Jansen Scott, Menantu Terbaik

Jansen Scott, Menantu Terbaik
Bab. 599. Jansen Hilang!


__ADS_3

Keesokan harinya, Elena datang untuk mencari Jansen ke Aula Xinglin karena Jansen tidak pulang rumah komunitas semalam.


Setiba di aula Xinglin di bertanya kepada bibi Sofia dan kakek Herman.


"Bibi apakah Jansen ada di sini?"


Elena bertanya dengan cemas.


"Tidak, dia belum kesini pagi ini. Bukan kah kemarin dia pulang bersama mu?" Sofia menjawab dengan bingung.


"Ini, baik bibi mungkin dia pergi ke temannya!"


Elena berkata dan tidak ingin memberi tahu bibi bahwa Jansen sudah menghilang. Ia takut membuat bibi Sofia dan kekek Herman khawatir.


Setelah itu dia pamit pergi naik mobil, di mobil ia menelepon kak Natasha.


"Kak Natasha apakah Jansen menghubungi kamu semalam atau pagi ini?" Elena bertanya.


"Tidak, dia belum menghubungi ku, Elena apakah sesuatu terjadi pada Jansen?" Natasha yang sedang di luar kota juga ikut menjadi cemas.


"tidak tidak, tidak ada yang terjadi, aku hanya ingin bertemu dengan nya tapi ia tidak di rumah, baiklah sampai jumpa!" Elena berbohong.


Setelah menelpon ia pergi di tempat yang pernah di kunjungi Jansen. Tapi dia tetap tidak menemukan Jansen, dia juga tidak bisa meneleponnya. Dia mencoba menelepon beberapa kenalan Jansen tapi tidak ada yang tahu keberadaannya. Dia tiba-tiba menjadi sedikit cemas. Jansen tidak pernah seperti ini.


Dia sudah mencari ke segala arah dan bahkan menggunakan sistem keamanan publik, tapi tetap tidak berhasil menemukan petunjuk apapun.


Upaya terakhirnya, dia harus pergi ke keluarga Miller untuk bertanya lagi.


Meskipun dia tidak tahu ke mana Jansen pergi. Tapi dia memiliki firasat bahwa menghilangnya Jansen mungkin ada hubungannya dengan Jessica.


Dia menduga mungkin Jessica sudah tidak tahan dengan Jansen karena terus mempermalukan keluarga Miller. Tapi itu semua salah keluarga Miller sendiri yang awalnya mempermalukan Jansen. Atau mungkin saja Jessica takut Jansen akan berhasil dalam perjanjian setengah tahun dengan nenek.


Mungkin saja Jessica menyingkirkan Jansen sebelum tanggal dua puluh tujuh Desember.


Dia sangat tahu sifat Jessica, dia sombong dan mencurigakan. Tidak akan ada yang bisa melawan kemauannya, dulu, sekarang dan di masa depan!


Elena pergi Keluarga Miller dengan marah dan juga cemas.


Sampai di keluarga Miller Elena langsung pergi ke kamar Jessica.


"Jessica, ke mana Jansen pergi!"

__ADS_1


Elena langsung bertanya dengan marah.


"Dia kan suamimu. Kenapa kamu bertanya padaku? Mungkin saja dia tidur dengan perempuan lain!”


Jessica berkata dengan santai sambil meminum teh.


"Aku beri kamu waktu tiga detik untuk memikirkannya!" Elena mengancam dengan suara dingin.


Jessica perlahan meletakkan cangkir teh itu dan menatap Elena dengan ringan, "Elena, aku menyadari kamu telah banyak berubah. Aku ingat dulu di Kota Asmenia, kamu sangat takut padaku. menatap aku saja kamu tidak berani. Tapi setelah datang ke ibukota, kamu berubah, tidak hanya berani membantahku, tapi juga menodongkan pistol ke arahku demi pecundang Jansen. Sekarang kamu bahkan berani mengancam ku! apakah kamu pikir aku adalah lelucon!"


"Aku adalah pemimpin Keluarga Miller. Tidak lebih dari sepuluh orang di ibukota yang luas ini berani berbicara kepada aku dengan nada seperti itu!"


"Aku menganggap kamu seperti adik kandung ku sendiri, jadi kali ini aku akan mengampuni kamu dan kamu segera keluar dari sini! Jangan sampai membuat aku marah!"


Sshh!


Elena mengeluarkan pistolnya dan mengarahkannya ke arah dahi Jessica.


"Di mana Jansen cepat katakan!"


Elena berkata dengan menodong pistol.


"Ini kedua kalinya kamu menodongkan pistol padaku!"


"Di mana Jansen!"


Elena berkata dengan dingin, "Ini kesempatan terakhirmu. Kalau tidak, aku akan menembak!”


"Elena, apa kamu sudah gila! Apa kamu berani menembak ku demi pecundang itu"


Saat ini, beberapa orang bergegas masuk. Renata yang melihat Elena mengarahkan pistol ke arah Jessica, bahkan lebih marah lagi.


Renata berkata dengan marah " Elena apa yang kamu lakukan? kamu sangat berani menodong pistol ke kakak mu? cepat lepaskan pistol itu! sangat tidak sopan, anak liar tetaplah anak liar"


Paman Ketiga, Lucky, juga mengerutkan kening dan berkata, "Elena, kita semua adalah keluarga. Apa yang kamu lakukan! Berbicara dengan baik-baik!"


"Paman Ketiga, Jansen menghilang. Aku curiga itu ada hubungannya dengan Jessica!" Elena berkata sambil menggertakkan giginya.


Wajah Lucky berubah drastis. Dia tiba-tiba menatap Jessica. "Jessica, apakah yang dikatakan Elena benar? Apa kamu melakukan sesuatu pada Jansen?"


"Paman ketiga dan semuanya, sebenarnya kalau dia ada bukti berarti itu benar, kalau tidak ada bukti berarti itu salah dan hanya omong kosong dia! Cukup sesimpel itu" Jessica menjawab dengan sangat tenang.

__ADS_1


"Apakah kalian sudah dengar? Elena, keluarkan bukti jika kamu punya kalau tidak letakkan pistol itu!”


Renata mengambil kesempatan untuk memarahinya, "Jangan lupa, kamu hanyalah anak liar keluarga Miller dan Jessica adalah anak yang asli dan putri sejati keluarga Miller. Jika bukan karena kamu masih berguna bagi Jessica, apa kamu pikir kamu bisa masuk ke Keluarga Miller! Sungguh anak liar!"


Tubuh Elena bergetar dan hatinya seperti tersayat pisau, tapi dia masih bertanya, “Aku tidak peduli omong kosong kalian. Aku harus tahu keberadaan Jansen hari ini!"


"Elena, mungkin kamu salah paham! Jessica mungkin membenci Jansen tapi tidak mungkin membunuh nya!"


"Benar, Elena mungkin Jansen tidak bisa melawan keluarga Miller dan Keluarga Woodley dan dia mungkin kabur keluar Ibu kota mencari istri baru!"


"Ya itu mungkin juga terjadi. Elena,


Jansen bukankah seorang laki-laki yang baik? Jangan merusak hubungan keluarga untuknya, demi pecundang itu, buka mata mu jangan dibutakan oleh nya!"


Semua kerabat keluarga Miller membujuk Elena.


"Aku lebih mengenal Jansen dibandingkan siapa pun. Bukan hak kalian untuk menilainya atau memfitnah nya. Kali ini Jessica harus memberiku penjelasan hari ini. Kalau tidak, jangan salahkan aku karena tidak sopan!" Elena tetap tidak goyah.


Jessica tersenyum tenang saat melihat Elena yang keras kepala. Dia berkata dengan santai, "Tembak ayo tembak, aku tidak percaya kamu berani menembakku!"


Jessica tidak percaya Elena akan menembak nya!


Dia memang layak menjadi kepala keluarga Miller. Tidak ada yang bisa menandingi ketenangannya.


Tapi dia telah meremehkan Elena!


Elena menarik pelatuk dan menekan jarinya. Dia benar-benar berniat untuk menembak Jessica!


Jansen adalah hidupnya!


Jika Jansen mati ia juga kehilangan hidupnya!


Dia bisa memaklumi Keluarga Miller yang merendahkan dirinya dan Jansen. Dia bisa mengalah pada Keluarga Miller demi kekeluargaan. Tapi dia tidak bisa menerima jika Jansen dibunuh oleh Keluarga Miller!


"Kamu yang memaksaku. Jansen bisa membuatku gila!"


Mata Elena memerah dan dia lebih histeris lagi!


Jessica menyipitkan mata dengan tenang, tapi dia merasa terkejut di dalam hatinya. Dia akhirnya menyadari bahwa Elena tidak bercanda.


Elena benar benar berani menembak nya.

__ADS_1


Dorr!


Suara tembakan terdengar sangat keras!


__ADS_2