
__ADS_3
Sejak Macan Hitam terluka, Jansen terlihat seperti ketua dari tim ini. Namun setelah Jansen pergi, Elena mengambil alih posisi tersebut karena emosi Ice Blade tidak stabil.
"Kalian berdua sepasang suami istri ini memang memiliki kesamaan!"
Tank menatap Elena dan tersenyum diam-diam.
la tahu jika Jansen dan Elena telah bercerai, tapi misi bersama ini mungkin juga akan menjadi titik balik dalam hubungan mereka.
Setelah Jansen meninggalkan restoran, dia langsung menuju ke tempat makan Wankai.
Penyerangan kali ini makin dipikirkan makin dia merasa ada yang tidak beres. Terutama bertepatan dengan menghilangnya Tissa yang membuatnya merasa seperti ada tangan gelap yang sedang berusaha menjangkau mereka.
Jika Tissa adalah orang di balik ini semua, maka semuanya akan makin kacau, karena Tissa sudah terlalu akrab dengan mereka.
Tetapi kalau itu adalah rencana yang disusun oleh Tissa juga ada manfaatnya, yaitu adalah keberadaan H12 ketiga akan segera diketahui!
Ini juga alasan mengapa Jansen masih berani bergerak maju meski tahu kalau semua ini hanya jebakan!
Melawan jebakan dengan jebakan!
Dibandingkan dengan sisi Elena, sisinya adalah penyerang utama!
Setengah jam setelah Jansen pergi, di dalam kamar hotel, Elena dan yang lainnya merasa gugup. Mereka semua memegang pistol mereka seakan sudah siap untuk menghadapi sebuah pertempuran sengit.
"Ice Blade, kapan orang-orang dari kelompok militer akan tiba!" tanya Tank tiba-tiba.
"Kelompok cadangan sedang menyusul ke sini, tapi paling cepat malam ini sampai!" jawab Ice Blade
"Artinya kita harus bertahan sampai malam!"
Tank menurunkan pedangnya. Melihat pedangnya yang masih tajam, dia menghela napas lega.
Mereka semua memiliki kebiasaan menyiapkan semua senjata mereka terlebih dahulu sebelum sebuah pertempuran besar.
Tok, Tok, Tok!
Detik berikutnya terdengar suara ketukan di pintu. "Pelayan, mau bersihkan kamar!"
"Masuk lah!"
Teriak Elena!
Pintu dibuka, dan seorang pria berpakaian pelayan masuk. Dia mendorong troli sambil tersenyum pada Elena dan yang lainnya. Tiba-tiba, dia mengeluarkan sebuah AK dari troli dan mengarahkannya pada Elena dan yang lainnya.
Dor!
Sebelum dia sempat menembak, Tank sudah menembak kepala mereka!
Dor, Dor, Dor!
Pada saat yang sama, suara langkah kaki banyak orang terdengar dari luar ruangan, diikuti dengan suara tembakan yang menyapu seluruh ruangan!
Kejadian tersebut berlangsung selama lima menit. Orang yang memimpin mereka mengepalkan telapak tangannya dan memasuki ruangan dengan diam-diam.
Ruangan itu terlihat berantakan, tetapi Elena dan yang lainnya tidak terlihat di sana atau pun mayat-mayat mereka.
"Gawat!"
Teriak pria itu.
Dor!
Begitu kata-kata itu terucapkan, bagian keningnya ditembak dan jatuh tersungkur.
Di sudut ruangan, Elena dan yang lainnya tengah menopang diri mereka di tiga sudut ruangan dan bersembunyi di atas. Cara tersebut merupakan cara Elena dulu untuk menghindari serangan besar-besaran!
__ADS_1
Dor, Dor, Dor!
Selain itu, mereka memanfaatkan kesempatan tersebut untuk melakukan serangan balik dan menembak mati para gangster.
"Banyak sekali bajingan gangster ini!"
Wajah Tank tampak berubah. Dia sudah meremehkan jumlah lawannya!
"Hati-hati ada granat!"
Tetapi pada saat ini, Ice Blade berseru dan melompat kemari, tangannya memegang granat yang baru saja dilemparkan dan membuangnya keluar dari ruangan.
Duar!
Granat meledak di luar koridor, tetapi dalam waktu yang cepat, ada beberapa granat lagi yang dilempar masuk.
"Pergi dari sini!"
Ice Blade tahu bahwa mereka telah ketahuan dan dikepung oleh berbagai serangan api..
Hal yang paling mengerikan adalah musuh berada dalam tempat tersembunyi dan mereka sudah diketahui keberadaannya. Jika mereka tetap berada di tempat itu, mereka akan habis semuanya.
Mereka bertiga memiliki keahlian yang lumayan bagus dan bergegas keluar dari ruangan. Beberapa ledakan terdengar lagi dari arah belakang mereka.
"Tinggalkan hotel!"
Ice Blade memimpin jalan di depan dan memilih untuk tidak naik lift, tapi melalui tangga darurat.
Dia menyadari bahwa seluruh hotel ini tidak ada tamu yang lainnya, seakan sudah ditutup sebelumnya.
Hal ini menunjukkan juga bahwa lawan mereka memiliki posisi yang tinggi, di bawah pengawasan polisi juga bisa menggunakan kekuatan mereka.
Duar!
Pada saat tersebut, seorang pria jangkung tiba-tiba muncul di tangga darurat. Dia jauh lebih besar dari Tank dan menghalangi jalan.
Mereka bertiga tertegun sejenak, mereka dapat merasakan aura aneh dari orang misterius ini.
"Ice Blade, Senlena, kalian pergi dulu, biarkan aku yang menghentikannya!"
Tank tahu bahwa musuh dalam jumlah yang besar sedang mencari mereka, dan mereka tidak boleh tinggal lama di sini.
"Kamu harus berhati-hati!"
ujar Ice Blade dan Elena mengingatkan kemudian melompat turun dari samping.
Melihat itu, monster tersebut ingin menghalangi jalan keduanya!
Clang!
Tetapi pada saat ini, pedang milik Tank terayun dan memotong lengannya, hingga membuat arah pukulannya berubah.
"Wah, pedang saja tidak membuatmu takut, apakah kamu terbuat dari kulit buaya?"
Tank menahan napasnya, pedangnya seakan mengenai potongan besi
"Tank, kamu tidak apa-apa?"
Ice Blade dan Elena melompat ke tangga darurat berikutnya, kemudian mendongak dan berteriak.
"Tidak apa-apa, kalian pergi dulu, kalian harus menjaga barangnya dengan baik!"
Jawab Tank, lalu menatap monster itu dan tersenyum miring. "Tebakanku tidak salah. Kamu adalah Manusia modifikasi genetik, kan? Biarkan aku merasakan kekuatanmu!"
"Pergilah!"
__ADS_1
Tank memanggil Elena, dia tahu bahwa H12 jauh lebih penting.
Elena membawa kotak itu dan mengikutinya, tetapi di dalam hatinya masih merasa sangat khawatir.
"Jangan khawatir, Tank bukan orang bodoh. Dia pernah menjadi kandidat pertama Raja Prajurit, dia pasti akan kabur jika tahu bahwa dia akan kalah. Tujuannya
adalah untuk mengulur waktu buat kita!"
Ice Blade menoleh ke belakang dan berkata dengan wajah yang terlihat cemas, "Semuanya sama seperti yang dikatakan Jansen. mereka mencoba mengalihkan kita. Tapi anehnya,
kenapa mereka menjalankan serangannya setelah Jansen pergi?"
"Kecuali kalau Jansen juga menjadi sasaran mereka!"
Elena berkata dengan dingin.
Wajah Ice Blade berubah seketika. "Tapi... tidak mungkin!"
Elena tidak mengatakan apa pun lagi. Pada saat yang sama, ada suara langkah kaki sejumlah gangster yang terdengar dari arah bawah tangga darurat. Jumlahnya sangat banyak dan mereka semua membawa senjata berat.
"Lewat jalan ini!"
Satu-satunya cara adalah mereka harus meninggalkan tangga darurat ini.
Baru saja pintu tangga besi terbuka dan tiba di koridor, dia melihat belasan bayangan sudah berdiri di sana. Mereka semua memakai topeng, berpakaian hitam, dan memegang bazoka roket di tangan mereka!
Seorang pria berjas berdiri di tengah dan berkata sambil tersenyum, "Saatnya mengembalikan barang-barang kami!"
Meskipun dia berbicara bahasa Huaxia, tetapi terdengar jelas dia tidak fasih.
"Orang dari negara Matahari?"
Ice Blade mengerutkan kening dan bertanya, "Apakah kamu dibelakang semua ini?"
"Coba kamu tebak!"
Orang tersebut mengulas sebuah senyum aneh.
Ice Blade dapat merasakan bahwa kekuatan orang ini sangat kuat dan tak terduga.
"Elena, aku akan menghitung tiga kali. Kamu harus segera melarikan diri keluar dari hotel. Akan jauh lebih aman kalau kamu pergi ke jalan raya. Ingat, jangan kembali!" Ice Blade berbisik pada Elena, dan lapisan es tipis tiba-tiba muncul di telapak tangannya.
Mata Elena melebar melihat pemandangan itu. Banyak sekali bazoka yang menghadapnya, apakah mungkin Ice Blade bisa menghadapinya?
"Satu!"
Ice Blade tidak menjelaskan terlalu banyak dan hanya menghitung dengan suara pelan.
"Dual"
"Tiga!"
Begitu hitungan tersebut selesai, Elena membawa kotak itu dan melarikan diri ke sisi lain!
Duar!
Terdengar suara ledakan di belakangnya. Bom roket di tangan gangster tersebut sudah ditembakkan!
Tubuh Elena bergetar sejenak, dia ingin menoleh ke belakang, tetapi dia menahan dirinya. Dia menggigit bibirnya, matanya berkaca-kaca dan dengan panik berlari menjauh menyusuri koridor.
Dia tidak tahu apa yang terjadi dengan Ice Blade. Tapi dia tahu bahwa demi melindungi kotak itu, Ice Blade telah menggunakan tubuhnya sendiri untuk menghalangi bom roket!
Sekarang, semua orang sudah memiliki tugas mereka masing-masing, dan hanya dia yang tersisa!
Dengan cara apa pun, menunggu kelompok cadangan akan tiba!
__ADS_1
Elena tahu bahwa dia adalah harapan yang terakhir, dan dia merupakan harapan semua orang!
(2 bab lagi di gabung besok, mohon pengertiannya)
__ADS_2