
__ADS_3
"Apa kamu sudah gila? Kamu anggap ucapanku hanya omong kosong belaka? Aku baru saja memperingatkan mu untuk tidak bekerja sama dengan pihak lain!"
Luna tidak bisa menahan amarahnya lagi. Dia menunjuk pria paruh baya itu dan memarahinya.
Pria paruh baya itu mendadak salah tingkah.
"Apa kamu ingin membuat Keluarga Gibson marah? Apa kamu ingin mati?"
Luna kembali berteriak memarahinya, "Aku kasih kamu satu kesempatan terakhir!"
Seluruh tubuh pria paruh baya itu gemetar ketakutan. Dia hanya bisa tersenyum getir karena di satu sisi, orang yang dihadapinya adalah anggota Keluarga Gibson yang beringas dan di sisi lain, yang dihadapinya adalah Dokter Jansen. Dia pun merasa serba salah.
"Aku... aku tetap memutuskan untuk bekerja sama dengan Dokter Jansen!"
Pria paruh baya itu tidak berpikir lama dan langsung berkata demikian sambil menatap Jansen.
"Kamu!"
Luna merasa seperti mendapat tamparan keras.
Apalagi, Luna sebelumnya telah bersikap sombong di depan Jansen. Namun, pada kenyataannya, Luna malah dipermalukan oleh Jansen.
Luna makin kesal karena bos Grup Dutch Textile adalah anggota Sekte Bangau Putih yang dipimpin oleh keluarga mereka, tetapi kini malah berpihak kepada orang lain.
Emosi Luna pun meluap. Ini adalah pertama kali dalam hidupnya, Luna dipermalukan seperti ini.
Saat ini, pria paruh baya itu terus tersenyum getir. Dia bakal mati di masa mendatang karena telah membuat orang Keluarga Gibson tersinggung. Namun, jika dia membuat Jansen tersinggung, dia akan mati sekarang juga!
Pilihan yang satu berarti mati di masa mendatang, pilihan yang satunya lagi berarti mati sekarang!
Orang pintar pasti tahu pilihan mana yang harus diambil.
"Aku tanya kamu untuk terakhir kalinya, apa kamu yakin dengan ucapanmu sebelumnya?"
Luna pun marah besar. Dia bertanya sambil menggertakkan giginya.
"Aku yakin!"
Pria paruh baya itu langsung menjawab tanpa ragu.
"Kamu benar-benar membuatku marah. Kamu pasti sengaja mempermalukan diriku. Di mana Franky? Aku ingin berunding dengannya. Kamu belum pantas berunding denganku!"
Luna menghentakkan kakinya karena kesal sambil memarahi pria paruh baya itu.
Pria paruh baya itu tersenyum getir sambil menatap Jansen. Dia pun berkata dengan pasrah, "Franky sudah meninggal. Aku yang bertanggung jawab atas urusan Grup Dutch Textile sekarang!"
"Mati? Kapan dia mati? Siapa yang membunuhnya? Dia adalah master dunia Jianghu yang menempati daftar peringkat Awan Badai!"
Luna sontak terkejut.
"Aku orangnya!"
Pada saat itu juga, terdengar suara ucapan sinis seseorang. Luna pun menoleh sambil menatap Jansen dengan perasaan terkejut.
Menantu pecundang Keluarga Miller ini membunuh Franky?'
Ini tidak mungkin!'
__ADS_1
Franky menempati peringkat ke-tiga puluh dalam daftar peringkat Awan Badai di dunia Jianghu.
Jansen pun menatap Luna dengan datar sambil berkata, "Sekarang, aku sudah menjadi bos Grup Dutch Textile. Petugas, kemari! Usir dia keluar dari sini!"
Luna dan Freddy pun marah besar saat ditarik keluar oleh petugas keamanan.
"Dokter Jansen, apakah kita akan menandatangani perjanjian pengalihan kepemilikan saham Grup Dutch Textile sekarang juga?"
Saat Luna pergi, pria paruh baya itu langsung berkata demikian sambil menatap Jansen.
Faktanya, setelah kematian Franky, Grup Dutch Textile beroperasi tanpa nahkoda. Dia pun terpaksa memimpin jalannya perusahaan.
Jika Jansen tidak datang menemui dirinya, semua tetap akan baik-baik saja karena bisnis Grup Dutch Textile telah berjalan di jalur yang benar. Dia pun hanya perlu memimpin perusahaan itu ala kadarnya saja.
Namun, karena Jansen telah datang, dia pun takut akan dibunuh oleh Jansen, ditambah lagi dia juga telah menyinggung perasaan orang Keluarga Gibson. Dia merasa lebih baik kehilangan Grup Dutch Textile dan menjauh dari dunia Jianghu.
"Serahkan saja perusahaan kepada dia!"
Para master dunia Jianghu seperti mereka ini tidak begitu peduli dengan harta dan takhta. Bagi mereka, yang terpenting adalah seni bela diri dan mempertahankan nyawa.
Jansen pun tidak begitu peduli dengan harta. Dia berkata demikian sambil menunjuk Ricky.
Ricky sontak tercengang. Awalnya, Ricky hanya datang untuk membicarakan masalah kerja sama, tetapi kini Ricky malah mendapatkan kepemilikan seluruh perusahaan itu dalam waktu sekejap.
Apalagi, perusahaan itu diberikan kepadanya dengan cuma-cuma..
Astaga, pembicaraan bisnis kali ini sungguh menyenangkan!!
"Tuan, silakan ikut denganku!"
Pria paruh baya itu langsung membawa Ricky ke dalam ruangan kantor karena ingin segera menyelesaikan masalah peralihan kepemilikan dan kemudian pergi meninggalkan Ibu kota.
"Jansen!"
Sesampai di depan pintu gerbang, Jansen melihat Luna sedang berdiri di pinggir jalan dengan memakai sepatu bot sambil dikelilingi oleh para pengawal yang berjumlah banyak.
Jansen pun tidak menghiraukannya dan langsung menyalakan rokok kemudian mengisapnya.
"Jansen, berani-beraninya kamu melawan Keluarga Gibson. Aku peringatkan kamu. Kamu pasti mati!"
Karena melihat Jansen tidak menggubrisnya, Luna pun menghampiri Jansen dengan diikuti para pengawal dalam jumlah besar.
"Aku tahu kamu ini lumayan hebat, tetapi dibandingkan dengan Keluarga Gibson, kamu masih tidak ada apa-apanya!"
"Aku akan memberimu satu kesempatan terakhir. Berlututlah dan minta maaf kepadaku. Kalau tidak, aku akan mengambil kembali semua yang kamu miliki!"
"Apa kamu mendengar ucapanku?"
Luna berkata demikian sambil berjalan menghampirinya. Tatapan mata Luna penuh dengan kebencian.
Sejak kecil, tidak pernah ada seorang yang berani mempermalukan Luna seperti ini. Karena itu, Luna pun terus mengejar Jansen dengan maksud membalas perbuatannya.
Jansen tetap tidak menghiraukan Luna. Dia merasa malas mencari masalah dengan seorang wanita.
"Aku sudah menyuruh orang untuk menyelidiki latar belakangmu. Aku tahu bahwa kamu adalah pemilik dari Grup Dream Internasional, Restoran Herbal DoJans, PT Senlena dan Grup Aliansi Bintang. Sayangnya, kerajaan bisnismu akan segera runtuh. Dalam waktu sepuluh hari ke depan, semua perusahaan kamu akan menghilang dari bumi Huaxia. Terserah kamu percaya atau tidak!"
Luna kembali memaki Jansen. Namun, Jansen masih saja tidak menghiraukannya. Luna pun makin kesal.
__ADS_1
Jansen membuang rokok di tangannya ke tanah dan menatap Luna dengan acuh tak acuh sambil berkata, "Jangan memancing kemarahanku. Aku diam bukan berarti takut denganmu. Aku hanya malas menggubrismu!"
Jansen berkata demikian sambil berjalan perlahan menghampiri Luna. Jansen memang terlihat sedang berjalan dengan santai, tetapi sebenarnya amarah Jansen mulai meluap.
Luna yang hendak memarahi Jansen akhirnya terdiam.
Ketakutan yang sebelumnya telah menghilang kini kembali muncul dalam diri Luna.
Jansen tampak seperti sesosok malaikat maut yang sedang berjalan menghampiri Luna.
Freddy yang berada di sebelah Luna juga merasakan hal yang sama. Para pengawal di sekelilingnya juga terdiam diliputi rasa takut.
Mereka semua adalah praktisi seni bela diri yang berasal dari aliansi bela diri. Mereka semua tentu saja tahu betapa menakutkannya kekuatan yang dimiliki Jansen saat ini.
Kekuatan itu sangatlah mengerikan dan bahkan dapat mencabut nyawa mereka.
"Kenapa kamu diam?"
Jansen tiba di depan Luna lalu berhenti sambil menatapnya.
"Kalau kamu sudah diam, silakan pergi dari sini sekarang juga!"
Jansen pun mengusirnya dengan aura pembunuh yang menakutkan.
Luna akhirnya panik juga. Dia menggertakkan gigi sambil menatap Jansen dengan penuh kebencian lalu pergi dengan kesal karena merasa terhina.
Meskipun Luna memiliki dukungan dari Keluarga Gibson. Untuk saat ini, Luna masih tidak berani bertarung dengan Jansen.
"Beri aku sepuluh hari untuk menghancurkan kerajaan bisnisnya!"
Luna pun pergi sambil berkata demikian kepada orang-orang di sampingnya.
Tatapan mata Luna penuh dengan kebencian.
"Aku ingin dia mati dan tak bisa bangkit lagi untuk selama-lamanya!"
Saat berkata demikian, punggung Luna telah basah oleh keringat yang mengucur deras.
Luna benar-benar merasa ketakutan. Dia juga marah karena harga dirinya telah diinjak-injak oleh Jansen.
Dia tidak percaya bahwa Jansen berani melawan Keluarga Gibson hanya dengan mengandalkan kemampuannya seorang diri.
Saat mereka berangsur pergi, Jansen menyimpan kembali aura pembunuh itu. Namun, tatapan mata Jansen masih begitu menakutkan.
Sejak kematian Aidan Woodley, Jansen sadar bahwa orang-orang dari keluarga terpandang ini tidak akan mungkin menyerah dengan mudah.
Karena itulah, Jansen sedikit pun tidak mau mengalah. Jika mereka membuat amarah Jansen terpancing, Jansen akan langsung membunuh mereka.
"Kakak Ipar!"
Pada saat ini, Ricky berlari keluar dengan penuh sukacita sambil membawa berbagai dokumen. Ricky berkata dengan penuh kegembiraan, "Aku telah menjadi Presiden Direktur Grup Dutch Textile!"
Ricky tentu saja sangat senang. Perusahaan ini adalah perusahaan industri pakaian terbesar se-Huaxia yang memiliki aset bernilai miliaran. Dalam waktu sekejap, semua aset perusahaan itu telah jatuh ke tangan Ricky.
Ricky merasa seperti mendapat hadiah miliaran yuan
"Ayo kita pulang makan!"
__ADS_1
Jansen sama sekali tidak peduli. Dia adalah seorang penguasa dunia Jianghu yang hanya butuh beberapa menit untuk mendapatkan uang. Meskipun hari ini Jansen telah menghadiahkan perusahaan tersebut, Jansen masih bisa mendapatkan perusahaan besar lainnya di waktu mendatang.
Bagi mereka yang memiliki kehebatan, mencari uang memang semudah meminum air.
__ADS_2