Jansen Scott, Menantu Terbaik

Jansen Scott, Menantu Terbaik
Bab. 412. Ternyata Bukan Kamu!


__ADS_3

Elena berpakaian sederhana hari ini, mengenakan terusan bermotif bunga dan sepatu hak tinggi di kakinya. Meski kakinya yang putih panjang tidak dibalut stoking sutra, namun tetap seksi membuat Jansen tergoda.


Sayangnya, ini adalah rumah Keluarga Miller. Sepertinya akan sulit untuknya bisa kembali hidup sebagai suami istri.


Memikirkan hal ini, kebencian Jansen terhadap Keluarga Miller semakin besar!


"Ayo kita pergi!"


Elena memakai anting panjang yang cantik. Saat dia berjalan, kilauannya menggetarkan hati orang-orang. Dia menggandeng lengan Jansen dan pergi.


"Kakak Ketiga, tunggu aku!"


Silvia menyusul mereka dengan wajah tidak tahu malu.


Elena langsung mengerutkan keningnya merasa tidak senang.


"Kakak Ketiga, bagaimanapun masalah panti asuhan adalah masalah Keluarga Miller. Keluarga Miller tentu saja harus tetap mengawasinya. Kebetulan kami yang bertanggung jawab atas proyek ini, jadi kami akan ikut pergi bersama kalian!"


Tiba-tiba, seorang pemuda berjas bulu, dengan tangan di sakunya berjalan masuk, penampilannya tampak keren.


"Dia adalah pacarku, Fernando !"


Kata Silvia sambil menggandeng tangan pemuda itu, dengan wajah yang dipenuhi senyuman manis. Melihat mereka membawa nama Keluarga Miller.


Elena juga tidak bisa menghentikannya, dan membawa Jansen ikut pergi bersamanya.


Fernando tersenyum anggun, tapi dia Melihat punggung Jansen dengan rasa jijik. Baru kemarin dia diberitahu mengenai Jansen. Tak disangka anak desa ini sangat kejam. Demi uang, dia berani memarahi Renata yang merupakan orang yang penting. Dia bahkan terus menggangu Elena!


Dia berbeda, mana berani dia mengincar keturunan langsung Keluarga Miller, bisa bersama dengan keturunannya yang tidak langsung seperti Silvia juga sudah bagus. Selama keduanya menikah, hidupnya cukup terjamin!


"Tuan Jansen, aku sudah tahu masalahmu kemarin. Aku Fernando kagum padamu, dan hubungan kalian juga cukup baik. Hanya sedikit pria yang bisa berlutut di depan istrinya!"


Suara Fernando terdengar lembut, tapi perkataannya berduri. Artinya jika Jansen sudah masuk ke gerbang Keluarga Miller, langsung berjuang dengan nyawanya!


"Kamu adalah pacarnya Silvia?"


Tanya Jansen memalingkan kepalanya.


"Ya, kami akan menikah di akhir tahun, kami sudah saling kenal sejak kuliah, kami saling menyukai satu sama lain!" Fernando menatap Silvia dengan mata yang penuh cinta.


"Uh, belum menikah sudah memiliki hubungan? Berani sekali!" Jansen mengangguk.


"Memilik hubungan? Hehe, Tuan Jansen, aku tidak berusaha keras sepertimu. Demi uang, kamu memaksa seorang wanita memiliki hubungan denganmu. Aku ini sangat menghormati Silvia!" kata Fernando sambil menggelengkan kepalanya.


"Oh, ternyata bukan kamu!"

__ADS_1


Jansen menunjukkan tatapan yang aneh, "Semalam pacarmu baru saja berhubungan **** dan suaranya sangat berisik. Dia sibuk sampai pagi dan sekarang dia terlihat hampir pingsan dan kelelahan. Aku pikir itu kamu. Sepertinya kamu juga cukup pintar demi masuk ke Keluarga Miller, kamu bahkan mau diselingkuhi!"


Setelah membalas perkataan Fernando sebelumnya, Jansen mengajak Elena pergi lagi!


Fernando termenung sejenak, lalu menatap Silvia dengan wajah marah.


Silvia tentu tahu apa yang sedang terjadi, karena tadi pagi dia baru saja keluar dari kamar Jessica!


"Fernando, jangan dengarkan dia, dia hanya mencoba membuat kita bertengkar, aku masih suci!"


"Benarkah? Lalu kenapa kamu terlihat seperti mau pingsan dan lingkaran hitam di bawah matamu terlihat sangat besar!"


"Ini!"


Kedua orang itu berdebat sejenak, kemudian suara tamparan terdengar dan menarik banyak perhatian orang yang lewat.


"Jansen, apa yang terjadi?"


Elena tidak bereaksi.


"Sepupumu si Silvia memang sudah tidak perawan. Fernando ini diselingkuhi. Tapi, saat aku Melihat wajah Silvia, ada energi negatif di wajahnya, sepertinya ada yang tidak beres. Bagaimanapun, wanita yang telah berhubungan **** biasanya diberi makan oleh energi negatif dan positif. Tapi Silvia telah kehilangan energi positifnya!" Jansen berkata sambil tersenyum, "Kecuali ada satu kemungkinan!"


"Jansen, kenapa kamu mencermati hal-hal seperti itu pada wanita lain!"


Elena tidak ingin Jansen menjadi cabul dan Melihat hal-hal seperti ini!


Jansen tertawa dan berkata, "Ayo kita makan bersama Kak Arthur dulu. Dia sudah membantu kita sebelumnya dan aku belum berterima kasih padanya!"


"Oke, tapi bagaimana dengan Silvia dan yang lainnya?"


"Mereka yang mau ikut, itu bukan urusan kita. Mereka pantas mendapatkannya!"


Ini pertama kalinya kedua pasangan itu berjalan-jalan sejak mereka datang ke Ibu Kota. Berjalan di jalanan yang besar dengan Elena yang cantik dan tinggi akan tetap membuatnya menarik mata semua orang.


Semalam Jansen telah berjanji dengan Arthur. Untuk lokasinya sudah ditetapkan oleh Arthur. Di Hotel Sun City, Ibu Kota, katanya ini adalah bisnis Keluarga Carson.


Setelah keduanya masuk, mata semua orang di aula menjadi bersinar. Alasan utamanya karena Melihat Elena yang sangat cantik dan berpenampilan menarik. Beberapa pria sukses, pria muda dan pemuda kaya menatap Elena, berharap bisa disukai oleh Elena!


Namun semuanya diabaikan oleh Elena, dia menarik Jansen untuk duduk di meja yang berada di pojokan.


Pada saat yang sama, Silvia dan yang lainnya juga mengikuti. Terlihat ada bekas tamparan di wajah Silvia, dengan air mata yang memenuhi matanya. Setelah Melihat Jansen, amarahnya pun melonjak lagi!


"Tuan Fernando, tindakanmu bagus juga!"


Jansen melirik dengan mata sinis dan berkata sambil tersenyum.

__ADS_1


Fernando mengertakkan giginya. Meskipun dia sudah menduga Silvia berselingkuh, tetapi untuk bisa masuk ke Keluarga Miller dia harus tetap menahannya!


"Jansen, kita harus buru-buru menangani masalah panti asuhan, jam segini kamu sudah mau makan? Ini masih pagi!" kata Silvia tiba-tiba marah.


"Kalau kamu sedang buru-buru, ya kalian pergi saja, untuk apa menungguku? Apa kalian sekeluarga mau menungguku makan? Terserah saja mau menunggu atau tidak!"


Jansen tidak mempedulikannya. Dia hanyalah seorang adik sepupu, tidak sebanding dengan keturunan langsung, sombong sekali!


Silvia menghentakkan kakinya kesal dan berpikir untuk duduk, tetapi Jansen langsung mengusirnya, "Kami sebagai suami istri hanya ingin makan berdua saja, kami tidak suka ada orang luar yang bergabung dengan kami terutama orang-orang kotor!"


"Kamu!"


Silvia menjadi sangat marah dan mengajak Fernando untuk duduk di meja sebelahnya.


Fernando juga sangat marah. Jansen hanyalah seorang sampah, dia berpikir statusnya lebih tinggi dari Fernando. Masih berani pura-pura!


"Hei, Silvia lihatlah, bukankah itu tuan muda ketiga dari Keluarga Woodley?"


Tiba-tiba, dia bertemu dengan orang yang dikenalnya.


"Jasper Woodley dari Keluarga Woodley?"


Silvia tersenyum sinis, kakaknya Jasper ingin menikahi Elena. Tetapi karena sekarang Jansen telah menyela pertunangan itu, Jasper menjadi marah.


"Nona, ada seorang pemuda di sana yang ingin membelikanmu minuman!"


Saat ini, seorang pelayan berjalan ke meja Jansen dan meletakkan segelas anggur di atas mejanya!


Ini arak putih!


Bagaimanapun, Hotel Sun City adalah restoran tradisional food, tapi bukankah lebih baik memberikan anggur pada orang?


Jansen dan Elena langsung menatap mata pelayan itu dan Melihat ada sebuah meja di aula dengan beberapa anak muda berpakaian mewah, dan salah satunya berpakaian Armani sedang Melihat ke arah Elena sambil mengangkat gelasnya.


Jansen mengenalnya, itu adalah Jasper Woodley!


"Aku tidak minum, bawa ini pergi!"


Elena menjawab dengan dingin, dia tidak menyukai Keluarga Woodley.


"Nona, dia ini tuan muda ketiga dari Keluarga Woodley. Di Ibu Kota ini, siapa yang tidak mengenal Keluarga Woodley?"


Pelayan masih tersenyum sopan. Meskipun Hotel Sun City ini milik Keluarga Carson di Ibu Kota, Jasper sering datang kemari untuk makan dan bertemu dengannya.


"Aku bilang aku tidak mau minum, bawa pergi!"

__ADS_1


Ekspresi Elena masih terlihat dingin.


__ADS_2