Jansen Scott, Menantu Terbaik

Jansen Scott, Menantu Terbaik
Bab. 1069. Rasa Ingin Tahu Dan Minat!


__ADS_3

Namun, pergelangan tangan Jansen kembali mengerahkan tenaganya dan lengannya langsung kembali pulih. Seperti pertunjukan sihir!


"Dokter pada zaman kuno tidak ada yang tidak terluka, sehingga mereka mempelajari bagaimana cara mengatur tulang. Itulah bagaimana pengobatan tradisional muncul!"


Jansen menjelaskan setelah mengatur tulangnya kembali.


Tepuk tangan meriah terdengar di kelas, banyak dari mahasiswa perempuan yang berdiri. Metode seperti ini amat menakjubkan.


Apalagi, Pak Jansen mematahkan lengannya sendiri tanpa mengerutkan alisnya sama sekali. Dia terlalu jantan.


"Sekarang, apakah kalian semua sudah sedikit tertarik dengan seni bela diri?"


Jansen sebenarnya tahu betul bahwa untuk para mahasiswa ini, lebih baik dia menunjukkan sesuatu yang menakjubkan daripada melakukan pidato panjang yang biasa.


Karena rasa ingin tahu dapat mendorong orang untuk belajar.


"Aku akan mengajari kalian satu set metode pernapasan sederhana. Selama kalian terus berlatih, fisik kalian perlahan-lahan akan menjadi lebih kuat!"


Jansen berbicara lagi, kemudian dia menuliskan metode pernapasan di papan tulis.


Semua mahasiswa penuh dengan minat dan menyalinnya dengan buku catatan mereka.


"Ingat, set metode pernapasan ini dapat bermanfaat untuk seumur hidup. Kalau kalian bisa tidur dan berlari, kalian bisa menggunakan metode ini dan membentuk kebiasaan. Kalau tidak membicarakan penyakit serius, penyakit ringan bisa membaik hingga setengahnya. Kalau kalian dapat bertahan melakukan metode ini selama puluhan tahun, memperpanjang hidup kalian pun juga mungkin!"


Setelah Jansen selesai menulis, dia menatap semua orang sambil tersenyum.


Jika para dokter dari Asosiasi Medis tahu tentang metode pernapasan ini, mereka mungkin akan marah dan langsung terburu-buru mencatatnya.


Karena, ini adalah pengetahuan Dokter Jansen dari Aula Xinglin!


"Baiklah, pelajaran hari ini sampai di sini saja. Kalau kalian tertarik pada seni bela diri, kalian dapat mempelajari titik akupunktur dalam buku pengobatan tradisional. Ini akan bermanfaat bagimu!"


Jansen berkata dan berbalik pergi.


Ia tahu bahwa di saat seperti ini dia tidak bisa terlalu banyak bicara. Jika tidak, anak-anak muda yang cerdas ini akan berpikir bahwa dia memiliki suatu objektif. Justru mengajari mereka dengan tanggung begini dapat makin memikat rasa penasaran mereka.


"Pak Jansen, jangan pergi. Kami belum mendengar cukup banyak!"


"Ya, kami ingin melihat seni bela dirimu yang lain!"


Benar saja, banyak mahasiswa yang berteriak dan masih ingin mendengarkan Jansen terus berceramah.


Jansen tersenyum, "Aku akan mengajari kalian lagi di kelas selanjutnya!"


Setelah mengatakan itu, dia pergi meninggalkan kelas.


Saat Jansen pergi, suasana ruang kelas pun meledak. Semua mahasiswa berbisik-bisik dan membicarakannya.


Raut wajah Tobi dan beberapa teman mahasiswa laki-laki lainnya menggelap. Seni bela diri omong kosong, trik yang membingungkan, hanya dengan satu tangan dia dapat menghancurkannya!


"Trik untuk menipu perempuan, untuk laki-laki apakah ada gunanya?!"


Tobi berteriak dengan kesal, "Bila dia memang memiliki keterampilan maka mintalah dia untuk mencoba melakukan dunk dan lemparan tiga poin!"

__ADS_1


"Tobi, kalau kamu memang terampil maka cobalah untuk mematahkan lenganmu sendiri!"


Seseorang menyahutinya, seketika membuat Tobi terdiam dan tak bisa membalasnya, Siapa yang ingin sakit dan mematahkan lengannya sendiri?


"Widya, Pak Jansen ini sangat aneh!"


Seira berkata pada Widya


"Ya, aku merasa dia sepertinya sedikit tidak biasa!"


Widya memikirkan tentang masalah di kereta dan masalah lainnya, dia makin merasa bahwa ada yang tidak beres.


Tapi bagaimanapun juga, setelah melihat adegan besar yang dilakukan Jansen. Dia masih membuatnya sangat penasaran.


"Widya, kamu jangan jadi perempuan genit. Kamu telah diputuskan untuk bertunangan dengan Kak Roger sejak kecil!"


Melihat Widya yang menatap ke luar kelas, Seira segera mengerutkan keningnya dan berkata, "Dia, aku tidak tahu di mana dia mempelajari trik kecil itu, terutama untuk menarik perhatian para gadis muda. Dia tidak memiliki keterampilan nyata sama sekali. Misalnya, dia menggunakan rumput liar untuk mengobati penyakit di kereta. Dia benar-benar berpikir dia adalah seorang dokter terkenal. kamu jangan tertipu!"


"Aku tahu!"


Widya hanya penasaran, dia bukanlah gadis bodoh.


Tidak lama kemudian, bel yang menandakan kelas telah berakhir berbunyi. Widya dan teman-teman sekelasnya pergi ke kantin untuk membeli makanan ringan.


Setelah dia membeli makanan ringan favoritnya seperti teh susu dan makanan ringan lainnya, Widya baru saja keluar dari kantin ketika dia melihat sosok yang dikenalnya. Itu adalah Jansen.


Saat ini Jansen sedang melihat sesuatu di dekat hamparan bunga.


Widya ragu-ragu dan berjalan mendekat, "Pak Jansen, apa yang sedang kamu lihat?"


Jansen sepertinya tahu kalau Widya akan datang. Tanpa menengok, dia menunjuk sebuah rumput liar di hamparan bunga.


Widya menatap punggung Jansen dan tiba-tiba dia merasa bahwa pikirannya telah memberikan kesan yang salah. Dia merasa bahwa Pak Jansen ini cukup misterius. Dia jelas berusia dua puluhan, tetapi dia selalu memberi orang lain rasa bahwa dia begitu berpengetahuan dan telah melihat semua angin dan badai.


Mungkinkah dia telah melihat orang mati?


Mungkinkah dia telah melihat medan perang?


Atau dia membunuh seseorang?


Aku terlalu sok tahu!


"Bukankah ini rumput ekor anjing, ini rumput liar!"


Widya tanpa sadar menjawab.


"Bukan rumput liar. Faktanya, dari perspektif pengobatan tradisional, semua yang ada di bumi memiliki jiwa. Sejak rumput ini lahir, dia memiliki fungsinya sendiri!"


Jansen tersenyum dan berkata, "rumput ekor anjing menghilangkan panas, kelembapan, bengkak, menyembuhkan bisul, kurap, dan mata merah. Ini adalah obat tradisional yang bagus!"


"Apakah kamu benar-benar seorang


dokter tradisional?"

__ADS_1


Widya mengerutkan kening dan bertanya, "Di kereta, rumput liar yang kamu bawa, kamu tidak menipu pasangan paruh baya itu!"


"Apakah kamu ingin mendengar kebenarannya?"


Jansen bertanya, "Aku takut kalau aku mengatakan yang sebenarnya, kamu tidak akan memercayaiku. Aku juga takut aku akan menakutimu!"


"Kalau begitu katakan saja. Meskipun Pak Jansen cukup aneh, tapi kemampuanku untuk menerimanya juga tidak buruk!"


"Baiklah, aku lebih dari seorang dokter tradisional, aku adalah seorang dokter Huaxia yang terkenal. Di bidang pengobatan tradisional Huaxia, kukatakan aku urutan kedua, tidak ada orang yang berani untuk mengaku menjadi urutan pertama!"


Berbicara tentang pengobatan tradisional, raut wajahnya penuh dengan kepercayaan diri.


Widya tertegun sejenak. Tidak bisa dipungkiri, Jansen sangat luar biasa dan menarik rasa penasarannya, tetapi untuk mengatakan kamu dokter tradisional nomor satu memang terlalu berlebihan!


Dalam pikirannya, yang disebut nomor satu dalam pengobatan tradisional pasti orang tua dengan janggut dan rambut putih!


Bahkan kakeknya lebih baik dari Pak Jansen dalam keterampilan medis. Apa yang disombongkan oleh Pak Jansen. ini?


"Pak Jansen adalah seorang lulusan dari universitas bergengsi, jadi baiklah kalau kamu mengatakan begitu!"


Widya tidak membongkar kedok Jansen dan tertawa untuk menghadapinya.


"Aku tahu kamu tidak akan percaya!"


Jansen tidak peduli dan menggelengkan kepalanya. Sebenarnya mau Widya percaya atau tidak itu tidaklah penting. Dia tadi hanya basa-basi saja.


Jansen merenung sejenak, dia berniat untuk langsung ke intinya saja dan bertanya, "Sebenarnya, aku datang ke universitas untuk menemuimu. Ada satu hal yang ingin kubicarakan denganmu. Asalkan diskusi tersebut berhasil, aku dapat menukar barang lainnya!"


"Barang apa?"


Widya tanpa sadar mengambil langkah mundur. Seira terus mengingatkannya bahwa Pak Jansen merencanakan sesuatu yang buruk, tetapi dia tidak memercayainya.


Lagi pula, siapa yang punya waktu luang seperti itu? Demi seorang perempuan, dia mengikutinya dari kereta hingga ke universitas dan bahkan sampai datang untuk menjadi dosen.


"Biar kuberi tahu, kakekku sangat berkuasa, dan pacarku bukanlah sesuatu yang bisa kamu ganggu, kamu jangan macam-macam!"


Widya tanpa sadar mengancamnya.


Jansen menggelengkan kepalanya tak berdaya, "Menurutku kakekmu dan pacarmu sebenarnya juga seperti itu saja. Alasan mengapa aku berbicara denganmu tentang kondisi ini, bukanlah karena aku takut pada mereka, tetapi karena aku memiliki prinsip dalam melakukan sesuatu aku tidak suka memanfaatkan orang lain!"


"Widya!"


Saat ini, terdengar sebuah suara dan terlihat Roger di kejauhan. Dia mengenakan baju basket, dia membawa bola basket dan memandang, tapi wajahnya suram.


Ia jelas melihat adegan Widya dan Jansen mengobrol di hamparan bunga.


Dia tidak tahu apa sebenarnya yang sedang dilakukan Pak Jansen ini, tetapi dia sangat tidak nyaman dengan Pak Jansen!


Jika Pak Jansen tidak tahu diri, dia tidak keberatan untuk memberi Pak Jansen pelajaran.


"Roger!"


Widya menatap Jansen dengan ketakutan dan dengan cepat berlari ke arahnya.

__ADS_1


"Widya, orang itu tidak melakukan apa pun padamu, kan?"


Ketika Widya datang berlari, Roger mengerutkan keningnya dan bertanya.


__ADS_2