Jansen Scott, Menantu Terbaik

Jansen Scott, Menantu Terbaik
Bab. 1103. Dia Benar-Benar Datang


__ADS_3

"Biar kuberi tahu alasannya, karena aku!"


Pada saat ini, suara seperti hantu tiba-tiba terdengar, mereka berdua pun merasakan kedinginan. Apa-apaan ini? Ada orang di rumah batu?


Yang paling menakutkan adalah mereka tidak menyadarinya sama sekali.


"Itu manusia apa hantu!"


Mangkuk anggur di tangan orang di sampingnya terjatuh ke tanah.


"Kamu bisa menganggapku hantu!"


Suara dingin terdengar dan kemudian bekas sayatan pedang muncul di leher orang itu, kepalanya perlahan jatuh ke bawah!


Terlalu cepat!


Sama sekali tidak ada waktu untuk bereaksi.


Saat kepalanya jatuh ke tanah, dia bisa melihat tubuh bagian bawahnya dan mangkuk anggur yang jatuh ke tanah sebelumnya.


Pikirannya berantakan dan rasa takut yang tak bisa dijelaskan membanjiri sekujur tubuhnya. Dia tahu bahwa dirinya sudah tamat!


Tiba-tiba, dia melihat sepasang kaki, sepasang kaki ramping yang mengenakan celana olahraga. Yang terpenting adalah mereka terlihat tidak asing.


Mendongak ke arah atas celana olahraga, muncul penampakan yang membuatnya serasa mati tidak tenang!


Apakah itu dia?


Dia belum mati!


Dia benar-benar datang.


Dengan ketakutan, akhirnya mati.


"Kamu!"


Hampir pada saat bersamaan, pria berkumis itu meraung, suaranya dipenuhi ketakutan, menatap ke sudut ruangan.


Di dalam ruangan, terlihat Jansen berdiri memegang pedang di tangannya. Pedang itu sangat tajam, terasa seperti Dewa Kematian datang menghampiri.


Pupil pria berkumis itu terus bergetar. Bukankah pemuda ini sudah mati? Juniornya baru saja memberitahunya, mereka telah mematahkan kaki dan tangan pemuda itu serta sudah melemparkannya dari tebing.


Bagaimana dia bisa tiba-tiba muncul di sini?


Bagaimana caranya dia bisa masuk? Kenapa tidak ketahuan?


Mungkinkah jiwa pemuda yang teraniaya itu datang untuk membalas dendam?


"Aku akan memberimu kesempatan untuk memberitahuku seperti apa penampakan peri itu!"


Jansen berjalan selangkah demi selangkah ke arahnya.


Pria berkumis itu merasakan dingin di sekujur tubuhnya, tetapi berusaha membuat dirinya perlahan-lahan menjadi tenang. Terlepas dari apakah pemuda itu manusia atau hantu, dia telah membunuh juniornya, pasti ada yang janggal di sini.

__ADS_1


Selain itu, tempat ini adalah Kuil Tao Cangsheng.


"Hehe!"


Pria itu mencibir dan ingin mengatakan sesuatu, tetapi pada saat ini, api panas tiba-tiba muncul di atas kepalanya, hanya berjarak satu sentimeter darinya.


"Aku tahu kekuatanmu sangat hebat, tapi aku penasaran, bisakah kamu menahan nyala api ini?"


Jansen tiba-tiba sudah berada di samping pria berkumis. Mengarahkan tangan kirinya ke bawah dan Api Yang menyala pun muncul, tepat di atas tengkorak kepala pria itu.


Seolah-olah selama Jansen mau, nyala api ini bisa membakar pria itu sampai habis.


"Teknik Dao!"


Pria itu tidak berani bergerak, hanya ada keringat dingin di dahinya yang tak berhenti menetes.


Siapa pemuda ini? Dia tidak hanya menerobos masuk tanpa disadari, tapi dia juga menguasai Teknik Dao!


Bukankah dia dari Dunia Jianghu?


Di saat ini juga, pria itu akhirnya merasakan teror, karena yang dikuasai pemuda itu bukanlah praktisi seni bela diri, melainkan Teknik Dao para kultivator.


Sekilas, dia mengingat sikap sombong dan mendominasi yang dia tunjukkan di depan pemuda itu ketika mereka pertama kali bertemu di gunung, dan kemudian melihat keadaannya yang menyedihkan saat ini, semuanya terasa begitu ironis!


"Kuberi tahu, peri itu tidak sengaja diajak pulang oleh Guru ketika dia bepergian mengelilingi dunia. Karena peri itu kelihatan istimewa, jadi Guru ingin membawanya ke Sekte Tersembunyi, mewariskan ilmu kepadanya, dan menjadikannya sebagai seorang murid!" kata pria itu dengan cemas.


"Bagaimana penampilan wanita itu? Kalau dibandingkan dengan yang di foto ini?"


Jansen mengeluarkan ponselnya, ada pesan singkat dari sebuah nomor tak dikenal.


Bagaimana orang tak dikenal ini mendapatkan nomornya?


Ia menekan ponselnya sekali dengan jarinya dan melihat hanya ada satu kalimat di dalam pesan itu. Ada yang datang ke rumah komunitas!


Rumah komunitas?


Pupil mata Jansen membeku, dia menebak jika itu adalah tempat di mana Natasha tinggal dan ada Veronica di sana!


Mungkinkah ada seseorang yang mau melakukan sesuatu terhadap Natasha dan yang lainnya!


Dan lagi, siapa yang mengabari dirinya?


Orang ini bisa tahu tentang hal semacam ini, kemungkinan dia dari Dunia Jianghu.


Tentu saja, di saat seperti ini, Jansen sudah tidak peduli untuk mencari tahu apakah berita itu benar atau tidak. Dia mencari foto Elena di ponselnya dan menunjukkannya kepada pria itu.


"Ya, ya, ya, wanita cantik inilah!"


Pria itu terus mengangguk, bertanya-tanya dalam hati bagaimana pemuda misterius ini bisa mengenal peri itu.


"Ternyata benar Elena pernah datang ke sini!"


Jansen bertanya dengan dingin, "Ke mana perginya dia sekarang?"

__ADS_1


"Setengah bulan yang lalu, dia dibawa pergi oleh orang Sekte Yuhua!"


Pria itu tidak berani menyembunyikan apa pun.


"Bagaimana dia dibawa pergi, mengapa dia dibawa pergi dan siapa yang membawanya ke sini!" tanya Jansen beruntun.


"Senior, bagaimana aku bisa tahu caranya dia dibawa pergi? Bahkan alasan kenapa dia dibawa pergi, aku lebih tidak tahu lagi. Sekte Yuhua lebih kuat dari kita dan sudah berdiri sejak Zaman Dinasti Qin, mereka juga lah yang telah mengajarkan kepada kaisar Qin tentang jalan menuju keabadian. Bagaimana kami yang dari kuil tao changseng ini bisa tahu tentang agenda mereka!"


Pria itu menjawab dengan gelisah, "Sedangkan yang membawa peri itu kemari adalah Guruku. Guru tampaknya sangat menyukai peri itu. Awalnya peri itu dikurung dan dipaksa untuk menjadi muridnya, akan tetapi peri itu menolak. Setelah sekian lama, Guru tidak tahan lagi dan ingin melakukan sesuatu terhadap peri itu. Tapi, aku mendengar bahwa itu terhenti di tengah jalan dan datanglah para master dari Sekte Yuhua!"


"Siapa Gurumu ini!"


Wajah Jansen berubah dingin. Tidak heran Elena tidak pulang dalam waktu lama. Ternyata dia ditahan.


Elena seharusnya menjalani kehidupan yang damai, tetapi karena Guru dari Kuil tao changseng ini, dia melangkah masuk ke dalam pusaran air dan dibawa paksa ke Sekte Yuhua.


"Guruku dipanggil Master Petir, dan namanya Thorry!" jawab pria itu.


"Kamu sudah boleh pergi!"


Raut wajah Jansen berubah menjadi dingin.


"Aku sudah menceritakan semua yang aku tahu. Bukankah kamu bilang tidak akan membunuhku?"


Pria itu terlihat panik dan ingin meronta melawan.


Namun, Jansen tidak bisa memenuhi keinginannya. Telapak tangannya diarahkan ke bawah dan Api Yang pun membakar tengkorak kepala pria itu, berlanjut terus hingga ke bawah.


Wajah pria itu kesakitan dan dia berusaha mengaktifkan energi miliknya, tetapi dia tidak bisa memadamkan nyala api itu sama sekali. Ia ingin berteriak keras karena ngeri.


Namun, Jansen mengayunkan sebuah jarum perak dan menusukkannya di titik akupunktur pria itu, alhasil pria itu tidak bisa mengeluarkan sepatah kata pun. Dia jatuh ke tanah dengan tangan yang menutupi bagian lehernya, dan meninggal dalam rasa sakit yang luar biasa.


Jansen menyaksikan pria itu terbakar habis dan menggunakan jurus menghilang untuk pergi lagi.


Karena Elena tidak ada di sini, tidak ada gunanya bagi dia untuk tetap tinggal. Selain itu, ada banyak sekali master dalam Kuil tao changseng, jika terkepung, walau Jansen memiliki kekuatan seribu kali lebih kuat pun tetap akan kalah di sini.


Namun, Thorry si Master Petir, Jansen mengingat nama ini.


Bahkan lebih ingin segera membunuh orang ini.


Awalnya, Elena mungkin sudah berencana untuk pulang, orang inilah yang telah menyebabkan masalah dan menyebabkan segalanya menjadi tidak terkendali.


Setelah api membakar habis pria itu, ruangan menjadi makin hening.


Selang berapa lama, terdengar suara dari luar.


"Nona Isabella, aku akan menyuruh Gopal dan yang lainnya untuk menemanimu menuruni gunung!"


Terdengar sebuah suara yang tenang. Seorang pria paruh baya yang anggun, mengenakan Jubah Tao, berjalan bersama Isabella.


Pria paruh baya itu berambut pendek dan sama sekali tidak terlihat seperti orang yang hidup mengasingkan diri di pegunungan. Panggilannya adalah Master Petir, dan namanya adalah Thorry.


Karena suka bepergian keliling dunia, dia tetap tidak terlepas dari hubungan dengan masyarakat.

__ADS_1


"Terima kasih, Master Petir!"


Isabella menjawab dengan sopan.


__ADS_2