mana yang benar dan mana yang salah . Kamu lalai mengerjakan tugasmu . "


Jansen berkata dengan santai ,


" Terlebih lagi , polisi tidak boleh mencampurkan emosi pribadi dalam tugasnya . Akan tetapi kamu jelas tidak melakukan hal itu . Kamu tidak pantas menjadi polisi . "


" Kamu bercanda . "


Jefri berbicara sambil menatap Jansen. Saat Elena melihat Jefri yang melapor ke polisi , hatinya tidak bisa untuk tidak khawatir pada Jansen . Jika Jansen tertangkap , ia tidak tahu bagaimana ia akan memberi tahu pada orang tuanya .


Suara sirine berbunyi dari kejauhan . Beberapa saat kemudian , kerumunan itu dipisahkan dan beberapa orang berseragam polisi perlahan datang menghampiri . Melihat para petugas polisi , orang - orang yang menonton jadi menantikannya .


Mereka melihat Jansen sambil terus - terusan mencibir . Hanya mata wanita itu yang tampak panik . Salah satu pria paruh baya berusia empat puluh tahunan itu menatap Jefri terkejut dan berkata ,


" Jefri , kenapa kamu bisa ada di sini ? "


" Ketua Max , saya menemukan kasus kecil , tapi ini perkara warga sipil yang bukan yuridiksi saya , jadi saya menyuruh kalian untuk datang melihatnya . "


Jefri tersenyum sopan dan menceritakan seluruh permasalahannya . Setelah selesai bercerita , ia menunjuk Jansen lagi .


" Dia adalah suami Elena , tapi orangnya cenderung kasar , jadi dia harus diadili sesuai hukum . Lagi pula banyak orang yang menonton di sini . Dia sengaja melukai seseorang dan memprovokasi masalah . "


Setelah mendengar pokok masalahnya , beberapa petugas polisi pun melihat ke arah Jansen. Mereka juga terkejut kalau Jansen adalah suami Elena .


Elena adalah polwan idaman di kantor polisi mereka . Namun sayang sekali Elena sudah menikah dengan pria yang cenderung melakukan kekerasan rumah tangga . Ini membuat mereka diam - diam merasa tidak pantas untuk Elena . Pria itu juga tidak pantas untuk Elena .


" Dia hanya melakukan tindak kejahatan sekali . Aku pikir dia tidak sengaja . "


Elena buru - buru memohon . Meskipun ia sangat kecewa terhadap Elena , tapi bagaimanapun juga Elena adalah suaminya .


" Elena, tidak ada pilihan lain . Kami hanya bisa menindak lanjuti kasus ini . "


Pria paruh baya berusia empat puluh tahunan itu menghela napas , lalu berjalan menghampiri Jansen . Namun , sebelum pria paruh baya itu membuka mulutnya , Jansen sudah membuka mulutnya duluan .


" Pas sekali kalian datang ke sini . Aku juga ingin melapor ke polisi . "


" Kamu melapor ke polisi ? Kamu bahkan mengadili pengemis ini duluan , tapi kamu masih berani lapor polisi ? "


Jefri merasa itu sangat lucu . Menurutnya , suami Elena tidak ingin merusak citranya di depan Elena . Namun , semua bukti dan saksi ada di sini . Apakah suami Jansen ini masih ingin berdalih ? Jansen mengabaikan Jefri , lalu melihat ke pria paruh baya itu dan berkata ,


" Alasan utama aku memukulnya adalah karena aku merasa wanita ini melakukan kesalahan besar . "

__ADS_1


__ADS_2